[Aloha! Part 7 datang. Lagi-lagi harus aku ingatkan bahwa ini versi Wattpad. Ini aku lakukan karena aku sangat menghargai pembaca yang sama juga menghargai kepenulisanku. Mereka yang mau mengikuti karyaku dengan cara membagi sebagian rezeki mereka untukku. Ya, aku menulis sebagai sumber penghasilanku. Aku mencintai kegiatan menulis, dan aku membahagiakan keluargaku dari sini. Tuhan nggak tidur untuk memberikan aku jalan ini. Buat kalian yang masih sangat keras memprotes soal scene yang terpotong-potong, aku nggak akan ambil pusing. Kita punya jalan masing-masing untuk menikmati karya setiap orang.
Anyway, AU Version sudah muncul part terbarunya. Silakan baca AU version secara gratis di Instagram freelancerauthor. Aku juga suka menginfokan atau bahkan spoiler apa yang sedang aku tulis meski itu cerita yang belum tayang. Happy reading!
Pada saat kencan ketiga, Zephyr berusaha untuk membujuk Reya mengajak Fin. Namun, pria itu tetap tidak berhasil. Reya tidak bersedia untuk membawa Fin apa pun bujukan pria itu. Sebenarnya Zephyr melakukan itu karena kencan ketiga mereka ini tidak ditentukan dimana tempatnya. Sudah dua kali mengajak Reya ke mall, tapi tidak ada yang menarik. Mereka hanya melihat-lihat kesana dan kemari tanpa benar-benar nyaman mengobrol berdua. Karena memang membicarakan hal yang sangat berat di tempat umum tidak menyenangkan sama sekali. Belum lagi Reya bukanlah tipe perempuan yang suka dengan keramaian.
Maka sekarang Zephyr membawa perempuan itu ke rumahnya di Surabaya. Pria itu dengan mudah melakukannya karena memang kakaknya sudah pulang ke Jakarta. Setelah banyaknya waktu yang dilewati di Surabaya dan Zephyr juga sempat bolak balik ke Jakarta, dia kembali ke Provinsi Jawa Timur itu karena memang ingin menjalankan pendekatan dengan Reya ini berhasil.
"Ini rumah siapa?" tanya Reya.
"Rumahku."
Perempuan itu tampak terdiam dan memikirkan sesuatu.
"Bukannya kamu tinggal di Jakarta?"
"Iya. Di Jakarta rumah keluargaku. Ini rumahku."
"Kenapa malah beli properti disini? Bukannya pekerjaan kamu lebih banyak di Jakarta?"
Zephyr membuka rolling door yang langsung menghadap ke bagian samping rumahnya, dimana terdapat taman kecil dan kolam renang yang tidak terlalu besar. Angin masuk dari sana ke dalam begitu pintu tersebut dibuka.
"Karena udah lama ada rencana bikin pembangunan pabrik di sini, aku tahu kalo harus punya hunian yang nggak bayar sewa dan menghabiskan uang. Rumah adalah keputusan yang bagus. Aku juga nggak harus berbagai lantai dengan orang asing."
Zephyr dan Reya memiliki kesamaan pada hal tersebut. Reya tidak suka dengan keramaian tempat umum, dan Zephyr tidak suka bertemu dengan banyak orang di hotel atau apartemen di lift. Mereka tahu bahwa lebih nyaman untuk tidak dilihat atau diusik oleh kemungkinan untuk berbasa basi dengan orang lain.
"Aku lupa bahwa kamu memang anak sultan, Zep."
Mendengar kalimat tersebut, Zephyr langsung melayangkan tatapan tajam pada Reya. "Kenapa itu lagi yang dibahas? Kita sama-sama manusia, dan dari apa yang aku lihat, kamu dan kakak kamu bukan keluarga miskin."
"Itu rumah kakakku. Kalo aku diusir dari sana, aku jelas jauh lebih miskin. Kamu harus pertimbangkan bagian itu kalo mau hubungan kita berlanjut."
"Kalo kakak kamu nggak menginginkan kamu untuk tinggal di sana lagi, aku dengan senang hati akan membawa kamu pulang ke rumahku. Nggak ada penilaian ke dirimu sendiri bahwa kamu miskin. Itu adalah penilaian yang menjatuhkan diri kamu sendiri. Stop merendahkan diri kamu seperti itu, Rey."
***
Zephyr merapatkan tubuhnya hingga Reya terdorong mentok ke dinding. Dia tahu bahwa rumah dalam keadaan yang sepi akan membuat sesuatu terjadi. Dia bukan pria naif. Sebab yang ingin Zephyr ketahui juga berkaitan dengan dengan seks yang ingin dilakukan pria itu bersama Reya kali ini.
"Zep ... ini kamar kakak ipar kamu."
"Not anymore. Ini rumahku, nggak ada ruangan yang bukan milikku."
Zephyr memberikan usapan pada dada Reya yang masih lekat dengan pakaian, lalu bergerak turun untuk menyelipkannya di pinggang perempuan itu. Dia menatap Reya yang bibirnya terbuka mengatur napas sembari mengamati kemana tangan Zephyr berkelana.
"Can we play now?" tanya Zephyr serak.
"Play what?"
Zephyr meremas pinggul perempuan itu sembari berkata, "Playing the fire between us, to make our bodies burn into a hot flame of love."
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI BERCINTA /TAMAT/
General Fiction[BACA SAMPAI FINISH DI KARYAKARSA KATAROMCHICK.] Reya tahu indahnya bercinta. Namun, pria yang bercinta dengannya tampak hanya menilai itu sebagai persetubuhan biasa saja. Sebab pria itu hanya memikirkan satu nama. Nama yang bukan Reayadewi Pranatha...