Part 9: Want You
“Kencan hari ini kenapa nggak kita coba bawa Fin?”
Reya terkejut dengan apa yang Zephyr tawarkan. Dia tidak tahu bahwa Zephyr bisa akan sebegini peduli dengan kehadiran Fin. Ada rasa yang selalu waspada, tapi Reya juga bisa melihat reaksi Zephyr yang biasa saja. Entah bagaimana Reya harus bereaksi pada Zephyr yang tidak menganggap Fin tidak penting, pun tidak terlalu ingin tahu sebegitu detailnya.
“Kenapa harus bawa Fin? Lebih baik dia sama mamanya,” jawab Reya dengan hati-hati.
“Kamu ini tante yang nggak peduli sama ponakan, ya? Masa nggak pernah ajak main ponakan kamu?”
“Enak aja! Aku selalu jagain Fin sendirian kalo mamanya pergi dan kakakku kerja.”
Mereka masih sempat-sempatnya berdebat di teras untuk mempertimbangkan keikutsertaan Fin.
“Yaudah, bagus. Anggap aja hari ini mamanya Fin dapat kesempatan buat me time supaya nggak baby blues. Aku pengen mbak Kinanti nggak menilai aku jadi calon kamu yang nggak peduli sama keluargamu, Rey. Aku ingin menunjukkan bahwa aku memang serius.”
Reya berdecak dan masih berusaha memutar alasan. Dia cemas jika Fin ikut serta dalam kencan ini. Bukan karena Fin anak yang nakal atau tidak bisa diam, hanya saja Reya tak mau ketahuan sekecil apa pun itu kesamaan Fin dengan Zephyr nantinya.
“Menunjukkan keseriusan nggak harus dengan menjadi sosok sok pahlawan dengan bawa ponakanku, Zep.”
“Itu bukan sok pahlawan, Rey. Itu dedikasi. Hitung-hitung aku belajar untuk jadi ayah. Siapa tahu pembuahan kita di kencan—”
“Oh my God, stop, Zephyr! Kamu nggak seharusnya mengatakan itu di sini!”
Zephyr melepaskan tangan Reya yang membekap mulut pria itu dengan pelan. “Berarti aku boleh ngomong soal itu di tempat lain?”
Reya memukul dada pria itu tak serius. “Don’t tease me! Aku nggak mau berakhir bad mood dengan kelakuan kamu yang begini, ya, Zep. Lagian Fin baru tidur—”
“Huwaaaa! Umbu! Huwaaa!”
Perdebatan mereka terhenti karena tangisan Fin yang menggelegar. Anak itu tampaknya sedang panik karena tidak mendapati Reya disekitarnya menjelang tidur dan bangun tidur.
Tanpa berkata apa-apa, Reya meninggalkan Zephyr di teras dan masuk dengan cepat.
“Kenapa, Mbak?” tanya Reya pada Kinanti.
Fin sudah berada di gendongan Kinanti saat Reya masuk. Anak itu mengulurkan tangannya pada Reya dan mengalungkan lengan pada leher perempuan itu.
“Dia nyariin kamu, untung kamu belum berangkat. Fin cuma butuh pelukan kamu sebentar, habis itu kamu bisa pergi sama Zephyr. Nggak apa-apa.”
Reya mencoba untuk mempercayai apa yang Kinanti katakan, karena tak mau untuk membawa Fin di kencannya dengan Zephyr. Namun, setelah beberapa menit berjalan, Fin mengamuk jika Kinanti mencoba menarik tubuh anak itu dari gendongan Reya.
“Aa au aa au!”
Karena terlalu banyak drama yang diciptakan oleh Fin, akhirnya Zephyr ikut masuk dan menawarkan ide pria itu tadi kepada Kinanti.
“Kalo Fin lebih nyaman untuk ikut Reya, saya nggak keberatan dia ikut kami, Mbak Kinan. Itu pun kalo diizinkan.”
Kinanti tentu saja tidak langsung dengan mudah mengiyakan. Dia menatap Reya lebih dulu, tapi Reya tidak bisa memberikan keputusan apa pun di depan Zephyr yang sedang bertanya pada Kinanti. Jika memberikan kode seperti apa pun, maka besar kemungkinan Zephyr akan curiga.
“Kamu yakin nggak akan ganggu waktu kamu dan Reya? Fin itu anak yang aktif, dia mungkin akan bikin waktu kalian melelahkan.”
Reya diam-diam menghela napasnya lega. Kinanti setidaknya tidak melakukan tindakan yang jauh dari perkiraan.
“Saya nggak keberatan, hitung-hitung mau latihan gimana rasanya ngasuh anak sama Reya. Iya, kan, Rey?”
Pertanyaan itu membuat Reya memejamkan mata sejenak. Dia juga merasakan tubuh Fin yang berat. Tidak bisa membalas dengan segala kelegaan.
“Gimana Mbak Kinan aja. Kalo keberatan Fin dibawa, mendingan di rumah aja.”
“Yaudah, coba sini Fin sama Mama, ya.”
[Yuhuu! Maaf baru update lagi ya. Aku sibuk menyelesaikan naskah ini. Yaps, cerita ini sudah tamat di Karyakarsa kataromchick. Aku sudah buat harga paket juga, jadi bagi kalian yang gak mau ribet beli satu-satu, silakan langsung beli harga paket untuk baca semua part. Happy reading buat kalian semua, dan jangan lupa follow Instagram freelancerauthor untuk selalu dekat denganku😍]
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI BERCINTA /TAMAT/
Ficción General[BACA SAMPAI FINISH DI KARYAKARSA KATAROMCHICK.] Reya tahu indahnya bercinta. Namun, pria yang bercinta dengannya tampak hanya menilai itu sebagai persetubuhan biasa saja. Sebab pria itu hanya memikirkan satu nama. Nama yang bukan Reayadewi Pranatha...