Enam Belas

1.2K 102 5
                                    


Kini Yibo tengah berada di kamar Zhan. Pria itu memperhatikan berbagai foto yang terpajang dan juga beberapa properti. Yibo terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya yang membuat Zhan bingung.

"Ada apa?"

"Kamarmu terlihat sangat rapi." Puji Yibo dengan senyumannya yang membuat Zhan salah tingkah dan dengan segera mengalihkan pandangannya dari menatap Yibo.

Zhan menutup pintu kamarnya setelah itu berjalan ke arah ranjang dan duduk di pinggirnya yang diikuti dengan Yibo yang ikut duduk di sebelah Zhan.

"Apa yang harus kita lakukan hari ini?..." Gumam Yibo.

"Kenapa kamu pagi-pagi ke mari?" Tanya Zhan yang bingung sekaligus penasaran.

Yibo terkekeh kecil sejenak sebelum menjawab.

"Aku tidak ingin berlama-lama di rumah." Jawabnya dengan tatapan penuh luka pada Zhan. Zhan sempat terdiam sejenak memandangi wajah pria itu yang menyimpan banyak luka, namun hebatnya dapat ia sembunyikan.

"Karena apa?"

"Entahlah... Hanya... Rumahku sepi, tapi berisik." Jawabnya seraya mengalihkan pandangan ke langit-langit kamar.

"Aku bisa menemanimu, aku akan selalu ada di saat kamu membutuhkanku, aku berjanji." Tutur Zhan seraya menepuk pelan pundak pria yang terlihat rapuh itu.

Sontak Yibo menatap Zhan dengan berlinang air mata kemudian membentang senyuman tipis. Yibo dengan cepat menarik tubuh Zhan ke pelukannya dengan niat mengutarakan rasa sesak di dadanya.

"Kau terlalu baik, Zhan..." Batinnya sedih.

Zhan menepuk-nepuk pelan punggung Yibo sesekali mengelus rambutnya.
Yibo melepas pelukannya kemudian dengan cepat mengecup bibir Zhan tanpa aba-aba. Mencengkram kuat bahu pria itu dan kemudian kecupannya berubah menjadi sebuah lumatan.

Zhan sempat mendorong tubuh Yibo tetapi pria itu tampaknya tidak ingin melepaskannya. Yibo mengajak Zhan untuk membalas permainannya yang penuh dengan nafsu. Zhan kewalahan dan alhasil tak dapat menyetarakan permainan mereka.

Yibo melepaskan lumatanya saat merasa sudah hampir kehabisan nafas, ia menatap kedua mata Zhan yang sudah terengah-engah begitupula dengannya.

"Kau yang mengatakan akan selalu berada di sisiku." Ujar Yibo seraya mendorong tubuh Zhan pelan di ranjang.

"M-maksudnya?" Zhan terlihat gelagapan dan juga panik. Ia mengedarkan pandangannya ke sana ke mari berusaha menghindari tatapan buas yang diberikan Yibo.

"Sepertinya kau tahu apa maksudku."

"Ha? Ak-"

Yibo kembali melumat bibir Zhan yang membuat pria itu tak bisa menyelesaikan kalimatnya untuk menolak. Kedua tangan Yibo mencengkram kuat bahu Zhan, menekannya agar pria itu tidak memberontak. Zhan menghindari setiap lumatan yang Yibo berikan, tetapi usahanya gagal, pria itu lebih lincah dari nya.

Zhan dengan sebisanya menyeimbangi permainan dari lidah Yibo. Dan kini ia mulai kehabisan nafas dan menepuk-nepuk dada pria itu.
Yibo dengan cepat melepas lumatanya dan menatap Zhan dengan tatapan sayu penuh nafsu.

Zhan terengah-engah dan berusaha mengatur nafasnya agar normal kembali. Tubuhnya sudah memanas dan benar-benar terpaku.

"Kamu salah mengartikan ucapan ku." Ujar Zhan dengan sedikit malu-malu.

"Aku paham apa yang kau ucapkan."

"Lalu kena-"

Yibo lagi-lagi menghentikan Zhan untuk menyelesaikan kalimatnya dengan sebuah kecupan.

Loving Your HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang