Halo selamat datang di cerita baru pink hehe. Kalian pembaca baru atau pembaca lama nih? Enjoy new story zeyenknya pink❤
Kalian suka gak si cerita yang cowoknya mendominasi? Atau cuma pink yang merasakan keanehan ini😭
"Kakak gak bisa atur-atur hidup Cla kayak gini! Cla berhak atas kehidupan Cla sendiri!" Clarissa berteriak membuat suaranya terdengar nyarinya di lorong sepi sekolah itu. Tak ada satu pun telapak kaki yang melintas untuk memberikannya sebuah pertolongan.
Sedangkan di lain sisi seorang cowok dengan rambut berantakannya tersenyum miring melihat kemarahan Clarissa yang menurutnya ... lucu? Clarissa memang lucu, terlebih saat wajahnya memerah karena amarahnya itu.
Altair menyentuh dagu Clarissa lembut, manik matanya bergerak menelusuri pahatan wajah ayu Clarissa. Kedua mata Altair yang terbalut oleh tebalnya bulu mata tanpa sadar membuat Clarissa menelan salivanya. Raut wajah ketakutannya tak bisa ditutupi lagi olehnya. Semuanya terlihat dengan jelas.
Altair mengusap permukaan bibir Clarissa dengan ibu jarinya. Tubuh kecil Clarissa tidak bisa bergerak, terperangkap di antara dua lengan kekar Altair. Suhu tubuhnya berubah menjadi dingin secara tiba-tiba. Otaknya berpikir keras tentang apa yang akan Altair lakukan kepada dirinya.
"Bibir ini udah berani nolak gue?" Pertanyaan singkat Altair membuat bulu kuduk Clarissa tegak seketika. Berhadapan dengan seorang Altair selalu membuat ritme jantungnya tidak normal.
"Cla capek, Kak. Cla capek diuntit terus sama Kakak!!" Clarissa mengeluarkan unek-unek yang bersarang di kepalanya. Rasanya sakit, seperti ingin pecah.
"Gue gak suka kalau milik gue kecentilan nempel-nempel sama cowok lain," ucap Altair pelan tapi menukik. Atmosfer di sana terasa mencekik Clarissa. Gadis itu seperti kesulitan untuk mengambil oksigen.
"Cla sama Rehan cuma cari buku untuk persiapan olimpiade, Kak, gak lebih." Clarissa berbicara dengan nada setengah putus asa. Altair tidak pernah mengerti apapun tentang dirinya. Cowok itu hanya melihat dan menuduhnya dengan hal-hal yang tidak pernah dia lakukan.
"Mau gue patahin tangannya? Atau kakinya?" tanya Altair santai tanpa beban. Sepertinya para iblis telah bersarang pada tubuh Altair sehingga cowok itu tidak lagi memiliki perasaan.
"Cla mohon, Kak, jangan kayak gini, jangan pukul Rehan, dia gak salah apapun," pinta Clarissa dengan setitik air mata yang hampir terjatuh dari kelopak matanya.
"Lo bela cowok sialan itu, Cla?!" kata Altair dengan nada yang sedikit naik. Clarissa tersentak.
Clarissa menggeleng cepat.
"Ee-nggak Kak, Cla cuma gak pengin Kakak terluka. Cla khawatir sama Kakak." bohong Clarissa. Dia hanya tidak ingin jika ada yang terluka hanya karena masalah kecil ini.Rahang Altair mengeras. Kedua tangannya berpindah ke lengan Clarissa yang terlihat pas dalam genggamannya. Clarissa yang merasakan cengkraman itu bergetar ketakutan. Bahkan Clarissa tidak berani mengangkat pandangannya.
"Ingat baik-baik, Cla. Lo itu milik gue. Milik Altair Januar! Dan gak akan ada satu orang pun yang bisa milikin lo, selama gue masih bernafas!!"
Spam next dungss😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic
Teen FictionPrivat story (follow wattpad author terlebih dahulu) "I never let you go ..."