18. Susu Strawberry

171 24 8
                                    

• Pluto •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pluto •

"Lu punya hubungan apa sama Mingi?" Tangan Seonghwa mengambang di atas luka Hongjoong dengan manik perlahan terjatuh menjauh dari pandangan.

Deru nafasnya tiba-tiba memendek tak teratur ketika kalimat mengalun bebas dari bilah bibir Hongjoong.

Tersadar dari lamunan, Seonghwa buru-buru menyelesaikan proses mengobati luka ini. Merapikan semua barang-barang ke tempat semula dan bangun dari duduknya tanpa mengucapkan sebilah kata. Tangan Hongjoong dengan sigap mencekal pergelangan tangan Seonghwa. Tak peduli bahwa tangan yang mencekal lengan Seonghwa adalah tangan yang terluka.

"Segaboleh itu orang asing buat tau?" Hongjoong semakin mengeratkan cengkeramannya tapi tetap berusaha tak menyakiti dia, "Lu bisa percaya sama gue."

"Gue ga pernah sudi nganggep lu ada."

Kalimat itu tiba-tiba menabrak ingatannya begitu keras, Seonghwa menyatukan kedua alis.

"Aku cuman target San yang dipilih Mingi langsung, ga ada hubungan khusus." Hongjoong perlahan ikut bangun guna menyeimbangkan tinggi.

Membawa sebelah lengan dia ke dalam genggaman sembari menatap manik sehitam malamnya yang terus menunduk, "Apa yang udah lu lakuin? Gue harap bisa bantu."

Mata sehitam malam menoleh kaku menatap tepat pada maniknya, tatapannya yang lembut berubah seakan kalimat itu menyakiti hatinya. "Apa urusan kamu sama masalah aku? Apa yang kamu cari dari masalah aku?"

Seonghwa menatapnya nanar.

"Hwa--

"Sikap kamu selama ini cuman mau bawa aku terbang tinggi terus dilempar gitu aja ke tanah. Apa yang mau kamu lakuin setelah tau semuanya?"

Hongjoong total kelu, ia tak bisa menyusun kalimat untuk menjawab pertanyaan tiba-tiba seperti ini. Pertanyaan ini tak pernah terlintas di benaknya akan ditanyakan langsung oleh Seonghwa.

Seonghwa tetap terdiam menunggu jawaban dari lelaki di depannya, "Gue mau semua ini selesai, penderitaan lu dan penderitaan semua orang. Anubis udah terlalu jauh, Hwa."

"Siapa yang menderita?"

Tunggu, Hongjoong tak mengerti dengan balasan pemuda di hadapannya. Jelas-jelas pemuda ini menderita karena perbuatan Mingi, mengapa masih mengelak?

Seonghwa melanjutkan, "Toh, aku bakal tetep mati kapan pun walau kamu bantu." Setelah mengatakan itu Seonghwa menghempaskan jeratan tangannya dan berjalan menuju kamar.

Tumit berhenti di pintu kamar, "Kamu boleh pulang, aku mau istirahat."

Suara pintu kamar yang tertutup sebagai penutup. Tubuhnya dilempar pada sofa dengan pandangan tak lepas dari pintu dengan gantungan dreamcatcher berwarna abu.

Pertanyaan sang malam menamparnya keras.

Apa yang mendorongnya untuk terus menggali? Apa yang membuatnya ingin sekali mengetahui masa lalu lelaki itu? Apa yang akan ia lakukan setelah mengetahuinya?

Pluto [Joonghwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang