04. Siang Itu Di Kantin..

375 46 2
                                    


  Awalnya, Fabian merasa senang bukan main saat gadis pujaan hatinya, Alana tiba-tiba saja menghampiri meja-nya begitu kelas mereka usai dan mengajaknya untuk makan siang bersama di kantin Sekolah.

Bukan berarti Fabian tidak sering makan siang bersama dengan gadis itu!

Sebaliknya, ia sering makan siang bersama dengan Alana semenjak mereka saling mengenal dan akrab di kelas 1. Tapi biasanya, mereka akan makan siang bersama dengan teman-teman mereka yang lain juga dan itupun seringkali Fabian yang berinisiatif lebih dulu untuk mengajak Alana makan siang bersama.

Dan momen dimana Alana yang datang lebih dulu untuk mengajak Fabian makan siang bersamanya, terlebih lagi hanya berdua? sangat amat sangat jarang terjadi! Sehingga ketika Alana hanya mengajaknya saja untuk makan siang bersama di kantin siang ini, Fabian tentu saja tidak akan menolak permintaan gadis pujaan hatinya itu!

Bahkan meskipun siang ini ia memiliki rencana rapat dengan anggota Tim Mading-nya, Fabian tanpa pikir panjang langsung membatalkan pertemuan itu dengan menyalahgunakan jabatannya sebagai Ketua.

Fabian tentu saha tahu jika sikapnya ini memang tidak bertanggungjawab. Tapi mau bagaimana lagi?

Karena jika ia menolak ajakan Alana sekarang, maka kapan lagi Alana akan mengajaknya makan siang bersama?

Tapi sayang sekali, sepertinya tindakan tidak bertanggung jawab Fabian langsung mendapatkan karma balasan siang itu juga.

Kesenangan bisa makan siang berdua dengan Alana, ternyata hanya berlangsung sebentar saja!

Kenapa?

Karena suasana senang dan berbunga-bunga di sekitar Fabian, dengan cepat berubah menjadi suasana menegangkan layaknya film horor, begitu sosok yang paling dihindari dan diwaspadainya selama hampir 2 tahun ini, tiba-tiba saja menempatkan dirinya di meja makan ia dan Alana.

Lucianna Zaphire, sepupu Alana tiba-tiba saja datang. Tanpa permisi dan basa-basi langsung duduk di samping Alana dan dihadapan Fabian. Merusak momen yang menurut Fabian adalah salah satu momen berharga dalam hidupnya dengan pujaan hatinya.

Dan tentu saja. Obrolan menyenangkan apa pun yang sebelumnya tengah Fabian lakukan dengan Alana, pun mendadak terhenti dengan canggungnya saat Lucian hadir di sekitar mereka.

Tapi tentu saja, suasana canggung dan menegangkan itu hanya dirasakan oleh Fabian seorang. Karena berkebalikan dengannya, Alana tampak sangat senang dan bersemangat menyambut kedatangan sepupu kesayanganya.

"Baru keluar kelas?" tanya Alana, beberapa saat setelah sepupunya duduk disampingnya dan membawa serta makan siangnya bersamanya.

Oleh karena itulah, Fabian dapat langsung menyimpulkan, jika Lucian pasti tidak hanya datang untuk menyapa Alana saja. Tapi juga datang untuk makan siang bersama dengan Alana juga. Atas kesimpulannya yang sudah pasti 100% benar tersebut, Fabian pun merasa semakin lesu.

Pupus sudah harapannya untuk makan siang sambil mengobrol riang dengan pujaan hatinya.

"Iya. Ada praktek di Lab," jawab Lucian, dengan ekspresi dan suara sedatar biasanya.

"Dante dimana? gak ikut?" tanya Alana lagi. Menanyakan prihal sahabat sepupunya, Dante yang biasanya senang sekali mengekori sepupunya itu.

"Di UKS. Tidur setelah minum obat." Lucian menjawab singkat, sembari menghirup pelan sesendok sup yang masih hangat dari mangkuk diatas nampan makan siangnya.

"Loh? Sakit?"

"Iya. Dari pagi demam. Nanti habis ini gue izin sebentar buat anterin dia pulang supaya bisa istirahat," jawab Lucian, sebelum memasukkan suapan sup lainnya ke dalam mulutnya.

FEMDOM : LUCIANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang