9

8 0 0
                                    


Hi hi Sunfriends~ udah maem blm? Maem dulu yaw. Semoga puasa buat besok lancar ya bestie bestie 💅🏼


Happy reading









Hati-hati. Bukan untuk anak kecil 🔞. Agak ekspilit
















Suara dering ponsel terdengar nyaring dari saku celananya. Jono merogoh saku celana jeans-nya untuk mengambil ponsel mahal yang terus bergetar dan berdering. Jempolnya bergerak menggeser layar ponsel untuk mengangkat panggilan seluler yang masuk.

"Ya, Aji. Kenapa?" tanyanya setelah mengangkat panggilan.

"Tuan muda, saya mendapatkan informasi bahwasannya tuan muda Epul pergi ke rumah utama Mahardika pada pukul 10.57 dini hari," lapor Aji mendetail.

Diam. Tangannya mengepal keras sebagai bentuk emosinya saat ini.

"Ada fotonya?"

"Ada, tuan. Akan saya kirimkan segera." Aji yang berstatus sebagai pengawal pribadinya sekaligus mata-mata selama ia sedang kuliah langsung mengirimkan foto dari tangkapan cctv di mansion ke ponsel Jono.

Pria itu mengamati foto Epul yang berjalan memasuki halaman mansion dan disambut para pelayan di kediaman tersebut. Perasaannya campur aduk. Antara kesal, kecewa, khawatir. Kesal karena ia merasa dibohongi, kecewa karena Epul yang adiknya sendiri seolah sedang menyembunyikan sesuatu, dan khawatir tentang ada keperluan apa antara ayah serta adiknya itu sampai membuat ekspresi Epul benar-benar datar saat terlihat di foto.

Berbagai dugaan sempat mampir ke benaknya. "Aji, terus korek informasi tentang ayah dan Epul." Jono menitah. "Baik, Tuan muda."

Panggilan langsung dimatikan. Jono memasukkan kembali ponselnya, kemudian melangkah memasuki mobil.

"Tempat. Kayak biasanya," tutur Jono pada supir pribadinya. Mengerti tempat yang dimaksud saat melihat raut wajah yang terlihat menahan kesal itu. Mobil melaju dan berhenti di sebuah bangunan bertingkat.

Hari masih siang. Namun club malam yang harusnya beroperasi malam hari itu buka. Mungkin sedang mengurus sesuatu.

Joy's King adalah sebuah club malam kasino sekaligus tempat para penjudi bagi banyaknya sebagian orang. Dan Jono adalah salah satu di antara mereka.

Jono adalah pelanggan setia yang selalu mampir ke tempat tersebut. Biasanya sekadar untuk ia minum-minum dan menikmati tarian para penari tiang yang cantik nan seksi. Ia sering mengajak para pelacur untuk menemaninya. Namun tidak sampai meniduri mereka.

Sebutan yang melekat padanya adalah 'Bajingan Perjaka'. Jono adalah sumber uang bagi pemilik tempat tersebut. Maka dari itu ia selalu diperlakukan baik oleh para pekerja di sana.

Jono masuk dan bertemu dengan bartender kesukaannya. Setiap racikan dari tangan-tangan pria itu sangat membuatnya berselera.

"Tumben banget buka siang-siang gini, Deo." Ia bertanya-tanya. Bartender bernama Deo itu tersenyum santai seraya membersihkan gelas-gelas dengan kain lap.

"Bos lagi ngurus data-data para pelacur baru. Datang malam ini."

Jono hanya mengangguk sekali. Biasanya sebulan sekali akan ada para jalang baru yang datang untuk bekerja di sini menggantikan jalang-jalang lama yang sudah berhenti karena kekenyangan uang.

"Ini bos ada ninggalin berkasnya." Deo menggeser lembaran-lembaran data dari tes para pelacur baru untuk diberikan pada Jono. Ia menerimanya, dan membaca satu persatu biodata juga hasil tes mereka.

Maruella GoddessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang