Selingan

13 4 0
                                    


Radit

Tempat tinggalku sekarang adalah rumah pohon di wilayah ras Daun yang sudah berdaulat.

Sebelumnya, aku dan beberapa ras Ganjil lain yang tidak banyak, tinggal di dalam laut, di balik goa besar.

Itu pengalaman paling mengagumkan. Aku yakin hanya kami yang tinggal di dalam laut di planet ini!

Tinggal di rumah pohon juga tidak buruk. Tempat ini memiliki banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan.

Sungai-sungainya bisa jadi sumber aliran listrik. Selain untuk tempat tinggal, batang pohon Sequoia ini sangat kokoh untuk dipasang tali katrol bianglala, sebagai alat transportasi sekaligus hiburan.

Terus—

"Dit, denger gak sih?"

Aku langsung menengok ke Kakak. "Eh, enggak dengar. Apa, Ka?"

Ekspresinya jutek seperti biasa, tapi aku bisa membaca kejengkelan dari tatapannya. "Ayo balik. Udah mau sore. Kita kan naik gerobak sapi."

Tanganku yang mengusap puncak kepala domba hitam berhenti. "Pulang malam aja."

"Ngaco kamu. Aku takut tau. Di sini kan gak ada lampu."

"Tapi seru, loh, Kak."

Dia berlagak merinding. "Kamu gak tau aja."

"Tau apa?"

"Nascombe kalau malam tuh horor."

"Ah, Horor gimana?" Aku sering berkeliling di malam hari, meski tak jauh dari rumah, tapi sama sekali tidak ada hawa seram di tempat itu.

"Kemarin-kemarin tuh, aku sama Saga—"

Aku bingung. "Hah, kapan?"

Kak Anna melotot seakan baru sadar kalau dia mengatakan yang tak seharusnya dia katakan.

Oho, ternyata begitu.

Aku berkata lantang ke arah Ibu. "Ibuuu, Kak Anna kan pernah keluyuran sama cowok—"

Kak Anna membekapku. "ENGGA!"

Buku Harian Bumi [FF Forestesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang