SSAAATTT!! Gila ternyata aku dulu separah itu!! Kok bisa aku dulu seperti itu? (terheran-heran sendiri dengan kelakuannya masa kecil).
Ahh.. Kopiku udah abis, gerimisnya belum berhenti. Aku bikin lagi deh..
Setelah kejadian itu, hari-hari yang kulewati terasa berbeda karena sekarang Mbak Vina sudah tau kebiasaanku dan dia membiarkan aku mencium aroma kentutnya.
Saat dia sedang nyuci pakaian
Dio: "Mbaakk Vinaaa.. hhehehe"
Mbak Vina: "Apa? Kentut? Bentar.." (sambil clingak clinguk)
Brruuutt!!
Mbak Vina: "Nih..." (sambil dikipas kearahku)
Saat dia sedang menyapu lantai
Dio: "Mbbaaakk..."
Mbak Vina: "Kentut lagi? Aduuhhh..." (tangan kirinya ditaruh di pantatnya dan bersiap untuk kentut)
Bbrrruuuukkk!!
Mbak Vina: "Udah itu..." (kentut yang ditangkapnya diarahkan padaku)
Maupun saat dia sedang dikamarnya
Dio: "Lagi dong mbaaakkkk"
Saat itu dia lagi duduk dikasur, dia sudah mengambil ancang-ancang memiringkan pantatnya, mengejan memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya
Mbak Vina: "Eghh.."
Dhhuussstt
Mbak Vina: "Ehh. Tuh, gede banget ini dek, buat temen tidurmu malem ini"
Seperti sudah menjadi kebiasaan, setiap hari kulalui seperti itu. Tapi ada suatu ketika dia duluan yang menawariku.
Mbak Vina: "Dek. Ikut mbak yuk, Mbak mau eek. Kamu bisa nyium kentut mbak dikamar mandi"
Dio: "Gak ah mbak, mbak mau eek kok. Aku ga mau ikut"
Mbak Vina: "Loh, kenapa gak mau? Kan baunya juga sama aja?"
Dio: "Kalau eek aku gak suka mbak, temenku cewek aja nih ada yang pernah cepirit dikelas, aku langsung lari menjauh mbak"
Mbak Vina: "Ehmm gitu ya" (tumben-tumbennya ini anak nolak ajakanku, bukannya baunya juga sama aja)
Ada satu kejadian lagi yang aku suka yaitu menemaniku mandi. Sore itu aku sedang bermain bersama teman-temanku. Aku pulang dalam keadaan yang sangat kotor. Saat itu dirumahku, lagi-lagi sepi hanya ada aku dan Mbak Vina. Mbak Vina kaget melihat keadaanku yang sangat kotor.
Mbak Vina: "Aduuuhh. Kamu habis ngapain kok kotor begitu?"
Dio: "Abis main bola mbak sama temen-temen"
Mbak Vina: "Yaudah mandi dulu gih"
Dio: "Mbak mau nemenin ga? Hhehehe..."
Mbak Vina: "Hmm pasti ada maunya, iya kan?"
Dio: "Ahhaha tau aja mbak. Mau gak?"
Mbak Vina: "Ehhmm iya deh, mbak temenin. Buruan cepet masuk"
Kulepas semua pakaianku, tapi sebenarnya aku malu karena karena si "adik yang masih kecil" ukurannya. Kunyalakan shower dan Mbak Vina menggosok punggungku seperti momen menggosok punggung di anime jepang. Aku yang sedang keramas dan keenakan digosok punggungku tiba-tiba
Mbak Vina: "Ehh bentar deh, Mbak mau kentut nih"
Dio: "Ehhmm. Apa? Mbak mau kentut?" (aku tidak bisa mendengar dengan jelas karena suara shower)
Mbak Vina: "Iya nih, mbak kentut dulu yaa... ehhmm kentut dimana ya?" (sambil melihat sekitar)
Akhirnya Mbak Vina menemukan tempatnya. Dia turunkan penutup WC duduk, dan dia duduk diatasnya.
Mbak Vina: "Ehh dio, lihat sini ke mbak sini"
Akupun mencuci mukaku karena terkena shampoo saat aku keramas. Saat kulihat, Mbak Vina memiringkan pantatnya dan melihat ekspresi yang aku suka.
Mbak Vina: "Eghh.."
Bbrrrekk.. Bbrreekk.. Brreeeekkk.. sambil mengangkat pantatnya Jjddduuusssssttt!!
Sepertinya dia sangat lega, sampai aku melihat dia membuang nafas lewat mulutnya
Mbak Vina: "Fyuuhh.."
Dia membuka matanya dan melihat kearahku.
Mbak Vina: "Ehh, ada yang mau berdiri tapi ga bisa berdiri nih?"
Aku masih belum connect karena terdiam dengan nafasku yang berat.
Dio: "Ehh.. hmm apa?"
Mbak Vina: "Itu tuh yang dibawah situ" (menunjuk kearah burungku) "Dia mau berdiri tapi ga bisa, hhihihi" (sambil cekikik'an)
Saat itu kulihat si"adik" berkedut-kedut seirama dengan irama jantungku. Dia mencoba berdiri tapi tidak bisa. Seketika itu aku langsung menutupnya dan berpaling menghadap shower lagi. Mbak Vina kembali menggosok punggungku.
Mbak Vina: "Kamu belum mau disunat dek?"
Dio: "Mau lah. Tapi aku takut sakit."
Mbak Vina: "Emang kamu gak mau lihat "itumu" berdiri? Coba tadi kamu lihatnya waktu udah sunat. Bukan Cuma berdiri aja, tapi ada yang keluar dari situ."
Sesaat aku jadi kepikiran "sial, harusnya aku sudah sunat dari dulu kalau tau Mbak Vina memuaskanku seperti ini"(gumamku dalam hati)
Mbak Vina: "Gini deh, kalau kamu udah disunat, mbak kasih kamu hadiah deh, gimana?"
Dio: "Apa itu hadiahnya?"
Mbak Vina: "Rahasia dong. Nanti mbak bakal kasih tau."
Akhirnya sejak hari itu aku akan sunat secepatnya supaya aku bisa dapat hadiah dari Mbak Vina. Beberapa minggu setelahnya aku bicara dengan orang tuaku agar aku segera disunat. Ternyata disunat tidak sesakit yang aku pikirkan, lebih terasa menggelitik.
Setelah itu aku mendapat kabar kalau Mbak Vina memutuskan untuk keluar karena ingin berangkat ke Hong Kong untuk menjadi TKW. Sangat disayangkan memang, tapi mau bagaimana lagi. Dengan berat hati dan rasa penasaran, aku melepaskan kepergian Mbak Vina.
(Mohon maaf kepada pecinta scat, bdsm, slave atau semacamnya. Bukan bermaksud untuk menciderai kesukaan anda, karena preferensi author yang lebih suka didunia kentut maka karakter Dio ini tidak dikembangkan kearah sana. Jadi saya mohon pengertiannya. Terima Kasih)

KAMU SEDANG MEMBACA
Sniffer
Non-FictionMenceritakan perjalanan pemuda bernama Dio yang mempunyai kebiasaan unik dan aneh. Dalam perjalanannya, Dio mempertanyakan dan mengeksplorasi semua tentang kebiasaannya serta merahasiakannya dari semua orang.