CHAPTER 5

12 3 0
                                    

Assalamu'alaikum semuanya. Kabar kalian gimana? Semoga sehat ya ^^

Puasanya gimana nih?

Aku kembali setelah hiatus. Berapa lama ya? 10 tahun ada ga sih :D

Masih inget sama cerita ini gak?

Coba, nama lengkap Arisha siapa?

Nama lengkap Alluara?

Nama lengkap Zaylan?

Nama lengkap bapaknya tetangga aku?

SEMANGAT PUASANYA BAGI YANG MENJALANKANNYA YA!

SIAP????? Harus :)

***

"Ketika amarah menguasai diri, maka ribuan ucapan pun tak akan di dengarkan"
Arisha Alvaretta ー

HAPPY READING!!!
.
.
.
.
.
.
.

***

Suana pagi yang cerah di sekolah membuat Arisha mengembangkan senyumannya. Tak terasa, kini dirinya tidak lama akan segera lulus dari sekolah SMP Bina Bakti. Mengingat dirinya sebelum bertemu teman-temannya, hanya gadis cupu dan pendiam yang menjadi sasaran untuk dibully dan dijadikan budak oleh kaka kelasnya yaitu Bianca dan Chika.

Arisha tengah berjalan di lapangan dan melihat sekitar, tidak lama kemudian teman-temannya menghampiri.

"Sha, lo ngapain disini?" tanya Alluara pada Arisha.

"Pengen aja. Gak kerasa kita udah kelas 9 aja, kalo seandainya dulu gue pilih sekolah lain, gue gak akan ketemu manusia-manusia macam kalian ini," ucapnya.

"Gini-gini juga kita itu unik, lho."

Arisha tersenyum. "Gue yang awalnya cuma gadis pendiam yang susah dapat teman, menjadi bahan bullyan. Eh ketemu kalian malah─"

"Jadi reog," potong Aruna lebih dulu membuat mereka tertawa bersama. "Ke kelas yuk, gak lucu kalo kita di jemur karena telat masuk kelas." Mereka mengangguk dan segera ke kelasnya.

Sesampainya di kelas, Arisha dan teman-temannya sudah disambut dengan suasana heboh. Ada yang sedang kejar-kejaran, ada yang lagi teriak-teriak gak jelas, ada yang marahin mereka. Mereka pun saling pandang yang hanya bisa tersenyum melihat kerusuhan warga kelas 9 ini.

"Ini kelas buat belajar atau buat adu bakat?" tanya Alluara.

"Mereka mana ada bakat anjir! Manusia absurd semua," jawab Dhea.

Mendengar itu Arisha dan Aruna terkekeh. "Bakat, bakat manjat, bakat rusakin fasilitas kelas, bakat nunggak uang kas, bakat teriak sampe telinga pecah, bakat tidur, bakat bikin guru depresi dalam satu kali mengajar, benar?" ucap Arisha menatap Alluara.

Alluara mengangguk dan tertawa. "Hahaha, betul! Pinter banget."

Ting-ting-ting
Ting-ting-ting-ting

Bel masuk pun berbunyi, murid-murid pun segera duduk di bangku mereka dan menunggu guru masuk ke dalam kelas.

"Assalamu'alaikum, semuanya," ucap seorang wanita paru baya yang memasuki kelas.

Tentang Arisha (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang