Hira menghela nafas berat ketika melihat pesan yang di kirimkan oleh ibunya, dia langsung melempar ponselnya begitu saja. Pagi hari ini pagi yang buruk bagi dirinya."Sekalinya ngasih kabar selalu kaya gitu, kalau kagak jadi balik ya gak usah ngasih harapan, Gak usahh balik aja sekalian!" Gumamnya kesal, dia langsung menuju kamar mandi untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat sekolah.
Bi Sumi memperhatikan Hira yang terlihat lesu tidak seperti biasanya penuh enegri, tanpa banyak bicara Bi Sumi menyajikan sarapan untuk Hira yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.
"Kenapa ya Bi mereka selalu mementingkan bisnis?" Tanya Hira membuat Bi Sumi menoleh kearahnya.
"Mereka melakukan itu untuk masa depan Non sendiri," Jawab Bi Sumi, selalu seperti itu yang dikatakan Bi Sumi ketika Hira menanyakan hal yang sama.
"Jujur ya Bi, Hira lebih baik dilahirkan dikeluarga biasa aja tapi punya waktu bersama keluarga sendiri, kumpul keluarga, makan bareng, Hira ingin itu semua Bi."Balas Hira, dengan kelembutan Bi Sumi mengusap pucuk kepala Hira.
"Lihat Bibi Non, Bibi juga meninggalkan keluarga Bibi untuk memenuhi kebutuhan keluarga Bibi terutama anak anak Bibi." Jawab Bi Sumi membuat Hira menatap Bi Sumi.
"Tapi Bibi selalu pulang sebulan sekali untuk menemui keluarga Bibi, sedangkan aku? Bertahun- tahun orang tua aku sendiri gak pernah sama sekali pulang, bahkan menanyakan keadaan pun enggak, chating kita hanya sebatas minta uang Bi."
"Keluarga Naya, Om Anton sibuk sama seperti Ayah, tapi Naya tidak kehilangan sosok figure Ayah Hira ingin seperti itu."
Bi Sumi tidak menjawab ucapan Hira yang ia lakukan adalah medekap Hira untuk menghilangkan kesedihannya.
"Non masih punya Bibi disini, Non gak sendirian, banyak orang yang menyayangi Non."
"Tapi ada satu orang yang gak suka sama Hira Bi, padahal Hira suka sama dia, huh nyebelin kan dia," Celoteh Hira, membuat Bi Sumi terkekeh dia menangkup Kedua pipi Hira.
"Jadi Non Hira lagi jatuh cinta hm? Tapi masa sih ada cowo yang gak suka sama Non Hira yang cantik ini?" Goda Bi Sumi.
"ish Bibi, Hira jelek makannya tuh orang Gak suka!" Kesal Hira ketika mengingat perlakuan Juan kemarin kepadanya, Lihat saja dia akan membalasnya hari ini.
"Udah ayo makan dulu, keburu telat loh nanti," kata Bi sumi yang dibalas anggukan oleh Ashira.
●●●●
Saat disekolah dan memasuki jam olahraga Hira hanya berdiam diri di pingggir lapang karna guru mereka izin tidak masuk hari ini. Naya menghampiri Hira yang terus memainkan sepatunya.
"Lo kenapa sih dari tadi murung terus?" Tanya Naya.
"Mereka gak jadi balik Nay, lucu ya mereka? Selalu mementingkan urusan bisnis ketimbang Anaknya sendiri, Egois mereka Nay." Cetus Hira, mendengar itu Naya menghela nafas.
"Mereka balik kalau gua udah mati kali ya?" Seketika Naya menoyor kepala Hira karna berucap sembarangan.
"Mulut lu Hir mau gua tonjok."
Kringgg kringggg
Bel istirhat berbunyi, Naya langsung menarik Hira menuju kantin dia membelikan Ice Cream untuk Hira agar moodnya sedikit membaik. Hira melihat Juan dan juga Kevin yang tengah berjalan beriringan hal itu semakin membuat Hira Bad Mood, ditambah Juan tersenyum entah apa yang mereka bicarakan.
Agam menghampiri Naya lalu membawanya pergi begitu saja, hal itu membuat Naya kebingungan pasalnya dia belum membeikan ice cream itu kepada Hira.
"Sayang mau kemana?" Tanya Naya kebingungan, namun Agam tidak menjawab itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sial Dia Gay
Novela JuvenilAshira yang tidak pernah mendapat balasan cinta dari Juan, ia tidak pernah menyerah sekalipun mengetahui bahwa Juan seorang Gay. Perjuangan Hira sama sekali tak pernah dihargai oleh Juan, akan kah hira mampu bersaing dengan Boti Juan? Apa yang akan...