7. Bertemu Kembali

12 4 37
                                    

Seperti biasanya, Halin datang saat sudah mendekati bell berbunyi. Ia sempat salah memasuki ruang kelas untung saja tidak sendiri, Asa dengan yang lainnya juga berada di ruang itu.

Mereka berjalan dari ruang 40 menuju ruang 63 yang berada di lantai 2.

Sedangkan di ruang 63, Keira dan Novita memilih untuk berada di luar kelas, karena di dalam kelas sangat sepi. Belum ada yang datang selain mereka berdua.

5 menit kemudian Asa dan Halin sudah sampai di depan ruang 63, setelah mereka meletakkan tasnya di bangku mereka masing masing, mereka bergabung bersama Keira dan Novita.

Kedatangan Asa dan Halin disusul oleh Ayla, Mala dan juga Sandra, sedangkan Dian sudah berada di lapangan.

Seusai ketiga orang tersebut meletakkan tasnya, mereka bertujuh segera turun ke lapangan untuk melaksanakan apel seperti bisanya.

Karena keterlambatan mereka, mereka harus berpencar untuk mencari barisan, dikarenakan posisi baris mereka terus tergeser. Bahkan Halin dan Keira yang tadinya berada di belakang sekarang sudah berada didepan.

Selama apel berlangsung Halin dan Keira tidak banyak berbicara, lebih tepatnya Keira yang banyak diam.

"Kei.." panggil Halin pelan.

"Hm, apa?" jawab Keira, ia membalikkan badannya kebelakang.

"Gajadi deh, lupa. Balik hadap depan sana Lo"

"Suka suka Lo lah" Keira kembali menghadap depan.

Setelah apel selesai Halin dan Keira berjalan meninggalkan lapangan, menuju ke ruang kelas mereka.

Sesampainya di tangga, ternyata Halin dan Keira sudah ditunggu oleh yang lainya.

"Lama banget Lo berdua" protes Sandra.

"Sabar anjrit, orang kita barisnya di depan, Lo semua kan dibelakang." ketus Halin.

"Panas lagi" timpal Keira.

"Ya lagian Lo berdua baris jauh banget sama kita" ucap Asa.

"Ya lagian baris disuruh mundur mundur mulu, ya kita jadi keluar barisan lah" ucap Halin.

"Kalian masih mau ngobrol di sini kah? Mending juga naik. Ngobrol di kelas" ucap Mala.

Mereka semua mulai berjalan menaiki anak tangga satu persatu. Namun belum juga sampai ke atas mereka justru bertemu dengan Juan yang ingin menuju kelasnya, tak lupa ada Keandra dan Bagas.

Juan yang melihat Halin menyapanya "Hai Halinea"

Sedangkan Halin yang mendengar namanya dipanggil mengerutkan keningnya. "Ya?"

Bagas yang melihat interaksi mereka menahan tawanya. Sungguh baginya ini sangatlah lucu, kapan lagi bisa melihat Juan yang sedikit kikuk seperti ini?.

Keandra yang melihatnya, menyenggol lengan Bagas, seolah memberi kode untuk tidak tertawa.

"Kenapa?" tanya Halin.

"Nyapa aja sih, Lo masih marah sama gw gara gara kejadian Jum'at waktu itu?"

"Gak. Minggir! Gw sama temen gw mau lewat."

"Eh tunggu, nama Lo siapa?" tanya Bagas kepada Mala.

"Gw?" Mala menunjuk dirinya sendiri.

"Iya Lo, nama Lo siapa? Lo cewek yang hampir kena bola itu kan?"

"Mala, Lo?"

"Oh Mala, gw Bagas" Bagas mengulurkan tangannya dan disambut oleh Mala.

"Minggir dong, mau lewat. Kalian nutupin jalan banget ga inget apa ini ditangga?" Keira bertanya.

"Lah iya, masih di tangga. Kita keseruan ngobrol ga sih?"

Keira yang mendengar pertanyaan Bagas menatap Bagas heran, bukankah mereka sedari tadi hanya basa basi? Seru darimananya? Apakah lelaki di depannya ini gila?.

"Terserah deh" Keira hendak menaiki anak tangga, namun belum juga kakinya melangkah tangannya ditarik oleh Sandra, sehingga badannya tidak seimbang dan jatuh ke belakang, untung saja dibelakangnya ada Keandra, yang menahan badannya, sehingga Keira tidak terjatuh.

"Eh? Maaf ya..." ucap Keira.

"Gapapa, lain kali hati hati" ucap Keandra sembari menunjukkan senyumnya, bahkan matanya sampai membentuk bulan sabit.

"Iyaa, makasih ya..." Keira sedikit menggantung nada bicaranya, karena ia tidak tau siapa nama lelaki yang menolongnya, untung saja Keandra peka.

"Keandra, panggil aja Ken"

"Makasih Ken" ucap Keira sembari tersenyum.

"Sama sama, Keira?"

"Panggil Kei aja"

"Okai Kei"

"Lah kalian semua ngapain di tangga kaya gini?" tanya Dian yang baru saja kembali dari UKS.

"Diajak ngobrol tuh sama mereka" ucap Sandra.

"Ga elit banget anjirt, ngobrol di tangga"

"Orang kita ga sengaja ketemu, balik deh balik ke kelas." celetuk Bagas.

"Yaudah ayo, eh kelas kalian dimana?"

"Ruang 63" Halin menjawab pertanyaan Juan.

"Oalah, kita di 62"

"Yaudah naik bareng aja" ajak Juan. Mereka semua pun mulai menaiki anak tangga. Sesampainya di atas atau lebih tepatnya koridor kelas.

"Gw sama yang lain masuk dulu yaa" ucap Juan.

"Masuk aja" ucap Halin.

Setelah Juan, Keandra dan Bagas memasuki kelas. Halin dan yang lainnya melanjutkan perjalanan mereka menuju ruang kelas mereka, yang terletak di sebelah kelas Juan.

Sebenarnya ruang kelas mereka tidak bersebelahan, namun dikarenakan ruang labolatorium mereka sedang digunakan kakak kelas terjadi perubahan ruang pembelajaran, sehingga kelas mereka bersebelahan.

"Seru banget Lo bertiga ngobrol sama anak kelas sebelah, kita semua sampe dianggurin." sindir Sandra.

"Biarin aja lah San" ucap Novita.

"Tau tuh, iri Lo ga bisa ngobrol sama Afrizal?" ucap Keira.

"Dih?!"

"Halah, mek basa basi tok, ribet men" ucap Dian.

"Dah lah"

"Opo seh?! Ga jelas kon iku!"

"Tau tuh, si Sandra emang ga jelas wuuu"

"Terserah Lo lah Kei" Sandra menarik kursi, kemudian mendudukinya.

"Biarin aja ngambek, nanti juga balik sendiri" ucap Dian.

Setelah perdebatan singkat itu, mereka sibuk dengan dunianya masing masing, lagi pula hari ini sepertinya mereka tidak akan ada pembelajaran. Mengingat para guru yang sedang sibuk dengan kakak kelas. Bahkan mereka sebenarnya malas untuk masuk sekolah, tetapi apa boleh buat? Daripada harus terkena omelan lebih baik masuk sekolah saja bukan?. Lagi pula mereka hari ini mendapat tiga teman baru mungkin? Tapi sepertinya mereka tidak terusik dengan kehadiran tiga lelaki dari kelas sebelah, walaupun Halin masih cuek dengan Juan.

Tidak ada salahnya menambah teman yang berbeda dari jurusan lain, jurusan DKV juga masih sedikit satu jalur dengan jurusan BP, bahkan guru mereka ada yang sama, tidak hanya mata pelajaran normatif saja yang sama, tetapi ada satu guru yang sama di mata pelajaran pilihan, yaitu pak Tomi yang mengajarkan tentang fotografi dan juga Photographic design, hanya saja Pak Tomi orangnya sangat santai sekali dengan muridnya bahkan beliau hanya masuk kelas selama beberapa menit saja kemudian keluar kelas lagi, walaupun begitu tetap saja Pak Tomi memberikan tugas.

Bahkan bulan lalu mereka baru saja menyelesaikan tugas "Food Photography" dan sudah ada tugas baru lagi, mereka harus mengedit foto foto itu dengan ketentuan ketentuan yang sudah diberikan oleh Pak Tomi, namun karena deadline belum tahu kapan, dan tugas jurusan banyak jadi mereka mengesampingkan tugas dari Pak Tomi dan mengerjakan tugas yang lain.

FALLIN' [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang