27

140 65 22
                                    

Tepuk tangan meriah menggema di lapangan SMA Garuda. Penampilan band mereka mendapatkan big applaus dari semua kalangan. Bapak/ibu guru pun ikut mengacungkan jempol bangga ke arah anak didiknya.

"Oke udah dulu ya galaunya. Sekarang kita bucin-bucin dulu", lanjut Sena seraya mengambil nafas.

"SIAP MEMBUCIN BERSAMA?", teriak Sena sambil menebar permen yang ada di kantongnya.

"SIAP!", sahut seluruh warga Smaga yang berkumpul berebut permen di lapangan.

One two, one two three go

Saat bahagiaku duduk berdua denganmu
Hanyalah bersamamu
Mungkin aku terlanjur
Tak sanggup jauh dari dirimu
Ku ingin engkau selalu

Tuk jadi milikku
Ku ingin engkau mampu
Ku ingin engkau selalu bisa
Temani diriku sampai akhir hayatmu
Meskipun itu hanya terucap
Dari mulutmu oooh dari dirimu
Yang terlanjur mampu bahagiakan aku
Hingga ujung waktuku selalu

Euforia menyambut penampilan kedua band mereka. Semua anak Smaga turut menentukan lirik lagu yang sama. Membuat Sena kembali mengembangkan senyumnya untuk kesekian kali.

Seribu jalan pun ku nanti
Bila berdua dengan dirimu melangkah bersamamu
Ku yakin tak ada satu pun
Yang mampu mengubah rasaku untukmu
Ku ingin engkau selalu

Tuk jadi milikku
Ku ingin engkau mampu
Ku ingin engkau selalu bisa
Temani diriku sampai akhir hayatmu
Meskipun itu hanya terucap
Dari mulutmu uuuh dari dirimu
Yang terlanjur mampu bahagiakan aku
Hingga ujung waktuku selalu

Tanpa sengaja, mata Sena bertubrukan dengan wajah yang sangat ia kenali. Arkan berdiri tepat di tengah lapangan. Sambil memakai topi supaya dapat menghalau teriknya matahari.

Mungkin aku terlanjur
Tak sanggup jauh dari dirimu
Ku ingin engkau selalu

Tuk jadi milikku
Ku ingin engkau mampu
Ku ingin engkau selalu bisa
Temani diriku sampai akhir hayatmu
Meskipun itu hanya terucap
Dari mulutmu uuuh dari dirimu
Yang terlanjur mampu bahagiakan aku
Hingga ujung waktuku selalu

Sena menyelesaikan lagu dengan sempurna. Banyak tepuk tangan dan riuh suara penonton yang merasa puas dengan penampilan mereka. Tak lain Melvia yang sudah mengukir senyuman lebar. Tapi tidak dengan Sena yang masih asyik memandang di satu titik.

Arkan tetap berdiri di sana. Menatap lurus ke arah Sena yang ikut membalas tatapannya. Belum sempat Sena memberikan senyum, laki-laki itu sudah berbalik badan terlebih dahulu. Berjalan keluar dari arena bazar.

Sena yang tidak paham apa maksud dari tindakan Arkan, ia langsung melunturkan senyumnya. Mulai berpikiran yang tidak-tidak tentang tindakan kekasihnya itu.

"Na! Jangan ngelamun aja dong! 'Kan kita lagi seneng gini", kejut Melinda memeluk Sena dari belakang.

Sena yang tersadar, dengan cepat ia mengembangkan senyumnya kembali. Berangkulan dengan semua anggota band lalu berdiri bersama. Grand opening sudah selesai dengan sempurna. Meninggalkan anak-anak musik yang sudah turun dan sedang duduk-duduk di belakang panggung.

"Demi apa, tadi gue nervous banget jujur", ucap Melinda membuka obrolan.

"Bisa bayangin nggak sih wajah audiens tadi pas awal? Gilakk, kek mau makan kita", lanjutnya sambil mengambil sehelai tisu untuk membersihkan jejak keringatnya.

CERITA SENA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang