19

91 7 0
                                    

"kamu itu kaya kupu-kupu, terkejar tapi tak tergapai. Kupu-kupu semakin kamu kejar, maka semakin dia menghindar."

19. Tetap maju atau mundur?

Di minggu yang cerah ini, terlihat seorang gadis yang sedang berjalan santai di trotoar jalan, mulutnya sejak tadi bergumam, mengikuti lirik lagu yang ia dengarkan melalui earphone-nya.

Langkah kakinya membawa ia kesebuah gang sempit. Tanpa ragu, ia melangkah masuk ke gang itu. Matanya terus menatap lurus ke depan, tanpa memperdulikan kesekelilingnya lagi.

"Rumahnya dimana sih?!" Ia berdecak kesal. Lalu mulai menyalakan hpnya mencari nama kontak seseorang.

Ia mengirimkan beberapa pesan kepadanya. Lalu, tak lama kemudian beberapa langkah di depannya, terlihat seseorang yang sedang melambaikan tangannya.

"Jauh banget sih!?" Floretta berjalan ke arahnya. Lalu menatap seseorang itu dengan malas.

"Yeelah, deket ya, segitu mah!" Katanya, lalu mengajak Floretta untuk masuk ke rumahnya.

"Ada apa nyuruh gue kesini?" Tanpa basa-basi, Floretta bertanya kepadanya.

"Duduk dulu lah minimal."

"Minum dulu, minum dulu!"

Katanya, sambil terkekeh melihat Floretta yang berdecak.

"Gak ada apa-apa sih, cuma mau main aja sama lo." katanya. Sehingga membuat Floretta berdecak dan memutarkan bola matanya malas.

"Gak ada kepentingan apapun, gue mending balik deh!" Floretta bangkit dari duduknya, lalu mulai melangkah keluar rumah.

"Woy anj*r, tunggu dulu lah! Minum dulu, makan dulu. Masa mau balik gitu aja sih?!" Tangannya menahan Floretta yang ingin keluar dari rumahnya.

"Apasih! Gue mau balik ya? Lagian lo gajelas tahu!" Floretta berdecak, lalu mulai melangkah keluar dari rumah temannya.

"Anj*r Ta, elah lo mah!" Ia berdecak sebal. Matanya menatap lekat punggung Floretta yang sudah menjauh.

"Gak peka! Kejar aja terus tuh cowo, kaya dia suka aja sama lo Ta."

•••

Cuaca pagi ini terlihat sangat cerah. Matanya menyipit melihat sinar matahari di atas sana.

Kakinya melangkah masuk ke sekolah, melewati beberapa orang yang berjaga di gerbang. Matanya terus menatap kedepan.

"Eh Gas, baru dateng?" Langkahnya terhenti di depan seseorang. Kepalanya ia anggukkan untuk menjawab.

"Gue ke kelas dulu ya?!" Tanpa mendengarkan jawabannya lagi. Ia kembali melanjutkan jalannya menuju kelasnya.

Kakinya terus melangkah ke dalam kelas, berjalan ke arah bangkunya tanpa memperdulikan seseorang yang sedang menatapnya.

Matanya menelisik seinci kelasnya, tatapannya yang datar, membuat kesan dingin dalam dirinya.

Matanya itu, menatap seseorang di depan, yang sedang tertawa bersama dengan teman-temannya. Seutas senyuman tipis terlihat di wajahnya yang datar itu.

Ia terus menatap seseorang itu, hingga suara disebelahnya mengalihkan atensinya.

"Lapangan gak? Udah mau mulai upacaranya"

Ia menganggukkan kepalanya, lalu mengikuti temannya keluar dari kelas, menuju ke lapangan.

Punggungnya yang kokoh itu, membuat seseorang yang berada di belakangnya menatap lekat tanpa berkedip.

"Heh! Diliatin terus"

Langit Putih Biru {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang