Bab. 3

465 34 10
                                    

Taejung terus memukul Haechul membabi buta. Pikiran Taejung benar-benar sudah gelap. Emosi dan amarah telah menelan kewarasan Taejung. Bahkan ketika dengan tak tahu malunya Haechul meminta ampun padanya, Taejung pun masih bergeming.

Haechul mengerang kesakitan dan ke tiga temannya sudah terkapar tak berdaya. Pertarungan yang semula hampir tak berpihak pada Taejung pun, kini menjadi kemenangan dipihak Taejung. Benar-benar keturunan Ketua Mafia.

Tapi raut cemas dan takut masih senantiasa membingkai wajah cantik Taeha. Mungkin dia memang lemah dan cengeng, tapi ketahuilah jika Taejung lebih rapuh dari dirinya.

Bahkan Taeha masih saja terus menangis, memeluk erat kakaknya dari belakang sembari terus melontarkan permohonannya agar kakaknya itu mau berhenti memukuli Haechul yang bahkan sudah tidak ada tanda-tanda begerak.

"Kak Tae... aku mohon berhenti..." Tangis Taeha tergugu di belakang Taejung. Emosi masih menguasai diri Taejung, ucapan Taeha pun hanya terlewat begitu saja di rungu Taejung. Matanya sudah gelap karna melihat kondisi Taeha tadi.

"Kak Taejung... Taeha mohon... Dia bisa mati nanti..." Taeha semakin terisak dan pelukannya pun semakin erat. Namun lagi-lagi Taejung tak menggubrisnya, Taejung masih menendangi perut Haechul.

"Kau tahu Taeha.. siapapun yang menyakitimu dan membuatmu menangis, dia pantas mati, tak terkecuali diriku sendiri." Sekarang bukan hanya Taeha yang menangis, tapi juga Taejung. Ia merasa gagal menjaga adiknya.

.
.

Jungkook belum bisa tenang sebelum mendapatkan kabar jika kedua anaknya sudah berada di tempat yang aman. Bahkan setelah mengetahui jika Taejung sudah menemukan Taeha, Jungkook justru malah semakin membuat Taehyung bertambah cemas.

Taejung memiliki emosi yang tidak stabil, mungkin karena ketika Jungkook sedang mengandung Taejung, banyak sekali rintangan dan tekanan hidup pada Jungkook. Jika Taeha tampak begitu manja dan gampang menangis, Taejung tampak mudah marah dan juga gampang bersedih. Terlebih jika kesayangannya ada yang menyakiti.

Taehyung mengelus lembut pundak Jungkook, memeluknya dari samping lalu mencium pipinya. "Taejung akan tumbuh jadi anak yang kuat, percayalah padaku sayang..." Ucap Taehyung masih menciumi pipi Jungkook.

Jungkook mengulas senyumnya sembari menatap wajah tampan pendampingnya dari pantulan kaca besar yang menjadi pembatas antara rumahnya dengan taman samping yang luas dan di penuhi dengan beraneka ragam tanaman bunga.

Taehyung masih memeluknya dari samping, tatapannya yang teduh merangkup wajah ayu Jungkook yang samar-samar masih terlihat kerutan cemas.

Namun perlahan Jungkook mulai rileks dan menghangat seiring dengan pelukan Taehyung yang dirasanya semakin erat namun tak membuatnya sesak.

Tanpa menoleh ke sisi samping, Jungkook mengulurkan tangannya dan mengelus pipi pendampingnya. Beberapa tahun ini Taehyung terlihat lebih tenang, dan bisa menguasai emosinya. Lelakinya ini semakin bertambah umur, semakin matang juga cara berpikirnya.

Mungkin memang sudah saatnya untuk Taejung yang bergerak. Biarkan Taejung menumpahkan semua emosinya. Ini adalah masa-masa pertumbuhan dan perkembangan untuk putra sulungnya.

.
.

Taejung baru berhenti setelah Yoongi datang dan menyentak lengan Taejung. Disambut dengan tatapan dingin, Yoongi bersmirk. Taejung benar-benar mirip dengan Taehyung saat masih muda. Emosi yang menggebu dan amarah yang meluap tanpa peduli.

Duplikat dari Pemimpin Mafia Blackdragon.

"Paman..." Itu Taeha yang memanggil. Dia merasa lega ketika melihat dua pamannya ada di sana. Dan tak lama setelah Taeha memanggil Yoongi... Taeha kembali memanggil pamannya. Namun kali ini bukan suara lega, tapi suara yang berteriak histeris.

SWEET MAFIA 2 {BxG}  {BxB}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang