3 Hari berlalu, Jihoon dan Junkyu sudah kembali bersekolah bersama Asahi. Awalnya keduanya menolak, tapi Asahi memaksa.
Sebenarnya Jihoon malas sekolah karena ingin menemani Yoshi di rumah sakit. Tapi ayahnya selalu membujuknya dengan cara apapun bahkan akan membelikannya motor, katanya. Ya, bagaimana Jihoon tidak luluh hatinya? Itu mimpinya!
Saat ini Jihoon tengah fokus mendengarkan gurunya menjelaskan di papan tulis. Tugas Kimia yang Asahi kerjakan sudah di kumpulkan.
Beberapa kali Jihoon mengeluh pusing dan meminta pulang, padahal mah alesan doang.
Junkyu juga sama. Mereka tuh bukan sakit atau dan lain sebagainya. Tapi mereka tuh pengennya pulang dan jagain Yoshi udah itu aja.
Bel istirahat berbunyi. Ia malas ke kantin karena ramai, alhasil Jihoon memilih tidur di kelas.
"Kau tak ada niatan untuk ke kantin? Lapar aku, lapar" ajak Jay.
Jihoon menggeleng. "Malas. Sana hush! Hush!"
Tap. Tap.
Asahi masuk dengan satu roti dan botol minum di tangannya. Jay yang melihat cukup kagum si dingin Asahi tiba tiba menghampiri kelasnya.
"Woah, Asahi terkenal itu datang kesini? Untuk apa?" Tanya Jay.
Asahi tak menjawab, ia langsung menaruh makanan dan minum itu di meja Jihoon.
"Makan. Kakak tidak suka kalian sakit, Junkyu juga makan."
"WHAT?! KAKAK?!" Teriak Jay heboh.
Terkejut? Tentu saja terkejut. Bagaimana tidak seorang Asahi yang di kenal dengan kehebatan dalam bermain basketnya dan kehebatannya dalam bidang musik.
Jihoon yang melihat ekspresi terkejut temannya memasang wajah julid membuat Jay bergidik ngeri.
"Setelah ini kemana?" Tanya Jihoon pada Asahi.
"Kelas pulang jam?" Tanya balik Asahi.
"Sepertinya jam satu. Kenapa?"
"Nanti kakak jemput, kakak pulang awal jam 10. Belajarlah dengan rajin, maka orang tuamu akan bangga. Paham?"
Jihoon mengangguk. "Terima kasih kak!"
Asahi mengangguk dan langsung meninggalkan Jihoon bersama Jay masih dengan ekspresi terkejut atas percakapan tadi.
"Dia kakak mu memangnya?" Tanya Jay penasaran.
"Lebih tepatnya kakak beda orang tua" jelas Jihoon.
"Tapi, kau dengannya sama sama memiliki harta melimpah kan?"
PLAK!
"Mau apa? Mobil? Sepatu? Atau kartu kredit?" Tanya Jihoon.
Jay membulatkan matanya. "KAU GILA?! Tapi boleh deh, handphone saja. Kebetulan, ekhem" Jay mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan menunjukkannya pada Jihoon di iringi senyuman manis. "Sudah seperti ini" lanjutnya sembari memasang cengiran.
Jihoon tersenyum kembali. "Tentu saja."
"Sungguh?!"
"Minta ayahku."
"DASAR PARK JULID JIHOON!"
-o0o-
Tiada hari tanpa menangis. Tiada hari tanpa masalah, dan bukan hidup namanya jika tidak di datangkan nya masalah.
Bagaimana rasanya menunggu orang yang sangat kita rindukan itu bangun dari koma? Bagaimana rasanya yang biasanya tertawa bersama, banyak berbicara atau bahkan biasanya mereka melakukan hal yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT ME || YOSHINORI [SELESAI]
Teen FictionSeorang anak yang selalu di perlakukan tak baik oleh walikelas nya di sekolah. Remaja yang amat genius, ia tak pernah di tuntut oleh sang ayah, tetapi ia selalu berusaha untuk mendapat nilai sempurna. Hanya saja, ayah dan kakaknya selalu membenciny...
![NOT ME || YOSHINORI [SELESAI]](https://img.wattpad.com/cover/361602312-64-k96139.jpg)