Mana nihhh yang tungguin cerita Altair dan Clarissa eheheh. Maaf ya pink vakum lama banget soalnya sibuk real life. Tapi Alhadulillah pinkk balik lagi untuk menghibur kalian lewat cerita cerita pink yang freak ini huhu😭
Ohh iya, pink juga bawa kabar baik nih untuk yang suka cerita Victor. Kalau story Victor dan Clementine bakalan jadi versi cetak lohhhh.
Seneng ga?!!!
Siapa yang Exited untuk nabung dari sekarang🤩🤩🤩
Bakalan banyak perintilan dan rahasia-rahasia yang belum pernah pink publish lohh di wattpad, jadi nyesel dehh yang ga ikutan PO kali ini🤧🤧🤧
Okeee itu aja salam pembuka pink setelah sekian lama vakumm dari wattpad.
Happy Reading🤩
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ihhhh Kakak jangan cepet-cepet dong jalannya ...," keluh Clarissa melihat Altair yang sudah jauh di depannya.
Altair terus berjalan, menghiraukan Clarissa yang tengah sibuk mengejar langkah besarnya.
Melihat sikap cuek Altair Clarissa menghentikan langkahnya. Bibirnya maju beberapa senti dari yang seharusnya. Perempuan itu merajuk, tidak peduli setiap pasang mata kini beralih kepadanya. Dahinya mengkerut dengan kedua tangan yang terlipat.
Altair membalik badannya seketika melihat Clarissa dengan bibirnya yang tidak berhenti berceloteh. Altair mendengus dengan tatapannya yang datar seperti tembok. Sebelah tangan Altair yang dililit oleh jam tangan Rolex masuk ke dalam saku celana seragamnya, sedangkan tangan yang lain sibuk memikul beban tasnya.
Sekarang mereka berdua sedang berada di tengah Mall besar. Entah lah apa yang membawa keduanya kemari, Altair pun tidak tau alasanya, keiinginannya yang membawanya ke sini.
Altair tetap pada posisinya saat Clarissa tidak berhenti dari aksi merajuknya. Bukan kah yang seharusnya merajuk itu Altair? Kenapa justru perempuan itu yang merajuk dengan seribu satu alasannya?
"Pacarnya ngambek kok dibiarin sih, dek? Kasian atuh," tegur salah satu pengunjung yang berpapasan dengan Altair.
Perempuan itu memang sedari tadi memperhatikan keduanya yang tengah bertengkar. Sifat kepo dan jahil mendorongnya untuk lebih dekat sepasang kekasih remaja yang tidak lain adalah Altair dan Clarissa.
Altair melirik malas wanita dengan baju blouse merah tersebut. "Tapi dia bukan pacar saya mbak." tentang Altair.
"Anak zaman sekarang suka banget ya sama HTS-an," sindirnya halus.