Lima.

21.2K 1.2K 19
                                    

5.| ELVANO DAN ARKAN.

Seorang siswa menatap brankar UKS dengan tatapan mata tajam. Pikirannya berkecamuk, bukankah seharusnya dia tetap memantau? Kenapa dia jadi seagresif ini tadi? Jujur, ia hanya refleks.

Pergerakan yang dihasilkan dari gadis yang dia tolong tadi membuyarkan pikirannya. Dia sedikit melembutkan tatapannya.

"Gue dimana?" Tanya gadis itu, menatap sekeliling bingung.

"Lo di UKS." Jawab seseorang dari sampingnya. Dira menatap Siswa tersebut.

"Lo.. siapa?"

Siswa itu terlihat kaku setelah Dira bertanya siapa dia. Pikirannya berkecamuk hingga tepukan di pundak menyadarkan dirinya.

"Gue Arkan Algafra."

Dira mengangguk. Menatap Arkan dengan pandangan yang sulit diartikan.

Dira sedikit mengetahui tentang Arkan. Protagonis pria yang sangat mencintai Alana, walau selalu dalam diam. Di novel diceritakan, kalau Arkan banyak memajang foto Alana dikamarnya.

Dira sedikit bingung. Kenapa Arkan menolongnya? Jika di novel Arkan dijelaskan sangat mencintai Alana, bukankah itu berbahaya untuk dirinya? Secara, Dira berteman dengan Sonya.

"Lo yang bawa gue kesini?" Tanya Dira sedikit was-was.

Suara pintu UKS terbuka membuat Arkan tak jadi menjawab. Terlihat Elvano, Sekala, Sonya, Alana, dan Violetta menuju brankar gadis itu.

"Ra? Lo gapapa? Pipi Lo masih sakit?" Pertanyaan beruntun Violetta membuat Dira sedikit meringis saat Violetta menekan pipinya. Tadi ia sempat melupakan itu saat melihat Arkan disisinya.

"Jangan Lo tekan, sakit lah!" Ketus Dira sambil mengelus pipinya.

Elvano menatap pipi Dira yang sedikit bengkak dengan bekas kemerahan disekitarnya. Sial, kenapa Dira malah terlihat lucu dengan keadaan seperti itu?

Elvano dengan cepat menggelengkan kepala mengenyahkan pikirannya tadi. Yang lucu itu cuma Alana! ya, Alana!.

"Gue minta maaf Ra, harusnya gue tadi yang kena tamparan Elvano." Celetuk Sonya yang tadi terdiam. Ia melirik Elvano yang memalingkan wajahnya. Lantas dia mendekati Dira.

"Santai aja, gue gapapa. Lagian Elvano itu sepupu gue. gue ngerasa ga enak aja kalau sampe dia nampar Lo." Jelas Dira sambil tersenyum.

Entah kenapa ada getaran yang tak diinginkan hinggap di hati Elvano. Elvano merasa keberatan dengan penjelasan Dira. Padahal, dulu dia yang menyuruh Dira merahasiakan status mereka.

"Hanya sepupu, ya?" Batin seseorang diantara mereka.

~••~••~••~••~••~

Seorang Siswa berseragam Olahraga melangkahkan kakinya diantara ramainya koridor lantai satu. Pikirannya berkelana entah kemana saja. Karena tidak fokus, dia menabrak seorang siswi yang terlihat terburu-buru.

"Maaf-maaf, gue ga sengaja" ucap siswa itu sambil memungut beberapa buku yang berserakan.

Netra tajam siswa itu menatap buku Novel dengan sampul biru yang sedikit kusam. Sepertinya novel itu sudah lama.

"Itu-"

"Aku duluan ya, lagi buru-buru." Siswi itu berlari menjauhi Siswa itu yang masih terpaku pada dirinya.

"Mana mungkin? bukannya cuma gue- arghh kenapa semuanya jadi berantakan?" Dengan nafas memburu, siswa itu berlalu menuju perpustakaan.

~••~••~••~••~••~

Bel pulang baru saja berbunyi. Semua murid berlomba-lomba keluar kelas yang penuh dan sesak itu. Sementara Dira hanya menunggu sampai pintu kosong saja.

"Langsung pulang, Ra?" Tanya Violetta yang masih berada disana dengannya. Sedangkan Sonya sudah pulang dengan Sekala yang tadi menjemput nya. Ada apa, ya kira-kira?

Dira mengangguk. "Iya Vi. Pipi gue masih agak cenat-cenut kayaknya harus di kompres dulu, deh."

"Oke deh. Terus Lo pulang sama siapa? Mau bareng gue gak?" Violetta menawarkan sambil menatap ponselnya yang tadi bergetar.

"Enggak deh Vi. Gue pulang sama Elvano. Kayaknya dia juga udah nungguin, deh." Jelas Dira yang sama menatap ponsel juga.

Violetta memasukkan ponselnya ke saku rok gadis itu. Kemudian menggandeng tangan Dira yang tak memegang ponsel.

Keduanya berjalan bergandengan menuju parkiran. Disana sudah ada Elvano dan juga.. Arkan? Sedang apa mereka berdua?

"Gue peringati, jangan sekali lagi gue lihat Lo sentuh gadis gue!"

"Kalo gue ga peduli? Lo mau apa?" Arkan terkekeh seraya memasukkan kedua tangan ke saku celana abu-abunya. Pemuda berjaket hitam itu menatap Elvano sarat akan ejekan.

Dira mengerutkan keningnya. Gadis? Siapa? Apa si pemeran utama maksud mereka? Maybe.

Tapi Dira masih penasaran, bagaimana bisa keduanya bisa bertemu? Jika itu suatu kebetulan, ya mungkin saja. Tapi itu terdengar mustahil, sih.

"Gue yang nyuruh Arkan nungguin gue diparkiran. Supir gue lagi ada halangan jemput." Jelas Violetta yang mengerti raut bingung Dira.

Dira hanya mengangguk-angguk saja, tak mau membahas lebih jauh. mereka melanjutkan langkahnya yang hampir mendekati Elvano dan Arkan.

"Ayo pulang." Ajak Elvano, tangannya menarik lengan Dira kasar.

Dira mendengus. Namun tak urung menurut. Sesampainya di dalam, Dira dapat melihat Elvano yang menatap Arkan tajam. Setelah Elvano masuk, gadis itu melihat Arkan yang tersenyum sinis sekilas.

Bersambung.

Anindira's New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang