# 07

658 122 21
                                    







chapter 7 — no fair

PRIA BERSURAI putih itu membuka mulutnya perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRIA BERSURAI putih itu membuka mulutnya perlahan.





“Hei.”

“Hai hei hai hei, ngomong aja langsung, gausah sok gentle,” [Name] nyerocos dengan lancar. Tampaknya bete kelas berat. Emang nianak moodnya kayak cewek. Dikit-dikit jutek. Membuat Deon yang lagi berdiri di ambang pintu mengernyit. Kok tantruman? Tumben. “Mau ikut nggak?”

“Ng?”

“Tugas.”

“....” [Name] melotot. Apa? Dia nggak salah denger ‘kan? Deon? Ngajak dia? Wow.

“Kalau sakit bilang,”







“Saya hanya berpikir mungkin kau bosan karena beberapa bulan tidak pernah keluar,” Deon berucap lagi. “Mau ikut tidak? Aku sudah berbicara pada Raja Iblis. Kau boleh ikut.”

“.....” [Name] terdiam cukup panjang. Yah, dia manusia, dia bukan siapa-siapa. Seharusnya jika ia disini, ia sudah mati sejak detik pertama ketahuan, terlebih ia mengetahui identitas Deon di Demon Realm sebagai Komandan Zero. Ia terkurung, cukup lama. Bahkan untuk keluar kastil, tidak pernah. Demon King benar-benar hati-hati mengawasinya.

Tapi entahlah beneran ngawasin apa cuma gabut saja.



Dan...

Dia ... Diizinkan?

Sebenarnya bisa terobos ajalah.

Tapi kenal sendiri sifat doi, doi mageran bikin masalah. Karena masalah hidupnya udah banyak.





Doi punya dua mode. Satu, BODOAMAT, TERJANG SEGALANYA.

Dan, aduh mager, santai dulu gak sih.






“Nggak ikut? Oke—”

“TUNGGU!!” [Name] berseru, mencegah kepergian pria berkepribadian ganda itu. “IKUUT!”






“Anda akan pergi sendirian!” Ed tampak mencemaskan Deon.

“Tidak apa-apa! Ada aku!” Ben disebelahnya menepuk dada dengan bangga.

[Name] memutar bola mata melihat pemandangan itu. Berpikir bahwa definisi Deon sendirian dari Ed adalah ketika Deon tak bersama Ed.

Deon memijat kening. Sudah penat.











Deplak deplak.

“Urp—” efek apa ini, kudanya padahal jalan normal. Kereta tidak tantrum, hawa juga enak enak aja. Yalord, [Name] mabok darat.




“Kau baik baik saja hahahaa,” diketawain Devilania. Emang dia dari awal [Name] hadir hobinya ngetawain. Alias dia adalah target bullyan Devilania. Parahnya [Name] tidak keberatan.

Even Angel KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang