11. Terpaksa Menjadi Anjing Pemburu

272 30 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• Pluto •



Seperti yang tertulis pada lembar chapter sebelumnya, 'madu atau racun'. Isi hidup bagaikan madu dan racun atau sebaliknya. Madu saat kamu akan merasakan manis yang tiada tara lalu setelahnya diberikan kepahitan tak terhitung hingga lidahmu mati rasa.

Hidup itu terkadang penuh candaan, ia akan diberi kebahagiaan hingga terbang langit ketujuh lalu setelah itu mendapatkan racun yang membuatnya jatuh ke dasar tanah. Pemilik semesta gemar bercanda dengan kehidupan.

Acap kali ia mewanti diri, jika hidup penuh kejutan. Namun diri tak juga mau mengerti. Diri dirayu madu hingga lupa diri.

Di setiap madu yang ia rasa, maka ia harus bersiap pada racun yang menunggu.

Maniknya curi-curi pandang pada setiap mata yang memandang rendah padanya. Tak mau ambil pusing pada setiap tatapan itu, namun ternyata ia tak bisa menghiraukannya begitu saja.

Tatapan mereka mengerikan, layaknya melihat seorang narapidana kasus kejahatan paling kejam yang berkeliaran bebas. Manik mereka tajam, kerutan alisnya meruncing, dan bibirnya terkadang bergemuruh layaknya guntur. Seonghwa hatam betul dengan mimik muka seperti itu.

Berjalan di antara puluhan siswa maupun siswi membuat dirinya merasa seperti menjadi seonggok daging hina yang berlenggak-lenggok memamerkan daging tanpa sehelai kain, menggelikan.

Namun, itu yang dirinya rasakan.

Jika ditanya, apakah ia merasa sesak saat semua itu terjadi? Ia akan dengan tegas menjawab, iya.

Semua kejadian itu begitu menyesakkannya, tenggorokannya tercekat seperti ada rantai kawat imajiner yang melilit.

Hidupnya tak seperti ini dulu, dia adalah pribadi penuh warna, ia masih menjadi manusia yang merasakan bagaimana manisnya madu. Tersenyum hangat saat seseorang memanggil untuk menarik atensi atau saat seseorang memberikannya sepucuk surat yang disimpan di dalam loker miliknya tak lupa dengan batangan cokelat, namun kini loker itu selalu dipenuhi oleh sampah.

Diri ini terlalu terkejut saat semua itu berubah menjadi racun. Para pemuja kini mencemoohnya, entah sebab apa, entah apa yang mereka dengar sehingga semuanya berubah sekejap mata. Padahal mereka tak ada sangkut pautnya pada masalah ini, mereka hanya figuran yang membantu memanasi keadaan.

Kini, nasi sudah menjadi bubur, dirinya hanya bisa menikmatinya walau bubur terasa seperti tanah.

Ah! Hal mengerikan terjadi saat semuanya tak lagi menganggapnya ada. Jika dulu mereka memandang dirinya rendah kini mereka tak berani menatapnya. Seonghwa merasa seperti makhluk tak kasat mata.

Seonghwa ada, tapi tidak dianggap.

Ketika dirinya bertanya semuanya mendadak diam, tak ada yang mau menjawab. Menurutnya itu yang paling menyakitkan daripada dianggap rendah. Tak dianggap ada.

Pluto [Joonghwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang