Bab 8 (Rahasia)

212 34 10
                                    

Selamat membaca




Setelah pulang sekolah, Alaric menghampiri Leo untuk mengajaknya pergi ke mall.

"Bang, ayo cepat! Kita ke mall, gue udah nggak sabar," ucap Alaric sambil menarik tangan Leo.

"Iya, sabar dulu. Gue mau rapiin barang-barang dulu," balas Leo, yang terpaksa mengikuti keinginan Alaric agar bisa mengetahui kejadian apa yang sebenarnya terjadi.

Tanpa Leo ketahui, ternyata ada Leon yang sedari tadi mengintip percakapan mereka dari luar kelas.

"Oh, ternyata dia mau pergi sama Alaric. Pantes aja tadi siang dia nyuruh gue supaya nggak buat masalah sama tuh anak," batin Leon kecewa.

Leon pun segera mengambil motornya dan pergi ke suatu tempat agar perasaannya lebih tenang. Sementara itu, Leo dan Alaric sudah sampai di mal yang mereka tuju.

"Alaric, ada yang mau gue tanyain ke lu," ucap Leo kepada Alaric saat mereka memasuki mal.

"Nanya apa emang, Bang?" tanya Alaric sambil menatap ke arah Leo.

"Ayo cari tempat makan dulu aja, biar lebih enak ngobrolnya," ucap Leo.

Kemudian mereka berdua mencari tempat makan di mal tersebut, lalu memesan makanan yang mereka inginkan.

"Bang, tadi apa yang mau lu tanyain?" tanya Alaric penasaran, sambil menunggu pesanan mereka.

"Gue penasaran aja, kenapa lu mukulin Leon kemarin?" tanya Leo.

"Gue nggak suka aja dia sok deket sama lu. Lagian, kenapa sih lu nolongin dia kemarin? Bukannya biarin aja gue mukulin dia dulu sampai puas," ucap Alaric kesal.

"Kalau dia luka-luka kayak gitu, gue juga yang bakal disalahin sama orang tua nanti," jawab Leo.

"Sejak kapan lu peduli sama nasihat mereka, Bang? Bukannya dari dulu lu cuma mikirin dendam lu ke Leon. Lagipula, orang tua lu diem-diem aja Leon digituin. Paling cuma nasehatin lu aja, kan, kayak biasanya," balas Alaric.

"Hah, dendam apa? Dan mama papa kayaknya sayang sama Leon juga deh. Kenapa Alaric bilang kalau mereka biarin Leon dibully selama ini? Nggak mungkin, kan?" batin Leo tak percaya.

"Udahlah, Bang. Daripada ngerusak mood ngomongin si Leon, mending kita main ke Timezone aja, yuk," ucap Alaric, yang diangguki oleh Leo.

Mereka pun membayar pesanan mereka, lalu segera pergi ke Timezone di mal itu.

Seharian itu Leo terus menemani Alaric, meski terpaksa, demi mendapatkan informasi.

Leo menemani Alaric di mal seharian, tanpa tahu kalau di rumah ada Leon yang sedang menunggunya.

Setelah seharian berjalan-jalan dan hari mulai malam, mereka berdua segera pulang.

"Bang, gue duluan ya balik. Udah ditelponin terus sama orang rumah," ucap Alaric.

"Iya, hati-hati," jawab Leo. Setelah itu, mereka berdua segera pulang ke rumah masing-masing.

Sesampainya di rumah, Leo mengetuk pintu dan dibukakan oleh Bi Asri, kepala pembantu di rumah mereka.

"Bi, Leon mana kok nggak keliatan?" tanya Leo karena tidak melihat Leon sama sekali saat memasuki rumah.

"Den Leon dari tadi pulang sekolah selalu di kamar. Tadi siang juga dipanggil buat makan siang, tapi nggak mau keluar. Padahal, Den Leon harus minum obat," jawab Bi Asri dengan raut wajah khawatir.

"Ya sudah, Bi. Tolong siapin makanan sama obatnya Leon ya. Nanti biar saya saja yang antar ke kamarnya," jawab Leo.

Bu Asri segera menuju dapur untuk menyiapkan makanan untuk Leon, sementara Leo pergi untuk ganti baju terlebih dahulu.

Setelah selesai berganti baju, Leo pun mengambil makanan dan obat untuk Leon, juga mengambil kunci cadangan kamar Leon.

"Leon, buka pintunya. Lu belum makan dari tadi siang. Ini makan dulu," teriak Leo saat sudah di depan pintu kamar Leon.

Namun, karena Leon tidak kunjung membuka pintu, Leo pun menggunakan kunci cadangan untuk membuka kamar Leon.

Saat pintu terbuka, terlihat kamar Leon yang gelap karena lampu tidak dinyalakan.

Leo segera menyalakan lampu kamar Leon dan melihat Leon yang sedang tertidur, tetapi wajah Leon tampak sangat pucat.

To be continued...

Aku update lagi kalau udah 50 vote yaa.Jangan lupa vote dan komen💫

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang