Hello!
Don't forget coment and vote, Loves!✦ . ⁺ . ✦ . ⁺ . ✦
Cassie tidak terlalu penasaran tentang bagaimana ia tiba-tiba menjadi murid Scuola Primaria, tentu saja dengan identitas yang berbeda. Cassie satu sekolah dengan Dante, yah, mana mau anak Matthew itu jauh darinya. Contohnya saat ini, Cassie akan memasuki kelas dan memperkenalkan diri, Dante mengikutinya!
"Perhatian! Jangan berisik dan biarkan teman baru kalian memperkenalkan diri!" Wanita muda yang menjadi wali kelas pun memberikan instruksi kepada murid-muridnya yang sangat rusuh. "Silahkan perkenalkan dirimu, Sayang," ucapnya tersenyum pada Cassie.
"Hai, teman-teman. Namaku Cassandra Leticia. Bi--,"
"Tunangan saya," potong Dante, wajahnya congkak sekali. Murid-murid pun terkejut, sama seperti bu Guru yang melongo. Yah, sebenarnya sudah tak asing lagi dengan rotasi hidup keluarga konglomerat. Namun bukankah Dante ini terlalu blak-blakan? Lagipun untuk apa ia menyampaikan hal tak penting seperti itu!?
Cassie tersenyum kaku, tersenyum semanis mungkin meski kekesalan menumpuk di ujung kepalanya, siap meledak kapan saja. Ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan kesan bahwa ia ramah lho! Beberapa hari terakhir, Anne sering merecokinya. Seperti ini :
"Apa kau tak bisa bersosialisasi, Cassie? Kenapa banyak maid yang takut dan ragu untuk masuk ke kamarmu? Apa Mommy perlu memanggil guru etika untukmu?"
Itu semua karenanya yang terlalu rajin, jadi ia tak perlu memanggil maid untuk membersihkan kamarnya. Ia ingin menjadi anak baik! Kenapa malah disangka buruk seperti itu!?
Tentu saja ia sudah pernah bertemu guru etika di kehidupan sebelumnya! Sungguh, demi apapun, guru etika itu membuatnya stress. Dengan rayuannya, Anne tak jadi memanggil guru etika untuknya. Kelas etika adalah kelas terburuk!
"Sayang sekali. Padahal Cassie ingin kujadikan kekasih di masa depan," bisik salah satu Siswa kepada teman sebangkunya. Kelas yang begitu hening, suaranya pun terdengar jelas.
"Huh? Ah, hehe ... " Cassie tersenyum kikuk, ia ingin menghilang sekarang! Mau marah pada Dante pun percuma, remaja itu memegang seluruh kendalinya.
"Jangan coba-coba," peringat Dante, menatap tajam Siswa yang berbicara demikian. Namun sepertinya Siswa itu tak memperdulikannya. Cih, berani sekali, pikir Dante.
Dante mengalihkan tatapannya pada Cassie, mengusap surai Cassie yang terurai. "Belajar dengan baik, ok? Kakak akan kembali saat jam istirahat. Tunggu Kakak," tuturnya.
Dante membalikkan badan, menundukkan kepala singkat pada bu Guru dan berlalu pergi.
"S--silahkan duduk di dekat Neema. Neema angkat tanganmu."
Pelajaran pun dimulai, beberapa siswa/i tak begitu memperhatikan penjelasan Guru, mereka lebih sering melirik penasaran pada Cassie.
.𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚
"Kenapa Kakak mengatakan hal seperti itu tadi?"
"Ingin. Tak apa, 'kan?"
Cassie hanya bisa menghela napas dan tersenyum begitu manis, meski tangannya menggenggam erat garpu. Tak sopan, 'kan, saat sedang makan malah menusuk seseorang dengan garpu? Mhmm, apa tak masalah jika orangnya menjengkelkan? Seperti Dante ini, Cassie ingin sekali menusuk matanya itu! Mata yang selalu menatapnya penuh puja, terkadang terlihat seram saat ia melakukan hal salah menurutnya.
Ia sudah mengenal Dante sejauh apa? Hah, yang pasti belum sejauh ia mengenal Killian, 'kan?
"Kakak kelewatan. Bagaimana jika Dad marah?"
Dante menepati ucapannya beberapa jam lalu. Keduanya tengah menyantap makan siang di kantin, dengan tatapan murid lain yang terlihat seperti laser. Seperti bisa kapan saja melubangi tubuh Cassie.
"Mhm, lalu? Marah, ya, biarkan saja. Kakak hanya ingin menjagamu."
Menjaga?
Menjaga model apa itu!?
Apa ada cara menjaga seperti itu!?
"Menjaga ... Ya?" tanyanya mengambang, entah kepada siapa. "Yah, baiklah. Terserah Kakak," lanjutnya sebelum kembali melahap makanannya.
Untuk saat ini tak apa ia tunduk pada Dante. Hanya untuk beberapa tahun kedepan, sebelum ia melebarkan sayapnya.
"Bagaimana jika di masa depan ... Ucapan Kakak menjadi kenyataan, Cass?" celetuk Dante, membuat keduanya berkontak mata cukup lama, sebelum Cassie memutuskan untuk menatap makanannya.
"Bagaimana? Itu tak akan pernah terjadi, Kak. Tak akan pernah," tekan Cassie. Ia kehilangan selera makan.
Sudut bibir Dante terangkat. "Dante will always get what he wants."
Deg.
Kalimat itu, persis seperti ucapan Matthew dan Anne. Kenapa kehidupannya selalu dipenuhi teka-teki diluar nalar seperti ini!? Otaknya bisa meletus!
"Dante lebih berbahaya dari seekor singa, Cass."
Itu ucapan Matthew padanya. Entah, ia pun tak mengerti. Memangnya ada apa dengan Dante? Apa remaja itu terkena gangguan jiwa?
Ia ... Belum melihat sisi berbahaya itu. Dante juga sangat membatasi diri, pertahanannya kuat. Apa Cassie bisa menghadapi kejutan dari Dante selanjutnya?
"Jangan takut padaku, jangan waspada padaku, jangan memberikan tatapan yang membuatku sakit. Mengerti, Cass?" tanya Dante dengan wajah memelas, terlihat begitu menyedihkan.
Itu rules buatan Dante untuknya, ia barusan menatapnya was-was. Siaga satu!
"A--aku melihat hantu, Kak."
Hei, apa tak ada bualan lain yang lebih baik?
"Hng? Apa sudah pergi?" tanya Dante sembari berdiri dan duduk disamping Cassie.
"Ya. Sepertinya takut denganmu," jawab Cassie. Ia hanya diam saat kepala Dante memberati pundaknya.
"Apa aku menyeramkan?"
"Sedikit."
"Apa Cassie takut padaku?"
"Takut? Tentu saja tidak."
"Terima kasih."
"Hm?"
"Terima kasih, Cassie."
"Sama-sama?"
.𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚
Koridor sekolah terlihat lebih ramai karena para murid berbondong-bondong menuju parkiran. Jam sekolah sudah selesai, waktunya untuk pulang. Cassie pun menjadi salah satu diantara para murid itu.
Karena terlalu ramai, pundak Cassie bertemu cukup keras dengan pundak orang lain. Pasalnya raga Cassie ini lebih mungil dari yang lain, seperti kena stunting!
"Maaf, maafkan aku!" Cassie membungkukkan badannya tanpa melihat siapa yang ditabraknya. Berlalu pergi menghampiri pangeran Estevez.
"I got you, Love ... " bisik orang itu, ditengah kerumunan.
Mata tajamnya memincing saat melihat adegan dimana Cassie digandeng oleh tangan lain dan itu remaja laki-laki, laki-laki!
"Huh, that motherfucker?"
・・・・・・・・・・・・
To be Continued!
Pasti udah bisa ditebak, siapa tuh orangnya.
m i o ──ᝰ.ᐟ
18, Januari 2024
![](https://img.wattpad.com/cover/357707855-288-k920635.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption and Fate
Fantasía[warn: mature, harsh word, kissing scene, etc] Jiwanya diturunkan untuk menebus kesalahan, namun bukannya melakukan hal baik untuk kembali, ia malah melakukan hal sebaliknya. Hidupnya seperti opera tak berujung. Setiap kehidupan, ia gagal. Bagaima...