Bab. 8

315 30 5
                                    

Soekjin bersiap dengan baju operasinya. Melihat luka dan memar keunguan di bahu Taejung, ponakannya. Soekjin tahu bahu Taejung pasti retak atau patah. Soekjin pun  menghidupkan mesin CT Scan didalam ruangan. Memastikan dengan benar apa yang dia prediksi.

Setelah mendapat hasilnya, Soekjin bergegas menyuntikkan obat anestesi pada bahu Taejung. Taejung yang sudah tak sadarkan diri pun masih menutup matanya rapat. Dibantu oleh salah satu asistennya, Soekjin memulai operasinya.

Jimin, Yoongi serta Namjoon nampak menunggu diruang tengah. Mereka duduk dengan tenang sambil meminum wine dihadapan mereka. Wajah Namjoon mengernyit ketika melihat layar pada macbook miliknya. Sesaat lalu Yoongi memberikan sebuah flashdisk pada Namjoon.

"Sialan!" Gerutu Namjoon menatap serius layar dihadapannya. Yoongi dan Jimin saling pandang.

"Siapa Joon?" Yoongi bertanya datar. Menatap tajam pada Namjoon.

"Park Bogum. Kepala Kepolisian Seoul." Namjoon bersmirk sambil menyandarkan tubuhnya.

"Dia mulai mencari nerakanya sendiri rupanya." Tipal Jimin bersandar di bahu Yoongi.

"Kau bisa kecolongan Joon? Anak buahmu ingin bermain rupanya." Yoongi pun tertawa kecil sembari mengusap kepala Jimin yang bersandar. Sedikit mengejek Namjoon sebagai Menteri Pertahanan.

"Kau bereskan atau aku yang mengurusnya Hyung?" Tanya Namjoon pada Yoongi. Hening sesaat.

"Kita tunggu Taehyung datang. Sekalian kita lihat hukuman apa yang akan Taehyung berikan setelah anak kesayangan Jungkook tersakiti."

.
.
.

Didalam pesawat Taehyung masih memeluk tubuh Jungkook dalam kamar pribadi kecil yang memang tersedia dalam pesawat pribadinya.

Terlihat beberapa kali Jungkook nampak tak nyaman dalam tidurnya. Entah bermimpi atau memang sedang memikirkan sesuatu. Taehyung pun tak bisa menutup matanya. Tangannya hanya sibuk mengusap lembut punggung Jungkook. Dan satu tangannya melihat layar ponselnya.

"Taehyung... " Ucap Jungkook lirih dengan mata masih tertutup. Tangannya mengerat memeluk pinggang suaminya.

"Hmm... Tidurlah sayang... Sebentar  lagi akan sampai." Taehyung mengecup pucuk kepala Jungkook lama.

"Kau juga tidurlah sebentar. Kita pikirkan urusan bisnismu nanti setelah tiba di rumah." Jungkook mengecup dada bidang Taehyung. Taehyung pun tersenyum kecil kemudian kembali mencium kepala Jungkook.

"Baiklah.. Ayo kita tidur sayang." Mereka pun akhirnya bersama tertidur. Satu jam lagi perjalanan mereka akan sampai.

Di mansion Soekjin, Taeha dan Hosoek datang beberapa saat. Taeha sedikit berlari memasuki mansion papi Soekjin. Wajahnya nampak khawatir dan sayu. Yoongi, Jimin dan Namjoon yang mendengar suara derap lari menengok bersamaan.

"Papaaa Namjoon.... Dimana kak Taejung?" Taeha berhambur memeluk tubuh Namjoon. Namjoon pun tersenyum.

"Tenang princess sayang.. Kakakmu sedang ditangani oleh papi Jin.. Jangan menangis sayang." Ucap Namjoon sambil mengusap punggung Taeha. Taeha masih menangis lirih.

"Kak Taejung tidak kenapa napa kan pap? Kak Taejung baik-baik saja kan?" Taeha menatap Namjoon dengan wajah sedihnya. Namjoon mengusap airmata keponakan tersayangnya.

"Tidak apa princess... Kakakmu akan membaik sebentar lagi." Namjoon menjelaskan dengan senyum dimple dipipinya. Taeha pun kembali memeluk tubuh pamannya.

"Princessnya paman ncim... Ayoo kita ke kamar saja. Tunggu Daddy dan Mommy mu datang ya." Jimin menarik lembut tubuh Taeha. Mengusap sisa airmata di pipi manis Taeha.

SWEET MAFIA 2 {BxG}  {BxB}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang