Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“OEL, AKU membawakanmu buku—”
“Kyakk! Terimakasih [Name]!!!” Oel memeluk [Name] secara tiba-tiba.
“Ah iya baiklah—” aura Dernivan amat gelap. [Name] berkeringat dingin. “BAPAKE JANGAN BEGITU DONG! SERAM TAU!” lalu dengan kurang ajar melempar buku-buku dari Dunia Manusia ke wajah Letnan Komandan kelima tersebut.
“....” Dernivan kesal. Sumpah.
Anak itu ... MENGESALKAN!!
Hayo gelud. Hayo gelud.
“Oh, ini ada tutor untuk memelihara bayi juga, kau bisa baca,” [Name] mendorong Oel pelan sambil menunjukkan buku khusus yang dia bawa. “Mungkin ini akan berguna.”
“Terimakasih banyak, [Name]!! Aku sangat mencintaimu!!!” Oel dengan sangat gembira mengusap-usap kepala pria tersebut. Lalu dia menarik Dernivan pergi yang masih melempar tatapan tajam untuk menemui anak mereka.
Agak merinding.
‘Perasaan dulu ga segalak ini deh?’ [Name] mengusap kepalanya sendiri. manyun.
‘Saudara saudara warga iblis sekalian ... Aku dibenci ayah sambungku sendiri ...’ tangisnya penuh drama.
Deon as saksi bisu : ....
Jika kalian ingin tahu sebuah hal baru, Deon mendapatkan kursus dari Cavert untuk berlatih instrumen atau mencari hobi lain. Deon pasti sangat menderita karena dia hanya ingin tidur dengan tenang.
‘.... Aku tetap tidak menyukai Belis itu... Tapi tetap saja, suatu hal, dia lumayan mirip dengan Kaisar,’ [Name] menghela nafasnya. ‘Dia punya kebaikan tersendiri. Tapi fakta dia bersama Duke membuat kekacauan di seluruh dunia karena mereka berdua bosan itu sangat ...’
Urat di wajah [Name] muncul. “Ck....”
Omong-omong Hien membawakan tanaman hidup lagi. Itu bunga yang punya akal seperti sebelumnya. Bunga itu sedang memainkan rambut [Name].
Deon tampaknya bisa berkomunikasi dengan bunga tersebut. Bunga itu merespon apapun yang Deon ucapkan.
Sejak banyak hal terjadi, Deon tampak tidak terlihat menghindari ketakukan apapun. [Name] menaikkan alis. “Apa kau baik-baik saja?”
“Menurutmu?”
“Kau tidak takut dengan bunga itu, maksudku—— bukan berarti aku menganggapmu penakut, tapi bener sih—”
