Hallo, selamat malam guys gimana kabarnya nih...
Lama banget aku gak publish chapter,
Maaf ya udah buat kalian yang masih setia buat baca cerita yang aku buat jadi nunggu lama, soalnya nulis/ngetik cerita aja kalau lagi mau nulis kalau lagi gak mau ya udah gak nulis plus di tambah sekarang lagi males buat ngapa ngapain😓Apakah kalian masih pada setia buat ngelanjutin baca nih cerita gak jelas?
Buat yang masih setia baca aku hanya bisa ucapin terima kasih karena udah mau baca cerita GJ ku, semoga masih setia sampai aku namatin nih cerita yang entah kapan tamatnya.
And buat yang udah gak mau nunggu aku lanjutin publish chapter ni cerita, gak apa-apa kok aku maklumin karena menunggu yang gak pasti itu males mending nunggu yang udah pasti aja, ya gak guys.
Oke udah cukup basa basinya mari kita lanjut baca Vincent CS, tapi sebelum baca jan lupa utamakan Vote dulu biar gak lupa😁.
🐻🐻🐻
"Ck, tahu apa lo tentang gue. Maksud lo apa ngomong tingkah laku gue yang sok itu, bukannya lo yang sok ya, sok berkuasa dan sok ngatur"
"Gue juga gak mau ngatur-ngatur tapi karena lo pada minta saran gue kalau ada masalah. Ya terpaksa gue harus bertindak."
"Gue disini merintah lo ber-lima bukan sebagai Aruna teman kelas kalian, tapi sebagai petinggi DP buat menjalankan hukuman kalian membersihkan lingkungan sekolah nanti saat jam pulang dan berdiri menghadap tiang bendera sekarang sampai nanti jam istirahat ke tiga. Itu hukuman buat kalian karena berbicara yang tidak pantas di ucapkan oleh anak sekolah apa lagi dilingkungan sekolah" ucap Aruna
"Dan lo Rhea, hukuman lo ringan cuma berdiri menghadap tiang bendera karena lo disini korban"
"Jalankan cepat hukuman kalian, nanti bakal ada anggota Osis dan PMR yang bakal awasi kalian. Gue mau ngurus laporan dulu" ujar Aruna.
"Wes the best lah pokoknya kalau udah nyebut petinggi DP" celetuk Devan, alhasil karena ucapannya itu dia mendapatkan tatapan maut dari Aruna.
"Ck"
"Sudah, gue sebagai ketua kelas nyuruh kalian buka buku LKS PPKN. Buka halaman 33, rangkum materi itu"
"Siap bos"
🐻🐻🐻
Bel istirahat ketiga sudah bunyi sejak tadi. Saat ini Ts dkk sedang berada di kantin untuk mengisik perut mereka yang keroncongan meminta makanan.
"Anjing itu ceker gue bangsat" kesal Raiden
"Alah minta dikit Napa, pelit amat bang" santai Cale sambil melahap chicken ceker milik Raiden
"Naresh Alaskaki lo masukin apa ke minuman gue njir, kok pedes"
"Kagak gue masukin apa apa suer dah Vin, cuma gue masukin lada sedikit tadi" ucap Naresh tak lupa dengan senyum Pepsodent nya
"Aaa tadi pagi gue dapat pap dari ayang gue, sumpah berdamage banget" heboh Rhea
"Muka lo kaya nahan berak Yas" celetuk Chiara.
"Anjing berak" ucap Lyan nahan ketawa.
"Hahahahaaaaa" tawa lucknut dari Member TS untuk Yasmin
"Gue lagi kagak nahan berak, gue cuma lagi bingung"
"Bingung kenapa"
"Gue udah putus sama bang Nino"
"What, yang bener aja. Terus lo kenapa bingung" tanya Cale
"Separuh hati gue ngerasa bersalah udah mutusin bang Nino"
"Itu tandanya lo masih sayang sama dia"
"Kok bisa putus Yas" tanya Alanza
"Kepo lo kaya Dora"
"Dora apa nih, Doraemon, Dodoran atau apa nih" tanya Vincent
"Dodoran apa tuh" goda Rescha
"Dodoran itu loh yang buat kelek mu sing mambu (ketiak kamu yang bau)" santai Rhea sementara Rescha tersenyum masam.
****
Jam pulang sekolah sebentar lagi tiba, kelas SCT saat ini sedang menyelesaikan tugas PPKN dari Pak Purnomo.
Karena sang guru tidak di kelas alhasil kelas pun menjadi ramai karena kelakuan mereka.
"Aruna, abang lo masih disini apa udah pada pulang" tanya Rescha.
"Yang masih disini cuma bang Aziel, bang Lucas, bang Johan sama anak bininya"
"Ih kemarin gue lewat depan rumah Aruna berpapasan sama cowok ganteng banget tau. Kayaknya sih abangnya Aruna, soalnya dia keluar dari gerbang rumah Lo Run" ucap Cale.
"Ciri ciri nya kaya Apa"
"Rambutnya dipirang warna gold bland, orangnya tinggi, kulitnya putih bersih dan banyak lah"
"Kalau dipirang warna itu kayaknya dia bang Luhan deh" ucap Aruna.
🐻🐻🐻
📍 Patimuan, Cilacap
Published, 10 Agustus 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG ARUNIKA || On Going
RandomIni tentang kenangan yang tidak akan pernah terlupakan di masa biru putih. Kalo kata mereka gini "Tertawa memang bisa jadi obat terbaik. Tapi kalau kamu tertawa tanpa alasan yang jelas, mungkin kamu butuh obat." "Bro foto dulu sebelum balik" teria...