Hello, Buddies^o^ -!
Happy reading.
✦ . ⁺ . ✦ . ⁺ . ✦
Takdir itu seperti gulungan benang usang, yang sudah sangat tua hingga setiap kali ingin menariknya harus berhati-hati agar tak putus dan membuatnya rusak. Lalu waktu─ waktu mengalir seperti air terjun, jatuhnya air tak bisa kembali naik ke atas. Untuk itu dibutuhkan keyakinan saat ingin memilih keputusan.
Harus kemana?
Jadi manusia yang mana?
Apa jalan ini benar?
Manusia kerap kali mengalami kegagalan hanya karena salah dalam memilih jalan.
Tunggu. Apanya yang hanya? Bahkan anak kecil pun bingung ketika diberi pilihan es krim atau permen, karena apa? Terlampau menarik dan suka.
Seperti itulah pilihan─ pilihan hidup, kalian akan memikirkan bagaimana kemungkinan terbaik hingga lupa risikonya.
Seperti Cassie 7 tahun yang lalu.
Setiap malam ia lewati dengan kacau, kepalanya sungguh berisik, hatinya terasa sesak. Hingga waktu datang menyelamatkannya, membiasakannya. Ia berbaur dengan rasa tak nyaman itu. Menerima? Lucu sekali! Mati-matian ia menekan kegundahan itu, ia belajar─ seperti air terjun. Ia akan terus mengalir, mengikuti bagaimana tatanan alur hidupnya.
"Cass, hari ini kau ada pemotretan?" tanya gadis cantik menatap penuh tanya pada gadis disampingnya.
"Tidak. Kenapa, Liz?" Itu Cassie, ia tumbuh menjadi gadis cantik. Rupanya semakin menawan saja, ah! Tinggi badannya bertambah.
Elise Hargen, atau biasa dipanggil Liz─ merupakan sahabat Cassie sejak ia masuk ke sekolah menengah.
Tebak berapa umur Cassie sekarang!
17? Salah.
18? Salah.
19? Benar!
Kenapa ia masih di sekolah menengah dan tidak ke Universitas? Tentu saja ia tinggal kelas. Ia terlalu sibuk dengan dunia modelling sehingga nilainya berantakan. Sekolah memang mengizinkan ia bekerja, namun Cassie terlalu lalai.
"Ada Caffee baru di depan sekolah, mau pergi kesana?" tanya Elise.
"Tentu saja! Lusa aku harus pindah lagi, jadi aku akan menghabiskan waktu seharian denganmu!"
Raut wajah Elise menjadi murung. "Kenapa kau selalu pindah negara, Cass? Apa kau tak lelah mengulang kelas, huh?"
"Aku sendiri tak begitu mengerti. Jangan bersedih, kita masih bisa bertemu lagi!"
"Tunggu aku menyusulmu setelah lulus, okay? Aku pasti akan kuliah disana bersamamu!" ucap Elise menggebu-gebu.
Cassie terkekeh melihat semangat sahabatnya. "Tentu saja. Aku menunggumu, Liz."
"Kali ini ke mana kau akan pergi?"
"Indonesia."
"Mhm. Ap─ yippee, pulang!"
Bel pulang sekolah berbunyi, para murid membereskan semua peralatan masing-masing. Cassie dan Elise terlihat santai, padahal yang lain satu persatu sudah keluar kelas.
"Liz─,"
Ucapan Cassie terhenti karena dering ponselnya, nama 'Dante' terlihat jelas. Cassie memberi kode Elise untuk mengangkat telepon, Elise mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/357707855-288-k920635.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption and Fate
Fantasy[warn: mature, harsh word, kissing scene, etc] Jiwanya diturunkan untuk menebus kesalahan, namun bukannya melakukan hal baik untuk kembali, ia malah melakukan hal sebaliknya. Hidupnya seperti opera tak berujung. Setiap kehidupan, ia gagal. Bagaima...