Delapan.

18.8K 1K 139
                                    

8.| MASA LALU.

Nathan menghembuskan nafas setelah mematikan rokok yang baru dihisapnya setengah. Pikirannya tidak jauh-jauh dari kejadian tadi siang. Sampai sekarang, pemuda itu belum berani berterus terang tentang suatu hal.

"Mika kecelakaan, kabarnya dia hilang ingatan, Nath."

Nathan yang kala itu sedang berada di Australia sontak membelalakkan matanya terkejut. Cengkraman tangannya pada stir mobil menguat seiring dengan cepatnya irama jantung cowok itu. Nathan mencoba tenang.

"Ini pasti bercanda, kan?" Tanya Nathan memastikan.

Bagaimana bisa percaya, padahal tadi kekasihnya itu baru saja menghubungi jika ia akan pergi menemui temannya. Mika juga mengatakan jika dia akan ditemani oleh Arshaka, sang adik.

"Bukan cuma itu, Nath. Mika juga katanya mau di jodohkan sama Elvano." Tambah Alzean yang mengabarkan dari Indonesia. Sejenak Nathan merasakan jantungnya hendak lompat dari tempatnya.

"Kalo Lo bercanda, Lo habis sama gua."

Alzean terdengar menghela nafas. "Oke. Kalo lo mau nemuin Mika untuk terakhir kalinya, Lo bisa ke rumah sakit ntar gue sharelock."

Selepas Alzean mematikan sambungan telepon, Nathan langsung memukul kuat stir mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Persetan jika dia menabrak orang, mungkin dengan itu nanti Nathan bisa terbangun dengan Mika di sisinya.

Tapi itu hanyalah sebuah keinginan Nathan sejak hampir dua tahun lalu. Nyatanya, gadis itu kini sudah menjadi milik orang lain. Puncaknya, Nathan memilih ikhlas karena mengira sang pujaan hati sudah bahagia dengan Elvano yang notabene adalah rivalnya sejak SMP.

Namun akhir-akhir ini Nathan melihat Dira yang seperti tidak akur dengan Nathan. Sejak kejadian itu Nathan memilih pindah ke sekolah Dira lantaran tak ingin jauh dari gadis itu. Tapi untungnya Nathan cukup tau diri, dia tidak mengusik gadis itu. Seolah, dia mengikhlaskan kepergian Dira.

Tak ada yang tau betapa besar Rasa yang dimiliki Nathan kepada Dira. Rasanya dunia Nathan runtuh seketika saat mendapat kabar mendebarkan itu dulu. Mungkin tidak akan pudar sampai kapanpun.

***

Sekala membopong tubuh Alana yang sudah tidak bertenaga. Dibelakangnya ada Sonya dan Dira. Violetta memilih ke kelas agar bisa meminta izin kepada guru. Sedari tadi wajah Sonya cukup masam. Dira tahu betul, pasti dia cemburu melihat Sekala yang menggendong Alana. Jangankan Sonya, Dira saja rasanya cukup jengkel.

Ada yang mencari keberadaan Elvano?

Entahlah tidak perlu dipikirkan. Karena sejak Nathan pergi tadi, Elvano juga sudah pergi meninggalkan mereka. Jadilah Sekala yang mengantarkan Alana.

Dira tidak henti-hentinya mengutuk Alana si cewek lemah itu. Dia yang menabrak, kok dia juga yang tepar? Rasanya Dira ingin mencabik wajah sok polos itu Sekarang juga.

Gadis itu merangkul Sonya sambil tersenyum. Senyum misterius yang untungnya mampu di mengerti Sonya. Sedetik kemudian mereka tertawa terbahak-bahak membuat beberapa pasang mata melihat mereka aneh.

"Kenapa?" Sekala bertanya sambil menatap kedua gadis itu heran.

Keduanya menggeleng. Sekala kemudian melanjutkan langkahnya. Tidak ada yang tahu bahwa Dira dan Sonya sedang menyusun rencana untuk memberikan pelajaran kepada si polos Alana itu.

Anindira's New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang