Bab 5 ('Abang')

1.6K 146 25
                                    

Selamat membaca




"Leo, gua mau pulang. Gak suka sama bau obat," pinta Leon kepada Leo.

Sedari tadi, Leon terus membujuk Leo untuk mengizinkan dirinya pulang, sedangkan Leo sendiri hanya bisa menghela napas lelah karena permintaan 'adiknya' itu.

"Oke, gua ngizinin lu buat pulang, tapi ada syaratnya," ucap Leo yang membuat Leon bersemangat.

"Syaratnya apa? Cepet bilang! Gua udah gak tahan di sini nyium bau obat-obatan mulu," balas Leon tak sabaran.

"Syaratnya gampang aja, mulai sekarang lu harus manggil gua abang," ucap Leo.

"Ha? Manggil lu abang? Ogah gue," ucap Leon kesal dengan syarat yang diberikan Leo.

"Ya udah, tunggu aja dua hari lagi, baru lu boleh pulang," ucap Leo.

"Ya udah, mending gua pulang nanti aja daripada harus manggil lu abang," balas Leon yang membuat Leo sedikit sedih. Setelah itu, Leo pun keluar dari ruangan Leon.

"Ah, kerasukan apa dia nyuruh gua manggil dia abang, ogah gue. Tapi kok gua gak tega ya liat wajah dia lesu banget pas tadi keluar. Ya udah lah, gak usah dipikirin, nanti juga balik lagi ke sini buat nemenin gua," ucap Leon.

⏱️⏱️⏱️

"Permisi, Dek, bangun dulu ya. Sudah waktunya makan siang," ucap seorang suster yang sedang membangunkan Leon.

"Mm.. Sus, ada liat abang saya gak? Dia gak ada ke sini?" tanya Leon kepada suster tersebut karena tidak melihat ada Leo di situ.

"Kayanya abang kamu belum ke sini deh, soalnya pas saya datang di ruangan ini cuma ada adek doang," ucap suster tersebut sembari mengganti infus Leon.

"Makanannya dimakan ya, Dek. Saya permisi dulu, nanti saya ke sini lagi buat antarin obat," ucap suster tersebut lalu pergi keluar.

"Leo beneran marah sama gua, kah? Biasanya dia nemenin gua mulu di sini," batin Leon gusar.

"Ah, daripada mikirin Leo, mending gua main HP aja biar gak stres di sini mulu," ucap Leon berusaha mengalihkan pikirannya. Makanannya juga belum ia sentuh sama sekali.

Saat sedang asik memainkan Twitter, ia tidak sengaja melihat postingan Alaric. Di mana dalam postingan tersebut, Alaric dan Leo sedang bermain di tepi laut.

 Di mana dalam postingan tersebut, Alaric dan Leo sedang bermain di tepi laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pantes gak ke sini, ternyata sama Alaric," ucap Leon lirih. Matanya juga sudah berkaca-kaca dan menumpahkan air mata.

"Leo jahat... Gua lagi sakit, dia malah main sama Alaric," ucap Leon sambil menangis. Karena ia lelah menangis, ia pun tertidur walaupun dirinya belum memakan makanannya sedikit pun.

Sedangkan di sisi lain, Leo sedang berkumpul dengan teman-teman gengnya sehingga melupakan Leon yang masih berada di rumah sakit.

⏱️⏱️⏱️

Pada malam harinya, Leo pun kembali ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan Leon lagi.

"Makanannya masih utuh? Dia gak ada makan?" ucap Leo sambil melihat Leon yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Pada saat ingin membuka selimut itu, ia mendengar suara isakan dari dalam selimut tersebut. Ia pun menarik selimut tersebut sehingga terlihatlah muka Leon yang memerah karena menangis dan juga penuh air mata.

"Le... Leon, kenapa lu nangis? Ada yang sakit?" tanya Leo khawatir.

"A... abang Leo jahat, pergi aja sono. Lu sama Alaric, ngapain ke sini lagi?" ucap Leon diiringi dengan tangisannya. Tetapi yang membuat Leo terpaku bukanlah suara tangisan dari Leon, tapi Leon yang memanggilnya 'Abang'.

"Bang Leo jahat kenapa, hm?" tanya Leo dengan hati yang senang karena Leon memanggilnya Abang.

Leon lalu mengambil HP-nya lalu menunjukkan foto Leo dan Alaric yang tadi ia lihat.

Leo yang melihat adiknya menunjukkan foto itu hanya tertawa pelan. Ternyata adiknya ini cemburu melihat postingan Alaric itu.

"Itu mungkin foto lama, Leon. Tadi abang bareng temen-temen abang, kok, bukan sama Alaric," ucap Leo sambil mengelus rambut Leon.

Sedangkan Leon yang mendengar itu, mukanya sudah merah menahan malu karena ternyata pikiran negatifnya itu salah.

"Nah, sekarang makan dulu. Ini makanan masih utuh, kamu gak ada makan?" tanya Leo.

"Dari siang, gua gak ada makan. Gak suka sama makanan rumah sakit," ucap Leon yang sepertinya sudah tidak lagi memanggil Leo dengan panggilan abang.

"Leon, sekarang panggil gua 'Abang' dan panggil diri lu sendiri pake nama. Jangan ada panggilan 'lu-gue' lagi," ucap Leo dengan tekanan.

Ia sudah menahan marah karena Leon ternyata tidak memakan makanannya sedari tadi siang dan ditambah lagi Leon kembali memanggil Leo hanya dengan 'Lu-Gue'.

"Gak mau, gua bukan adek lu, ya," ucap Leon, yang membuat Leo tersenyum tipis.

"Oh gitu, berarti gua mau main sama Alaric bebas kan ya, gua kan gak punya adek lagi," ucap Leo yang membuat Leon menahan kembali air matanya yang ingin jatuh.

Sepertinya semenjak masuk ke tubuh barunya, ia menjadi semakin manja dan cengeng.

"Ba...bang Leo, Leon kan adek Abang. Abang gak nganggep Leon," ucap Leon yang mulai menangis lagi.

"Tadi siapa ya yang bilang gak punya abang, jadi abang bebas dong mau main dan nganggep Alaric adek abang," ucap Leo yang sepertinya ingin menjahili adiknya ini.

"Gak boleh, Abang cuma abangnya Leon," ucap Leon dengan tangisannya yang semakin keras lalu langsung memeluk erat Leo.

Sedangkan Leo hanya membalas pelukan dari adiknya ini, sepertinya sekarang ia akan merasakan punya adik yang manja karena dulunya ia adalah anak tunggal.

Setelah Leon sudah tidak menangis lagi, Leo pun menyuapinya makanan. Walaupun awalnya Leon menolak makan, tetapi setelah dibujuk dan diberi penawaran bahwa besok ia boleh pulang, ia pun mau memakan makanan itu.

To be continued...

Karena lama ga update, jadi part ini aku bikin lebih panjang ya. Semoga kalian senang.

Oke, jangan lupa vote dan komen biar aku lebih semangat buat lanjut.
Bye

Transmigrasi TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang