9. Nongkrong

17 3 54
                                    

Juan saat ini sedang berada di kamarnya, ia berbaring di kasurnya sembari memainkan handphonenya. Bahkan ia sampai berguling kesana kemari hanya karena merasa bosan. Biasanya jika hari Sabtu seperti ini ia akan pergi ke sekolah untuk melatih adik adiknya, namun untuk Minggu ini sedang tidak dilakukan latihan, karena mereka habis melaksanakan lomba.

Sementara ibunya dan juga adiknya saat ini sedang berada di dapur untuk mempersiapkan sarapan pagi.

"Kamu bangunin kakak mu sana, suruh turun buat sarapan"

"JUAN LENGKARA! BANGUN LO!" teriak adik Juan dari meja makan.

"Disamperin dek, bukan teriak! Manggil kakaknya udah kaya manggil temen aja." Ibu Juan memperingati anaknya yang satu ini.

"Mager, Juan kalo tidur simulasi meninggal Bu, lagian kalo pake embel embel kak kegeeran nanti si Juan" jelas Juno, adik Juan.

"Ya ga boleh gitu lah dek, kamu sama kakak mu itu yang lahir duluan kakak mu" ayah Juan ikut menegur putra bungsunya.

"Eh ayah kapan pulang?" Juno sedikit terkejut karena setaunya ayahnya masih berada di luar kota.

"Baru sampai rumah subuh tadi" jawab ayahnya. "Jangan dibiasain panggil kakak pake nama gitu, ga baik"

"Beda 2 tahun doang yah"

"Ya karena gw 2 tahun lebih dulu hirup nafas jadi Lo harus panggil gw kak lah!" Juan yang baru saja turun dari tangga ikut bergabung dengan pembicara keluarganya.

"Apasih kok Lo ikut ikut?!" sinis Juno.

"Lah orang lu ngebahas gw, masa gw ga boleh nimbrung?"

"Udah udah, masih pagi." Ibu Juan memberhentikan pembicara mereka sebelum kedua putranya akan berdebat lebih lanjut.

"Juan duluan tuh"

"Gw diem aja padahal"

"Masih aja dilanjut! Makan!" mendengar ibu mereka sudah mulai emosi Juan dan Juno segera duduk dan mengambil makanan mereka, begitu pula dengan ayahnya, ia tak ingin istrinya mengamuk di pagi hari.

"Nanti paskib kak?" tanya ayah Juan.

"Engga yah, lagi libur latihannya. Kenapa?" Juan mengambil nasi dan juga la juga mengambil lauk pauknya.

"Ya siapa tau mau nebeng ayah" ucapnya sembari menyeruput secangkir kopi.

"Langsung ke kantor yah?" tanya Juno heran, ya bagaimana tidak heran ayahnya baru kembali dari luar kota sudah harus ke kantor saja hari ini, padahal itu kantornya sendiri.

"Iya, kamu mau berangkat naik montor sendiri apa nebeng ayah?"

"Nebeng deh, montor Juno belum diisi bensin hehe"

"Nanti pulang minta jemput kakak aja"

"Kalo inget" ucap Juan iseng.

"NAH KAN UDAH DEH JUNO BAWA MONTOR SENDIRI AJA!" Juno beranjak dari tempat duduknya namun belum sempat ia berjalan lebih jauh ayahnya justru memanggilnya.

"Dek"
"Montor mu kan bensinnya habis dek.."

"YAUDAH BAWA MONTORNYA JUAN!"

"HEH?!, KAK GW LEBIH TUA DARIPADA LO!"

"OGAH! MANA KUNCI MONTOR LO?!"

"Gw nanti mau keluar sama Ken sama Bagas, bercanda doang tadi tuh."

"Bohong, Lo pasti males kan jemput gw!"

"Berburuk sangka aja kerjaan Lo, udah nanti gw jemput. Sana berangkat sama ayah udah setengah 7." Juan mengakhiri perdebatan dengan adiknya, selain karena jam sudah menunjukkan pukul 06.30, ia juga tidak mau mendengarkan omelan sang ibu, apalagi ayahnya baru pulang dan harus berkerja lagi.

FALLIN' [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang