Part 17

2.3K 141 12
                                    


Suasana di ruang pertemuan yang bernuansa serba kayu itu kini terasa cukup menegangkan. Sesuai dugaan Hiashi, para tetua bersikeras menolak lamaran Naruto. Mereka tidak mau ada orang luar yang mengacaukan garis keturunan mereka.

Lelaki bermarga Uzumaki itu sedari tadi hanya diam dan meneguk ludah seraya memperhatikan perdebatan.

Tidak ada yang berteriak, namun nada rendah serta dingin yang terdengar horror dan saling terlontar itu menjadikan pembicaraan ini cukup mendebarkan bagi Naruto.

Bulir keringat sesekali menetes melewati pelipisnya, situasi ini terasa cukup mendebarkan karena ini merupakan pertamakalinya Naruto mengikuti pertemuan formal dengan para bangsawan yang kini terlihat sangat serius.

Naruto menjadi semakin gugup karena kini dirinya lah yang menjadi topik perdebatan para orang tua itu.

Kekahawatiran untuk tidak mendapat restu kini datang menghantui Naruto. Bagaimana kalau dirinya tidak mendapatkan izin lalu tidak bisa menikah dengan Hinata? Lelaki itu mungkin akan menjadi gila dan ia merasa lebih baik mati saja.

Dalam diam Naruto terus memikirkan hal-hal gila, ia berpikir mungkin akan membawa kabur Hinata kalau para orang tua itu tetap bersikeras menolak dirinya.

Namun ternyata penolakan-penolakan itu tidak di indahkan oleh Hiashi dan dia akan tetap menikahkan putri nya dengan Naruto. mendapati hal itu membuat para tetua merasa jengkel.

Orang-orang dalam pertemuan itu kini mulai merendahkan Naruto, berkata bahwa lelaki itu terkenal tidak memiliki sopan santun, tidak pernah belajar tentang etika, Hyuga tidak membutuhkan seorang pahlawan, Hyuga juga sudah kuat dengan caranya sendiri. Dan banyak hal menyinggung lainnya termasuk dirinya yang hidup sebatang kara.

Naruto terus menahan amarah di dadanya hingga rasanya ia akan meledak, namun pembelaan dan sanggahan atas penghinaan yang Hiashi lontarkan untuk nya membuat Naruto merasa tenang dan terharu karena kini Hiashi terasa seperti seorang ayah yang membela anaknya.

"Lihatlah, dia kini terlihat cukup ketakutan dan tidak berani berbicara, berbeda dengan lelaki hyuga yang tidak punya rasa takut" seorang orang tua berucap cukup sinis dengan terus bersedekap.

Lelaki Uzumaki itu kini merasa sedikit tersinggung dengan perbandingan konyol yang tujukan untuknya itu.

Naruto bisa saja berbicara semaunya, namun Hiashi telah berpesan untuk diam dan menjawab se adanya jika ada yang bertanya. Namun sedari tadi tak ada yang bertanya dan orang-orang di dalam ruangan itu seperti menganggap dirinya tidak pernah ada.

"Maaf, aku bukannya takut namun aku sangat menghargai kalian dan tidak mau bersikap lancang dengan menyela perbincangan ini, aku memang tidak pernah belajar menjaga sikap karena tidak ada yang mengajari ku itu semua. Namun kini aku akan berusaha untuk itu, maka tolong izinkanlah aku untuk menikahi Hinata, aku akan menjaga dan melindungi Hinata dengan sepenuh jiwa ku dan membuatnya bahagia"

Naruto menunduk seraya bertutur sesopan yang ia bisa, sebelumnya Hinata sudah mengajari Naruto cara duduk dan cara bicara yang benar sesuai adab Hyuga, namun bagi Naruto itu terasa tidak mudah karena kini ia mati-matian menahan diri untuk tidak bicara berapi-api.

Hanya hening dan tak ada yang merespon membuat lelaki pirang itu menghela nafas kesal karena keberadaannya tetap tidak di hiraukan walau dia sudah membuka suara.

After On The Moon | CANON -Naruhina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang