25. Tanda Tanya (?)

154 20 8
                                    

• Pluto •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pluto

Tangan kurus membuka pintu rumah miliknya secara perlahan, memasuki sebuah hunian yang ia sebut sebagai rumah dalam arti yang sesungguhnya sembari memegangi luka nyeri yang masih ia rasakan di tengkuk juga punggung.

Berjalan menuju dapur tentu tak lupa kebiasaannya untuk meminum sebotol air dingin dari dalam almari es yang berjejer rapi sengaja ia siapkan untuk persediaan.

Setelah melega kembali ia membawa kaki mengarah pada kamar yang menjadi tempatnya beristirahat. Membuka pintu dengan gantungan dreamchater berwarna abu dan menyimpan tas gendong di samping nakas. Tangan itu membuka almari baju, memilah beberapa pakaian untuk ia pakai tidur.

Sebuah baju tidur set berwarna hitam yang ia dapatkan dari hadiah merakit lego beberapa tahun lalu menjadi pilihan terakhirnya.

Kedua tungkai berjalan ke arah kamar mandi, kedua tangan membantu buka semua kain yang menempel pada tubuh. Rasanya semua permukaan kulitnya lengket oleh keringat dan nyeri tak karuan.

Tak sengaja menatap pada sebuah cermin dekat pintu masuk kamar mandi, maniknya memindai tubuh yang semakin hari semakin kurus. Tinggal menunggu dirinya dijemput saja.

Sebenarnya kematian bukanlah hal menakutkan baginya jika itu untuk Mingi, tapi kematian akan menakutkan jika ia tau dalam keadaan apa ia akan mati.

Seakan dihantui, membantu dirinya sadar kalau waktu itu akan tiba. Cepat atau lambat.

Seonghwa membawa tubuh sepenuhnya menghadap pada cermin, matanya terjatuh pada dada sebelah kiri yang menghitam, sudah lumayan tak sehitam waktu itu. 

Ujung jari mencoba meraba luka di dadanya, tak lagi merasakan apapun namun bekasnya masih terlihat jelas, lalu melanjutkan kegiatan. Saat akan membuka celana kain yang menjerat kedua kaki jenjangnya, Seonghwa berhenti.

Ia terdiam waktu melihat luka bakar memenuhi sebagian kakinya, luka bakar bekas itu dan luka bakar yang mereka taruh tempo hari. Tubuhnya ini sudah seperti samsak.

Namun herannya tubuh sebabak belur ini, kenapa belum mati juga.

Seonghwa membalikkan tubuh hingga punggungnya yang menghadap pada cermin, kepalanya menoleh dan mendapati luka baru terlukis dengan indah di bagian belakang tengkuk dan punggung.

Dirinya, seorang lelaki bertubuh kurus dan surai panjang menutupi sebagian wajah yang hidup sebatang kara di tengah hiruk pikuk semesta.

Ada kalanya dia bertanya-tanya, untuk apa dirinya hidup? Menjadi samsak gratis milik Anubis?

Dunia itu sungguh tidak adil. Mereka akan terus menindas yang lemah demi kesenangan pribadi. Menghalalkan segala cara agar hasratnya terpenuhi.

Pluto [Joonghwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang