Bab 23. Flashback

1K 70 12
                                    


POV. Ravaniel

Tidak ada yg berjalan baik selama aku tinggal dipanti asuhan.
Semuanya berantakan.
Aku bahkan tak ingat masa kecilku.
Aku berpikir bahwa dari dulu sampai sekarang aku hidup di panti asuhan.
Hari hari ku dihiasi dengan tanda tanya.
Aku selalu bertanya, dimana keluarga ku? Kenapa mereka membuangku? Apa salahku?
Tapi aku tak pernah menemukan jawabannya.

Semuanya berjalan layaknya jarum jam, tidak ada yg berbeda dari waktu ke waktu.

Hingga....

BRAK!

"KYAAAAA! ITU DARAH!

PLAK!

"KAU GILA HAH!?"

"..."

Hingga, aku membuat kesalahan.
Tidak, Itu bukan salahku.
Aku hanya membela diri, kenapa itu menjadi kesalahan?

Kenapa?

Dia yang memulainya tapi kenapa harus aku yang mengakhiri nya?

"RAVANIEL! ucapkan maaf pada Lyonel!"

"..."

Dia yang menuduhku, dia yang memukul ku lebih dulu, dia yang memulainya....tapi....kenapa?

"Lihat, itu dia"
"Katanya dia akan dikeluarkan dari panti asuhan"
"Dia itu gila"
"Sttth jangan berisik nanti dia dengar"
"Tapi dia benaran gila!"
"Hei! Jangan keras-keras"
"Ku harap dia cepat keluar deh"

Suara-suara itu,
Mereka hanya melihat apa yang mereka lihat,
Mereka hanya menilai apa yang mereka pikirkan,
Mereka hanya bicara apa yang mereka tahu.
Tanpa ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Dasar orang bodoh" batin ku

Esoknya aku tidak benar-benar dikeluarkan dari panti aku hanya dihukum untuk menghasilkan uang sendiri agar bisa makan dan hidup.
Dan bahkan aku disuruh jualan  dipinggir jalan.

Sebenarnya bukan aku yang gila tapi mereka.
Mereka berharap aku akan hidup lebih baik dengan hidup diluar sana dengan usia 10 tahun!? Tanpa uang!?

Tapi itu tak bertahan lama, sampai aku bertemu orang baik yang menawarkan tempat tinggal dengan imbalan aku bekerja padanya ditempat nya bekerja.

Tempat ku bekerja adalah toko kecil tapi pelanggannya cukup banyak dan bosnya adalah orang yang menawarkan aku bekerja. Dia adalah Limy.
Tentu aku tidak bekerja dibagian kasir.
Aku hanya bekerja dibagian pengangkat kardus.

Semuanya berlangsung dengan baik sampai aku berumur 10 tahun.
Limy menawarkan aku masuk sekolah dengan beasiswa tidak mampu.

Sial, aku benar-benar menyedihkan.

Aku mulai sekolah, tidak ada yg menarik aku hanya belajar dan belajar.
Teman? Aku tak punya
Bullying? Ya itu ada, hampir setiap hari
Aku hanya bisa menerima tanpa ingin membalas, aku tau mereka bukanlah siswa yang tak punya apa apa seperti aku, mereka punya orang tua dan tentunya uang.

Kejadian masa lalu di panti asuhan sudah cukup membuatku mengerti bahwa dunia tidak akan berpihak pada ku.

Lelah, aku lelah.

Rasanya memuakan.

Apapun yang terjadi semuanya adalah kesalahan ku. Itulah yang mereka pikirkan.

Aku tak bisa bertindak sesuka hati, aku tak bisa melawan ketika mereka membentak ku, rasanya benar-benar tidak adil. tapi aku hanya siswa biasa, aku tak punya kuasa dan uang. bahkan aku tak cukup pintar untuk dapat nilai diatas 70. masuk sekolah pun dengan syarat tidak mampu.
Sekolah bisa dengan mudah menyingkirkan ku saat aku membuat kesalahan sebab aku tak begitu berpengaruh disekolah, kehadiran dan kepergian ku tidak diharapkan.

RAVANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang