6•| 🌻Gelo adalah Seni🌻

321 30 9
                                    

"Mau bagaimana lagi, saya tidak diberi kuasa untuk memunculkan mata uang dunia novel."

Jujur saja, boleh tidak, sih, Nebula teriakin telinga Ace keras-keras miskin benar sampai terlalu menyebalkan?

Cih, ternyata selain harus bersusah payah survive, Nebula harus berkelahi dengan momok terpenting untuk menjalani kehidupan berat mau kehidupan nyata atau dunia novel, jelas adalah uang, sandang, dan pangan. Kasian sekali, anak sekecil itu.

"Yang terpenting dari yang terpenting, kau harus merusak alur asli novel NH dan buatlah fanfic versi kamu sendiri."

Nebula mendengarkan kicauan sumbang Ace dengan ekspresi tanpa minat. Di mana-mana mau novel atau komik jika bukan melekat untuk ubah alur ya, tidak usah ikut campur dan mengikuti arus saja. Ini malah disuruh membuat ceritanya sendiri?

Ini lain dari yang lain memang, tapi Nebula merasa sedikit tertantang untuk melakukannya sebab tujuan lamanya untuk mendekap manisnya beasiswa di negara gingseng impiannya sudah terurai basi menjadi sampah hati sejak tubuhnya terbujur kaku di dunia asal.

Lumayan asyik terdengar, mungkin ada di sudut kota terpencil di mana Nebula akan mendapat tambatan hati untuk memulangkan pria lurus yang manis dan submissif yang dia idam-idamkan dan bisa digenggam dengan nyata.

Novel Nyanyian Hujan karya penulis tanpa nama itu ilustrasinya melebihi tipe idealnya, keren habis sampai gadis itu tidak kuasa untuk tenang melihat bagaimana tipe-tipe cute yang selalu dia panjatkan dalam doa muncul dengan tidak tahu diri menggoda untuk dibelai dan membuat Nebula mupeng. Jujur meskipun ada seme yang seksi dan manly, dia tidak begitu tertarik untuk memandang roti sobeknya barang sedetikpun.

"Bodo amat sama seme dan uke, akur aja tanpa masalah. Gue nggak mau ganggu aslinya, tapi ini kehendak Ace, gue bisa apa selain nurut?" Nebula berjongkok dan membuat pola-pola gambar abstrak di pasir bangunan dengan ranting pohon.

Recall-recall dulu lah ya, volume satu Novel Hujan dibagi menjadi dua POV, yaitu sudut pandang pertama dan ketiga. Dalam sudut pandang ketiga, penulis tanpa nama mendeskripsikan bab awal di mana seme pernah diculik dan hampir dijual ke perdagangan gelap manusia yang sulit diakses oleh sembarang bangsawan.

Tidak memungkinkan bagi Nebula untuk membeli gelar bangsawan paling rendah, harganya terlalu fantastis untuk jiwa miskinnya yang sekarang. Dia malu untuk mengakui tidak bawa uang sepeserpun saat dilempar Ace ke dunia ini beberapa saat lalu. Bisa disangka orang gila juga jika Nebula langsung menawarkan diri goyang helikopter atau joget Zimbabwe ala homemade.

"Ling, apa kau masih di sana?" Ebused jayanegara. Nebula lupa percakapan mereka masih terhubung dan gadis itu malah sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Hm, Ace. Harusnya setelah kau terjunkan harga diriku sebatas upil di pasar bakterial, aku bisa memahami bahasa alien dunia ini kan?" Nebula berusaha mengambil sisi positif dari kekejian Ace pada dirinya yang terdzholimi ini. Setidaknya, ya, mungkin setidaknya ... dia tidak mau menjadi sangat bodoh di dunia novel yang masih asing.

"Ya, Ling. Tentunya kau diberi kemudahan untuk itu." Ace terlalu datar dan formal. Nebula merengut tidak suka.

"Bisa tidak jangan panggil aku anak kicik-eh, Ling? Aku punya nama, Ace. Nebula Ruri Nugraha, Nebula!" Hampir kelepasan ikutan slogan sipa endegeng tivi, Nebula bisa meralat ucapannya dan terdengar keren, muehehe.

"Maaf sekali, Ling. Saya tidak bisa karena mengikuti prosedur yang dibuat Dewa Naeva. Itu mutlak tidak bisa diganggu gugat."

Harus Nebula akui, sebutan Ling terdengar cocok di telinga karena menggambarkan kasta tertinggi dunia roh, hanya Nebula tidak mau melupakan nama yang sudah tersemat sejak lahir dan segala kenangan yang membersamainya selama 23 tahun hidup, azeek.

"Terserah dah, aku terlalu lelah mana mukaku jadi butek, biasanya glowing bekas skincare 10 jeti," keluh Nebula dengan nada gamang memandangi pantulan dirinya di genangan air, lagi. Wajah penuh lumpur yang merupakan awal penderitaannya menjadi sosok cameo nyasar. Oh tidak, Tuhan.

.
.
.
.

Lengkap hanya di karyakarsa ya rek 🥰

Nebula: Efemeral ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang