Happy Reading❤
"Kak, Cla mau ngomong." Cowok berkaos hitam yang sedang sibuk dengan benda pipih di tangannya tak menghiraukan suara pelan itu. Dia justru semakin tenggelam dalam dunianya sendiri.
"Kakak dengerin Cla nggak sih?!" Gadis bernama lengkap Clarissa Azelia itu bertanya dengan nada kesalnya. Pasalnya cowok yang sedari tadi dia ajak berbicara justru terus mengabaikannya. Sudah setengah jam Clarissa mengeluarkan suaranya, tetapi cowok itu tetap acuh.
"Yaudah, Cla pulang aja. Gak ada gunanya ngomong sama batu!"
Clarissa bangkit dari duduknya lalu mengambil tas selempangnya yang terletak di atas meja, bersiap untuk pergi dari kamar cowok itu. Suasana hatinya selalu buruk jika bertemu dengan Altair Januar. Cowok itu selalu menjadi juara untuk merusak mood baiknya.
"Lo cabut dari kamar ini, gue pastiin lo bakalan liat bokap lo ngemis di kaki gue!" Sontak kalimat panjang itu membuat kaki Clarissa terpaku. Tubuhnya membeku mendengar hal tersebut. Walaupun kalimat itu sudah ia dengar untuk yang ke sekian kalinya.
Tangan Clarissa mengepal, dadanya bergemuruh menyimpan amarah yang hanya bisa dia pendam. Dan Clarissa benci ketika dia tidak bisa membalasnya kepada cowok menyebalkan itu. Clarissa lemah!
Altair melirik sekilas ke arah Clarissa yang hanya berdiri dengan wajah emosinya. Bibir Altair sedikit tertarik ke atas, membentuk senyuman tipis yang hampir tidak terlihat.
"Duduk. Ngomong. Gue dengerin," ucap Altair pelan namun tegas. Perkataan cowok itu cenderung mengarah pada perintah dibandingkan berbicara.
Cowok kejam! Umpat Clarissa di dalam hati.
"Jangan buat gue nunggu, Cla, gue gak suka."
Clarissa menarik napasnya dalam lalu membuangnya pelan. Berusaha menghilangkan amarah yang telah menguasai dirinya. Dengan berat hati Clarissa melangkahkan kakinya mendekati Altair di ranjangnya.
Setelah tepat berdiri di depan Altair, Clarissa mulai merasakan keberaniannya hilang entah ke mana. Clarissa memainkan jarinya gugup. Irama jantungnya menggila untuk mengatakan rangkaian kata yang tersusun rapi di kepalanya.
"Bisu lo?" sarkas Altair yang sudah kehilangan kesabarannya.
Clarissa menggigit bibirnya sendiri. Suaranya mendadak tertahan di tenggorokan dan tidak bisa keluar. Keringat dingin mulai membasahi dahinya yang semula kering.
"Clarissa Azelia ...."
Clarissa menegang saat Altair menyebutkan namanya lengkap. Alarm bawah sadarnya mengingatkan Clarissa untuk berhati-hati, karena Altair sudah berada di tingkat akhir emosinya. Dan emosi itu bisa meledak kapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic
Teen FictionPrivat story (follow wattpad author terlebih dahulu) "I never let you go ..."