Bab 7 (kembali sekolah)

465 42 13
                                    

Selamat membaca





Setelah cahaya putih itu muncul dan Leon menghilang, Dika terbangun dari tidurnya.

"Apa maksud Leon di mimpi gue tadi? Kejadian apa yang dimaksud Leon sampai buat Leo sebenci itu sama Leon?" tanya Dika bingung.

"Udahlah, daripada mikirin itu, mending gue siap-siap. Udah mau jam 05.00, hari ini juga harus berangkat ke sekolah," gumamnya. Setelah itu, Leon pergi ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Setelah Leon selesai bersiap-siap, ia lalu menuju ruang makan dan melihat Leo yang sudah berada di ruang makan terlebih dahulu.

"Leon, nanti lu gak usah cari masalah sama Alaric, takutnya dia ngelukain lu kayak kemarin lagi," pesan Leo kepada Leon saat mereka berdua sudah selesai menghabiskan makanan.

"Belain aja terus tuh adek kesayangan lu, si Alaric itu. Gak usah alasan ngomong gitu segala," ucap Leon kesal.

"Enggak gitu maksud Abang, Leon. Abang cuma takut nanti kalau lu luka lagi kayak kemarin. Nanti kalau memang Alaric buat masalah lagi, lapor aja ke Abang. Biar Abang yang ngomong sendiri sama dia," jelas Leo panjang lebar, berharap Leon mau mengerti.

Leon yang sedang malas berdebat hanya mengiyakan perkataan Leo. Setelah itu, mereka langsung ke garasi untuk mengambil motor masing-masing dan berangkat ke sekolah.

Leon sudah tidak berangkat bersama Leo lagi karena papa mereka sudah membelikan motor baru untuk Leon.

Sesampainya di sekolah, Leon pun segera pergi ke kelasnya, sedangkan Leo menghampiri teman-temannya.

"Gimana keadaan Leon sekarang?" tanya Angga karena kemarin Angga yang ikut mengantarkan Leon ke rumah sakit.

"Udah lumayan baikan, tapi sebenernya masih disuruh istirahat lagi. Cuma memang anaknya aja susah dibilangin, jadi ngeyel pengen berangkat ke sekolah," jawab Leo.

"Oh, syukurlah kalau dia udah baikan. Tapi gue masih penasaran, kenapa lu tiba-tiba baik ke Leon kemarin?" ucap Angga kembali bertanya.

"Iya, weh, gue juga kaget kemarin tiba-tiba banget Leo mau ngeberhentiin Alaric buat mukul si Leon," ucap Juan menimpali.

"Kasian aja, kemarin gue liat tuh anak udah sampai kayak mau pingsan gitu. Kalau ada apa-apa nanti gue yang disalahin sama orang tua, apalagi mereka lagi ada pekerjaan ke luar kota dan gue disuruh jagain Leon," jawab Leo agar mereka semua tidak curiga.

Setelah itu, mereka kemudian lanjut mengobrol lagi, tetapi tiba-tiba ada Alaric yang menghampiri mereka.

"Pagi, Bang Leo. Ini gue bawain sarapan buat lu. Oh ya, nanti pulang sekolah jadi kan kita jalan-jalan ke mall?" ucap Alaric untuk menarik perhatian Leo.

"Kebetulan nih si Alaric ngajakin gue ke mal. Jadi gue bisa sekalian nanya-nanya tentang masa lalu Leo, siapa tahu gue jadi tahu kenapa dia benci sama Leon," batin Leo memikirkan bagaimana ia bisa mendapatkan informasi dari Alaric.

"Iya, nanti pulang sekolah gue temenin. Tapi kalau soal sarapan, mending lu kasih ke temen gue aja soalnya tadi pagi gue udah sarapan," jawab Leo.

"Iya, Bang, gapapa," ucap Alaric.

"Kebetulan nih gue belum sarapan. Sini, bekalnya buat gue aja ya, Alaric," ucap Juan lalu mengambil tempat bekal yang dibawa oleh Alaric.

Alaric pun hanya mengangguk dan menyerahkan tempat bekal tersebut. Tidak lama kemudian, bel pun berbunyi. Karena bel sudah berbunyi, Alaric pamit dan kembali ke kelasnya.

"Lu yakin mau jalan bareng Alaric nanti? Apa gak mau jagain Leon aja dulu, apalagi dia baru sembuh?" tanya Juan.

"Udah gapapa. Leon juga pasti bisa jaga dirinya sendiri, lagipula dia bukan anak SD lagi," balas Leo.

Juan pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai tanggapan dari jawaban Leo.

To be continued...

Halloo siapaa yang kangen akuu?Jangan lupa vote sam komen yaa biar aku tambah semangat buat ngelanjutin cerita ini .
Byee ✨

Transmigrasi TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang