Hari Kedua

500 70 5
                                    

Hari pertama berjalan dengan baik. Tak ada masalah serius kecuali Blaze yang menganggu Ice untuk kesekian kalinya. Tak mengejutkan. Itu adalah keseharian Blaze dan Ice. Pagi hari kedua juga tak ada masalah sama sekali. Taufan bangun lebih awal seperti kemarin, membuatkan bekal bagi keempat adiknya dengan bantuan Gempa, mengantar mereka ke sekolah lalu dirinya sendiri ke sekolah.

Masalah sebenarnya muncul pada malam hari ketika Taufan bersiap untuk tidur. Duri dan Solar mendatanginya dan berkata mereka memiliki tugas kerajinan tangan yang akan dikumpul esok hari. Taufan ingin menjerit tetapi dia tau dia hanya akan menakuti kedua adiknya jika seperti itu. Di dalam hati dia berpikir apakah ini yang dirasakan oleh Ayah dan Ibunya setiap kali dia datang pada malam hari dan mengatakan memiliki tugas untuk keesokan harinya?

Taufan berjanji akan lebih perhatian pada keduanya.

"Tugas seperti apa?"

"Bu guru tidak bilang dengan jelas. Cuma bilang kerajinan tangan aja." Solar berkata.

"Oke, kakak bantu buatin sebisa nya ya."

Melihat  kedua adiknya tersenyum cerah membuat Taufan tersenyum kecil, padahal awalnya mereka terlihat sangat ketakutan ketika ingin menjelaskannya pada Taufan. Tentu saja Taufan menegur keduanya karena tidak mengatakannya lebih awal, mereka berkata mereka lupa mengatakannya pada Taufan. Biasanya ada Halilintar yang selalu bertanya apakah keduanya memiliki tugas atau kadang mengecek kembali tugas mereka agar tak ada yang terlupa. 

Baiklah, kali ini Taufan yang salah karena tidak bertanya pada mereka.

Tetapi di dalam hati dia bertanya-tanya. Sebenarnya berapa banyak beban yang dipikul oleh kakaknya? Mengapa Taufan tidak pernah tau hingga saat ini?

Karena keterbatasan bahan, Taufan hanya dapat membantu kedua adiknya sebisanya. Dia memakai botol-botol bekas untuk membuat karangan bunga bagi Duri sementara untuk Solar, dia membuatkan rumah dari stik sisa yang dibelinya sewaktu membuat es krim. Untungnya kedua adiknya itu lebih kreatif dibanding dirinya. Solar dengan inisiatif sendiri mulai menambahkan detail pada rumah stik yang sudah Taufan buat padanya. Seperti pohon yang dia buat dari gabus dan panel surya dari aluminium foil. Sementara Duri sudah mewarnai bunga-bunga yang dibuat Taufan dengan cat miliknya.

Sayangnya Taufan harus rela mengorbankan waktu tidurnya demi menyelesaikan pekerjaan adik-adiknya. Keduanya masih SD dan mereka lebih membutuhkan tidur dibanding dirinya. Taufan telah menyuruh mereka untuk tidur ketika waktu telah menujukkan pukul 11.56 malam. Sudah terlalu larut untuk anak-anak seperti mereka.

Taufan menyelesaikan tugas adiknya pada pukul 2.47 pagi. Walau sering begadang, Taufan belum pernah merasa selelah ini. Dia mengecek kembali tugas adiknya dan memastikan tak ada yang salah. Menyimpannya di tempat yang aman, Taufan bergegas ke kamarnya untuk mendapat paling tidak 1 jam waktu tidur. 

Dia berharap hari ini tidak ada masalah dan adik-adiknya membiarkan dia mendapat waktu tidur siang nantinya.

Tbc~

Berat (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang