~12~

2.3K 41 0
                                    

Mas duda genit
*
*
*
*
*
HAPPY READING🌻

Terimakasih banyak untuk 30rb pembaca😭😭😭, jujur lumayan shock buka wattpad, terimakasih semua🫶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih banyak untuk 30rb pembaca😭😭😭, jujur lumayan shock buka wattpad, terimakasih semua🫶


Pagi ini di hebohkan dengan orang tua istrinya yang datang untuk melihat cucu nya, ntah ada angin apa mereka datang dengan embel embel rindu, padahal mereka sama sekali tidak mau melihat cucu nya ketika lahir.

"Brayan apakah cucu ku sudah bangun, aku merindukan nya" wanita dengan wajah yang sedikit keriput tapi bergaya modern itu duduk di ruang tamu dengan keanggunan nya.

"Saya rasa sudah, nanti juga di antar kebawah"

"Brayan bagaimana perkembangan bisnis mu, papa dengar bisnis mu berkembang dengan baik, itu semua pasti hasil kerja keras mu" di sebelah wanita yang anggun itu ada pria yang tidak muda lagi namun maai berwajah tampan.

"Seperti yang papa tau, masa terpuruk ku sudah berlalu putra ku juga seakan mengerti keadaan ku, dia berkembang baik bersama ku walaupun keluarga ibu nya tidak ada yang peduli"

"Ahh Brayan jangan berkata seperti itu, ibu minta maaf ketika anak mu lahir dan anak ku meningal kami tidak dapat hadir, kau tau kan bagaimana susah nya kami melepas kan pekerjaan kami disana"

"Aku sedikit terkejut mendengar apa yang kalian ucapakan, bahkan ketika putri kalian meningal tidak ada rasa sedih di hati kalian, sebenarnya kalian menyayangi putri kalian tidak?"

"Brayan kami sangat terpuruk ketika kami mendengar putri kami meningal, tapi mau bagaimana lagi kami tidak bisa pulang jika pekerjaan kami belum selesai, papa minta maaf untuk itu"

"Jangan minta maaf padaku, minta maaf pada putri kalian yang sudah tenang disana" Brayan bernada ketua dan memandang dua orang di depan nya.

Brayan tau dua orang ini tak menyukai istri nya dulu, bahkan mereka tak memperdulikan bagaimana kehidupan istrinya, sewaktu mereka menikah, Bryan lah yang meminta tolong mereka untuk hadir dan menyaksikan pernikahan mereka, ntah lah Brayan juga tidak mengerti jalan fikiran kedua orang tua istrinya ini.

"Aduh cucu ku udah besar, bik berikan saya" kata nya sambil menunjuk kearah pangkuan nya.

Sejujurnya Lea sedikit terkejut dengan 2 orang tua di depannya, tadiemang Bryan berpesan untuk membawa putra nya turun, tapi dia tidak tau ternyata ada orang lain disini.

"Baik nyonya" dia meletakan Azam di pangkuan wanita itu.

"Brayan siapa nama cucu kami ini" kata papa sang istri.

"Bahkan namanya saja kalian tidak tau, seberapa jauh kalian tidak peduli dengan putri kalian" sejujurnya Brayan tidak membenci 2 orang tua di depannya ini namun dia hanya tak habis fikir dengan jalan fikiran mereka.

"Bibi siapa kan nama cucu kami" tanya wanita yang sedang memangku Azam.

"Azam nyonya" kata nya sambil menunduk.

"Brayan sebaiknya kau mencari ibu penganti untuk cucu ku ini, apa kau mau aku kenalkan dengan anak teman ibu?"

"Iya, atau teman bisnis papa?"

"Tidak perlu aku sudah menemukannya" kata nya sambil sedikit melirik kebelakang tempat Lea berdiri.

"Ahh baik lah Brayan papa tidak memaksa kehendak mu, dan kami tidak akan lama disini"

"kami membawa sedikit hadiah untuk cucu kami, mungkin beberapa tahun kami tidak akan balik ke negara ini, dan sebagai ucapan maaf kami terima lah sedikit barang dan uang dari kami, ini permintaan kami sebelum kami pergi dari negara ini Brayan" kata papa dari istrinya tersebut.

"Kami minta maaf atas perlakuan buruk kami, mungkin kami belum bisa menjadi orang tua yang baik dan nenek kakek yang baik, tapi percaya lah Brayan apapun itu kami akan menolong mu selalu" kata wanita yang sedang mengendong Azam.

Sebenarnya Brayan ingin menolak pemberian mereka tapi mengingat perkataan mereka Brayan hanya diam, dia bingung harus merespon apa.

"Dan kau nona aku titipkan cucuku padamu, jaga dia dengan baik dia lah harta terakhir kami yang di tinggalkan ibu nya, aku tau Brayan menyukai mu, aku berharap kalian bahagia dengan kehidupan kalian"

Setelah berbincang bincang cukup lama dan di lanjutkan makan siang, akhirnya orang tua istrinya pergi, Brayan hanya tersenyum, Brayan tau mereka orang baik, hanya saja waktu yang membuat mereka menjadi buruk, dan itu semua sudah berlalu hidup harus berjalan bukan?.

"Lea hari ini aku tidak ke kantor bagaimana kalau kita ke kebun binatang?" Dia menatap Lea yang sedang mengendong sang putra.

"Boleh deh pak, saya juga bosan di rumah terus"

"Yasudah kamu siap siap sana biar pergi saya tunggu di mobil"

ʘ⁠‿⁠ʘ

mas duda genit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang