열 다섯

522 53 4
                                        

Yoshi sudah tidur sekarang di temani Asahi. Iya, Yoshi mungkin sudah merasa nyaman dengan Asahi. Padahal, awalnya mereka sangat canggung bahkan jarang mengobrol bersama.

Hey lihat sekarang? Yoshi menjadi sangat manja. Tapi tidak masalah, Asahi sangat menyukainya. Kenapa? Karena dari sini Asahi bisa belajar bagaimana menjadi sosok kakak yang bisa menyayangi adiknya dan bertanggung jawab akan adiknya.

Padahal, dulu Asahi sangat pendiam lebih dari kata pendiam, kadang sering di Katai di patung. Iya, Asahi jarang berbicara, ia hanya akan berbicara seperlunya saja.

Sekarang, Yoshi sudah terlelap. Asahi perlahan turun dari kasur dan berjalan ke luar dengan menutup pintu secara perlahan.

Asahi berjalan perlahan menuruni tangga. Ia melihat Junkyu dan Jihoon sedang bermain ponsel masing masing di ruang tengah.

Tapi tunggu? Dimana keluarga mereka? Orang tua mereka? Ah, apa mungkin mereka sedang di taman belakang? Tapi untuk apa ya, kan ini sudah malam.

Masa bodo, Asahi memilih ke dapur mengambil air untuk di minum. Namun sesaat, pandangannya teralih pada satu bingkai di dalam laci yang baru ia buka itu. Disana, terdapat foto Yoshi, Hyunsuk dan kedua orang tuanya. Yoshi masih sangat kecil rupanya. Bahagia? Tentu, tapi sesaat.

"Kak?"

Asahi menoleh, mendapati Junkyu yang sudah berdiri di belakangnya. "Kenapa belum tidur?" Tanya Asahi.

Junkyu menggeleng. "Jihoon menyuruhku untuk menemaninya menyelesaikan tugas sekolahnya, aku juga mengantuk si.." keluhnya mengadu.

Asahi mengangguk paham. "Tugas apa memangnya?" Tanya Asahi lagi.

"Kalau tak salah di, tentang Kimia sepertinya" jawab Junkyu.

Asahi kembali mengangguk. "Tidur saja. Jihoon, kakak saja yang menemani" tutur Asahi.

"Sungguh? AKHIRNYA AKU BI—mpphhh!"

"Berisik. Sana tidur!"

"Siap laksanakan captain!"

Asahi menggelengkan kepalanya. Ia lantas mengambil gelas dan menuangkan air, meminumnya kemudian menghampiri Jihoon yang masih sibuk berkutat dengan buku dan ponselnya.

"Sudah malam, istirahat." Titah Asahi.

Jihoon menggeleng. "Ini harus selesai, Minggu depan di kumpulkan." Jelas Jihoon memberitahu.

"Iya, tidur. Tau tau besok selesai saja"

Jihoon menghentikan acara menulisnya. Ia menatap Asahi. "Kakak yang akan mengerjakan ini?" Tanya Jihoon.

Asahi mengangguk. "Gurumu, Han Ssaem kan?" Tanya Asahi dan di angguki Jihoon. "Kakak sudah membahas soal itu, nanti kakak yang menyalin. Sana istirahat" tutur Asahi sembari duduk dan merebut buku Jihoon serta ponsel Jihoon.

"Ponselmu nanti kakak yang charger"

Jihoon mengangguk. "Terima kasih."

Asahi tersenyum. Tanpa mereka sadari, orang tua mereka memperhatikan mereka dari balik pintu belakang. Benar dugaan Asahi, mereka berkumpul di taman belakang bahkan sekarang mereka mengintip momen mengharukan ini.

Entah kenapa, hati Asahi seakan tergerak jika melihat teman temannya kesulitan. Rasanya, jiwa kakak nya selalu keluar. Apalagi, sekarang mereka memanggil Asahi dengan sebutan 'kakak' dan itu membuat Asahi semakin sadar bahwa dirinya harus lebih dewasa.

Puk.

Asahi menoleh, mendapati Nami dan Akemi yang ada di belakangnya. Kedua orang tuanya lantas duduk di samping Asahi hingga menghampiri Asahi yang berada di tengah.

NOT ME || YOSHINORI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang