Eps.9

1.1K 126 19
                                    

                "Aku pernah membaca ini puluhan kali. Tapi tetap terasa seru!" monolog Y/n.

Dia menaruh komik yang dibacanya, mengambil beberapa jilid yang berbeda dengan judul yang sama.

Malam ini dia libur membantu bekerja di restoran milik pamannya. Dengan separuh uang yang masih tersisa di dompetnya, dia memilih menghabiskan waktu ke café komik yang letaknya lumayan jauh dari rumahnya yang kumuh itu.

Di tengah asik bergumul dengan kumpulan komik bergenre romansa itu. Dia mendapati ponselnya berdering, ada satu notifikasi masuk dari Jaemin.

Jaemin : Kau sedang di restoran tidak?

Y/n : Tidak

Jaemin : Kau ada di mana?

Y/n : Café komik

Tak ingin diganggu oleh Jaemin. Dia mematikan ponselnya. Sehari –ah, atau paling tidak semalam saja dia tidak diganggu oleh para lelaki gila itu.

Tapi begitu Y/n ingin membaca jilid kedua, matanya tertuju pada pintu depan yang terbuka. Dia membelalak kala pandangannya langsung bertemu dengan iris mata Jaemin. Ingin bersembunyi di balik komik yang dia pegang, lelaki itu lebih dulu menemukannya.

Jaemin mengambil komik tersebut dari tangan Y/n. Dan duduk di depan Y/n.

"Kenapa kau bisa tahu aku ada di sini?" Y/n merampas kembali komik itu dari tangan Jaemin, "aku sama sekali tidak memberitahu nama tempatnya."

"Café komik ini pernah ada di buku mu yang berjudul Tsundere bukan?"

"Kau membaca novelku yang lain?!"

Jaemin langsung menutup mulut Y/n. Beberapa pasang mata menatap mereka dengan pandangan terganggu.

Y/n menepis tangan Jaemin.

"Bisa dibilang aku salah satu pembacamu," jawab Jaemin. Dia mengambil komik yang sebelumnya sudah Y/n baca, "kau ingat waktu Haechan bertemu denganmu pertama kali? Itu adalah novel milikku yang belum kau tanda tangani."

Y/n menaikan sebelah alisnya. "Untuk seukuran mafia. Seleramu unik juga."

"Aku suka bagian adegan dewasanya. Kau menulisnya dengan detail dan mudah dibayangkan."

Wajah Y/n bersemu merah. Dia menepuk kepala Jaemin menggunakan komik yang dipegangnya. "Kotor sekali pikiranmu."

"Kan kau yang menulisnya, berarti pikiran mu lebih kotor dariku," ujar Jaemin tak mau kalah.

Y/n menopang dagu. Dia tidak ingin membahas mengenai hal ini pada Jaemin, yang ada malah membuatnya semakin malu. "Sudahlah baca saja dengan tenang. Kapan lagi kita menikmati hidup sesantai ini, jika tidak masuk ke dunia ini?"

"Benar juga, sih," Jaemin membalikan halaman pertama, matanya membaca tiap balon dialog yang ada di komik tersebut, namun mulutnya tetap tidak bisa diam, "bertahun-tahun aku menjadi mafia. Aku selalu hidup dalam bayang-bayang buronan kelas dunia. Apa lagi harus kucing-kucingan bersama Sunghoon, dia mengganggu sekali."

Y/n melirik Jaemin sekilas. Dia berniat menanyakan alasan Jaemin menjadi mafia yang membuat hidupnya tak tenang, tapi sepertinya itu masalah personal yang tak mungkin Jaemin jawab juga. Dia pun menanyakan hal lain, "berarti kau sedikit menikmati hidupmu di sini ya? 'Kan kau hanya menjadi murid nakal, paling hanya jadi incaran guru saja, bukan jadi incaran CIA."

Yandere » You X NCT Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang