14.berdua

97 13 10
                                    


°°Happy reading°°

Kini matahari akan tenggelam sehingga langit mulai gelap ombak pantai terlihat saling mengejar kesana kemari begitupun dengan hembusan angin dingin yang membuat Viona sedikit kedinginan.

Revan juga merasakan hal yang sama tetapi sedari tadi sang empu ini terus tersenyum-senyum sendiri apakah lelaki ini sudah gila "hya,ada yang lucu apa?"tanya Viona heran sambil memegang wajahnya apa mungkin ada yang aneh dengan wajahnya hingga membuat Revan tersenyum-senyum sendiri.

Revan yang sadar pun kini merubah wajahnya menjadi datar "gapapa,ayo pulang gue anter"Revan berjalan menuju motornya tetapi Viona tidak mengikuti pergerakannya

"Keknya gue pulang sendiri deh soalnya mau ke minimarket"

"Ya gapapa gue temenin"

"Tapi gue lama abistu mau ke rumah Jessica juga"sela Viona membuat Revan mengerutkan dahinya

Dan tiba-tiba memegang pundak Viona mata elangnya menatap dalam gadis tersebut membuat sang empu terdiam
"masak sih jangan boong deh"tanya Revan yang kini mengangkat sudut bibir kanannya senyuman apa ini apa ini senyuman untuk menggoda wanita batin Viona yang kini pipinya memerah tampa ia sadari.

"Sebenernya si gamau nolak tapi takut ketahuan mama"Viona menundukkan kepalanya karena menahan rasa salting dikarenakan tangan sang empu masih berada di pundaknya.

"Oh karena itu,yaudah tetep gue anter ke deket rumah Lo soalnya bentar lagi Maghrib"Revan kini tidak memegang pundak Viona lagi sebenarnya ia juga tidak tau kenapa tiba-tiba ia memegang pundak gadis di depannya.

Viona binggung harus menjawab apa dan ia pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban iya kepada Revandra.

Kedua insan ini berboncengan menulusuri kota bandung yang amat indah dengan langit sore berwarna jingga, Viona memandu perjalanan dan ia meminta diturunkan di depan gang besar,Revan tentu menuruti permintaan sang empu "rumah Lo dimana?"tanya Revan penasaran karena disekitar sini tidak ada perumahan

"ada kok di deket sini,makasih ya "jawab Viona dengan melukirkan senyum manisnya membuat Revandra semakin binggung ia terus melihat ke sekeliling dimana rumahnya jelas-jelas di sekitar sini tidak ada perumahan lalu dimana rumah gadis ini

"Oh ya sama-sama lagian udah seharusnya gue nganterin Lo"jawab Revan intens

Ucapan Revan barusan membuat Viona terdiam kenapa apakah Revandra ini khawatir dengan keadaannya "kenapa?"

"Ya karena Lo pembantu gue kan,kalo Lo kenapa-kenapa siapa yang bantu gue jualan"

Ternyata itu alasannya memang tidak seharusnya untuk manusia berekspetasi terlalu tinggi Revandra pun berpamitan dan pergi meninggalkan Viona seorang diri sebenarnya ini bukan gang perumahan apalagi gang tempat ia tinggal melainkan masih lumayan jauh dari tempat tinggalnya dan tentu dia memesan taxi untuk pulang kerumah karena jika mereka berhenti di sekitar rumah Viona jika bukan mamanya yang melihat pasti ada tetangga-tetangganya yang pasti mengadu kepada Kirana

*****

Viona kini sudah sampai dirumah ia berjalan pelan kedalam rumah karena takut Kirana akan melihatnya karena sudah pasti ia akan mendapat Omelan habis-habisan

"Hya,kau baru pulang?"

"Maaf Ma baru selesai kerja kelompok"

"Tidak jauh dari papanya kau selalu pintar berbohong"ketus Kirana yang kini pergi meninggalkan Viona queenza seorang diri, sialan kenapa selalu membawa-bawa nama papa sih punya mama kandung berasa kek mamak tiri anjir itulah yang Viona katakan di dalam hati dan pikirannya sangat berisik karena selalu ia pendam sendiri

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revandra {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang