Bab 1 (Tubuh baru)

1.4K 127 0
                                    

Selamat membaca




"Nghhh," lenguh seorang pemuda yang baru terbangun dari tidurnya.

Matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya, lalu memandang ke sekitar.

"ANJIR, SIAPA LU?" teriak pemuda itu saat menyadari ada pemuda lain di kamarnya. Teriakannya itu membuat pemuda lain itu juga terbangun.

"LU SIAPA, JIRR?" teriak pemuda tersebut balik saat merasa asing dengan pemuda di depannya.

"Kenalin, gua Adit. Lu siapa?" jawab Adit memperkenalkan diri lalu bertanya kepada pemuda satunya lagi.

"Lah, gua Dika. Jirr, kok muka lu berubah, Dit?" tanya Dika bingung.

"Lah, muka lu juga berubah, jir," jawab Adit tak kalah bingung.

Setelah itu mereka berlari ke kaca untuk melihat wajah mereka.

"Lah, kok wajah kita jadi sama sih?" tanya Adit bingung.

"Lah, iya ya. Seinget gua, terakhir kali kita kecelakaan gara-gara balapan," jawab Dika.

"Gara-gara lu, anjir. Ngajakin balapan jadi kecelakaan kita," ucap Dika kesal.

"Kan lu yang salah, bangsat. Ngapain numpahin minuman ke gua," balas Adit tak kalah kesal.

"Kan gua udah minta maaf, jir," ucap Dika.

"Ga iklas gitu. Ah, yaudah. Daripada ngomongin yang udah lewat, kita ada di mana sekarang?" jawab Adit mengakhiri pembicaraan mereka tentang kecelakaan itu.

"Cek coba, cari petunjuk di sekitar sini," ucap Dika.

Mereka pun mengecek satu persatu lemari dan akhirnya Dika menemukan sebuah buku.

"Woi, Dit. Gua nemu foto nih," teriak Dika kepada Adit.

"Foto apa?" ucap Adit. Setelah itu mereka membuka foto tersebut.

"Eh, pemilik buku ini kan Leon. Dan tadi dia nyebut 'abang'. Berarti disini gua abang, dong," ucap Adit.

"Dih, ogah gua nyebut lu abang," ucap Dika.

"Siapa yang mau lu jadi adik gua," jawab Adit.

"Tapi mulai sekarang lu panggil gua Leo, jangan Adit. Biar orang ga curiga," ucap Adit.

"Ya, lu juga panggil gua Leon, jangan Dika lagi," ucap Dika.

Oke, jadi sekarang nama panggilannya kita ganti ya. Adit jadi Leo, Dika jadi Leon.

Belum sempat menanggapi ucapan Dika, pintu diketuk dari luar.

"Leo, Leon, bangun. Kalian sekolah nanti terlambat," ucap sang mama dari luar.

"Iya, Ma. Leo sama Leon udah bangun," ucap Leo.

Setelah itu, mamanya pergi dahulu ke meja makan.

"Nanti aja kita bicarain lagi. Siap-siap dulu sekolah," ucap Leo.

"Y," jawab Leon mengiyakan.

Setelah itu mereka segera bersiap-siap menggunakan seragam mereka dan setelah itu mereka segera turun ke meja makan.

"Pagi, Ma. Pagi, Pa," ucap Leo dan Leon bersamaan.

"Pagi," sahut papa dan mamanya.

Setelah itu mereka memulai acara sarapan mereka. Sebenarnya setelah mandi tadi, Leo dan Leon menghampiri mereka sebentar dan menyerahkan beberapa ingatan kepada mereka.

Setelah selesai sarapan, mereka segera berangkat sekolah. Dengan Leon yang dibonceng oleh Leo karena sebelum Dika masuk ke tubuh Leon, Leon selalu diantar jemput oleh supir. Dan karena sekarang jiwa Dika lah yang menempati tubuh Leon, ia meminta motor kepada papanya dan diberikan walau dengan beberapa syarat. Dan untuk hari ini, Leon terpaksa berangkat dengan Leo walau ada perdebatan kecil.

To be continued...

Transmigrasi TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang