Mencurigai

225 8 0
                                    

Happy reading

"Andreas."

"Dea."

Kami saling menyebut nama.

Aku sungguh tidak menyangka. Akan bertemu dengannya lagi. Rupanya Ia sudah memiliki seorang anak. Lantas di mana suaminya.

Dea segera mengalihkan pandangan. Lalu mebawa Kai dalam gendongannya.

"Sayang, mommy cari Kai kemana-mana loh. Ternyata kamu di sini."

"Maaf Mommy, Cai di sini sama Uncle tampan baik, yang nolongin Cai."

"Memang apa yang terjadi pada Kai? "
tanya Dea penasaran. Mengabaikan sosok Andreas yang terus memperhatikan mereka.

"Meleka selalu bilang Cai tidak punya papa."

Deg

Hati Dea meringis mendengar penuturan polos anaknya.

"Mommy, Cai lebih suka tinggal di lumah kita dulu. Cai tidak suka di sini. Meleka semua jahat mommy."

Sama halnya dengan Andreas, entah mengapa hatinya ikut merasakan sakit. Celotehan polos Kai membuat Andreas sesak. Bocah empat tahun itu, begitu pandai memahami situasi.

"Maafkan mommy yang datang terlambat sayang."

Dea tidak dapat berkata banyak, sebab ini bukan kali pertama Kai mendapat perlakuan seperti itu dari teman-temannya. Selama dirinya kembali ke Indonesia membawa Kai. Banyak sekali mulut-mulut netijen yang mengurusi hidupnya. Kendati demikian, Dea tetap mencoba mengabaikan hujatan demi hujatan yang menghampirinya.

Itu juga yang menjadi alasan utama Dea saat mengandung Kai. Dea memilih pindah ke Singapura, menetap selama empat tahun di sana. Karena Dea tidak ingin memdapat hinaan dan cacian. Yang nantinya akan berdampak pada mental jiha kandungannya.

Dan benar, selama Dea di Singapura tidak ada yang mengurusi hidupnya seperti di Indonesia. Mereka cenderung bodo amat pada kehidupan orang lain. Sangat jauh berbeda di Indonesia.

Salah tingkah sedikit saja. Bisa jatuh mental kita di buat bibir-bibir netijen.

Namun, pada akhirnya Dea membawa Kai kembali ke Indonesia, tentu dengan pertimbangan yang matang.

Meski harus menanggung resiko, tetapi Dea sudah bertekad akan menjadi garda terdepan bagi Kai. Saat ada orang yang ingin menghina atau menindas anaknya itu.

Dea tidak akan membiarkan siapapun membuat Putri kecilnya terluka.

"It's oke mom, ada uncle tampan yang bantu Cai."

Kata Kai lucu. Matanya berbinar saat menatap Andreas.

Dea hanya bisa terdiam.

"Terima kasih telah menjaga Kai. Kami permisi."

"Ayo sayang kita pulang."

Kai mengangguk dengan polos

"Dadah uncle tampan, sampai jumpa."

Kai melambai pada Andreas sembari memberi kiss by. Tingkah Kai begitu lucu. Membuat hati Andreas lagi-lagi menghangat.

Andreas terus menatap kepergian Dea bersama Kai. Perasaan Andreas mendadak menjadi sedih, seperti tidak rela Kai pergi meninggalkannya.

Tidak sedikit pun Andreas memalingkan pandangannya dari mereka. Sampai Dea menghentikan sebuah taksi, lalu masuk dan taksi itu melaju.

Setelah kepergian mereka. Andreas pun beranjak dari taman. Menaiki mobil mahalnya denagn perasaan hampa.

AndreasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang