Saat itu dunia terasa berhenti berputar, aku tidak pernah menyangka akan ditinggalkan secepat ini, rabu 19 januari 2020 adalah hari yang paling aku benci karna hari itu papah yang menjadi panutan ku telah pergi untuk selamanya.
Mungkin orang beranggapan aku laki-laki yang bodoh karna terlalu lemah menerima kenyataan ini, tapi bagi ku kehilangan adalah kata yang paling aku benci dan orang yang kusayangi adalah orang yang harus selalu ada disampingku saat ini dan selamanya.*
*
*
*
*Braaakkkkk... (suara mobil yang menabrak trotoar jalan). Suasana di kilometer 20 tiba-tiba saja menjadi ramai, bukan karna lalu lalang kendaraan namun karna telah terjadi kecelakaan yang memakan banyak korban salah satunya Nicholas Sanjaya, seorang lelaki ternama yang banyak dikenal dikalangan pengusaha.
"Akhirnya aku berhasil mengalahkan laki-laki itu, siapa sangka hanya dengan sedikit rekayasa dia bisa berakhir dengan tragis, aku cukup puas dengan hasil yang ku dapat saat ini lihat saja kamu Sanjaya bukan hanya kamu yang ku habisi tapi keluargamu juga harus lenyap ditangan ku. Ini baru awal kehancuran mu" ucap Kiara Mackenzie berlalu pergi dari tempat kejadian.
Kiara berencana untuk menghapus jejak dengan membakar semua barang bukti atas kejahatan yang telah dilakukannya.
Pukul 09.30 kediaman Nicholas Sanjaya
Pagi ini Bunga Atmaja (istri Nicholas Sanjaya) sedang duduk di taman belakang bersama dengan anak bungsunya yang bernama Keisya Amora Sanjaya Adicipta.Keisya sayang... kelak kamu besar harus menjadi anak kebanggaan kami ya nak, mamah dan papah amat sayang kamu dan juga abang, mamah ingin kamu bisa selalu akur dengan abang karna mamah yakin kalau abang juga amat sayang sama kamu" ucap Bunga yang sedang mengelus rambut Keisya dengan lembut.
Keisya tidak menjawab ucapan orang tuanya, ia memang membenarkan semua ucapan mamahnya karna selama ini hanya bang narendra yang selalu ada disampingnya ketika dia kesulitan dalam mengerjakan PR, ketika ia di jahili oleh temannya dan ketika ia bermain di taman pun bang narendra lah yang selalu ada disampingnya.
"Nyoya... " ucap bi Inah ART yang sudah lama membantu di keluarga Sanjaya
"Iya bi ada apa?" Jawab Bunga
"Bibi cari di kamar ternyata nyonya ada disini, dari tadi handphone nyonya berdering terus sepertinya penting" ucap bi Inah yang memberikan handphone ditangannya."Trimakasih ya bi, maaf tadi saya lupa membawa handphone nya" jawab bunga.
Bunga pun mengambil handphone yang diberikan bi Inah dan mengangkat panggilan telephonenya.
Bagai tersambar petir disiang bolong bunga mendengar kabar buruk dari balik telphone, jantungnya berdekup kencang, tubuhnya begetar dan air mata pun tak terasa mengalir deras di pipinya.
"Maaassss Jay..." panggil Bunga dengan sisa tenaga yang ia miliki
Bunga menangis tanpa henti membuat bi Inah dan Keisya merasa heran "Ada apa dengan tuan, nyah? Tuan kenapa? Nyonya kenapa menangis?" Ucap bi Inah dengan panikKeisya yang tidak tahu apa-apa pun ikut menangis melihat kondisi mamah nya yang rapuh (dalam cerita Keisya berusia 8 tahun ya gaes jadi belum mengerti)
Bunga tidak sanggup menjawab pertanyaan bi Inah, saat ini hatinya sungguh rapuh, kegaduhan yang terjadi ditaman membuat narendra yang sedang masa pemulihan pasca opnam pun tersadar, Ia segera keluar dari kamarnya dan mencari tahu apa yang terjadi diluar.
Begitu kagetnya Narendra melihat mamah dan adiknya duduk di rumput taman belakang sambil menangis "Bi... ada apa ini? Kenapa mamah dan keisya menangis bi?" Tanya Narendra
Bi Inah pun bingung harus menjawab apa, pasalnya bi Inah tidak tau kenapa majikannya tiba-tiba saja menangis setelah mengangkat telphone yang ia berikan tadi "Bibi juga tidak tahu den, setelah mengangkat telphone tiba-tiba saja seperti ini"
Narendra pun sigap mengambil telephone yang ada di genggaman mamahnya, meskipun saat ini usia Narendra 12 tahun namun ia sudah cukup mengerti dengan kondisi yang ada karna papahnya selalu berpesan untuk menjaga mamah dan adiknya apapun yang terjadi.
Sejak Narendra kecil Sanjaya sedikit demi sedikit mengajarkan cara membela diri, bertahan hidup dan tetap kuat menghadapi cobaan terbesar sekali pun, karna itulah yang membuat Narendra tumbuh menjadi anak yang kuat, pemberani dan bertanggung jawab.
"Hallo, dengan siapa Saya bicara?" Tanya Narendra mencoba untuk mencari tahu
"Kami dari kepolisian, ingin mengabarkan kalau Pak Sanjaya baru saja mengalami kecelakaan saat ini sedang berada dirumah sakit harapan kasih" jawabnya
"Baik, trimakasih infonya pak kami akan segera kesana" ucap Narendra dengan air mata yang menetes di pipinya. Meskipun Ia mencoba tegar dihadapan mamah dan adiknya namun Narendra tetaplah seorang anak kecil.
Setelah mematikan telephone nya Narendra pun pergi untuk mencari Pak Yogi, supir pribadi yang selalu siap siaga jika dibutuhkan, namun sebelum pergi Narendra berpesan pada Bi Inah "Bi tolong jaga dan temani mamah dan Keisya ya Saya harus pergi"
"Baik Den" jawabnya
Mendengar Narendra akan pergi pun Bunga berucap "Sayang, kamu mau kemana? Mamah ikut nak, mamah harus lihat kondisi papahmu, mamah harus pastikan sendiri kalau papah kalia baik-baik saja""Mamah dirumah saja ya dengan Keisya, nanti Abang pasti kabarkan Mamah... Abang janji" ucap Narendra yang mencoba membujuk mamah nya untuk tidak ikut
"Ngga bang, mamah harus ikut abang belum cukup umur untuk mengurus semuanya" jawab bunga
Akhirnya narendra pun mengalah jika mamahnya sudah memaksa ia bisa berbuat apa "oke, mamah boleh ikut tapi mamah harus janji kalau mamah tidak boleh sedih lagi"
Bunga, narendra dan keisya pun akhirnya pergi kerumah sakit ditemani pak yogi.Diperjalanan bunga tak lepas berdoa, ia berharap suaminya akan baik-baik saja. Selama menikah sanjaya memang selalu memanjakan nya, memberikan kasih sayang yang tulus dan tidak pernah membiarkan istrinya terluka sedikitpun inilah yang membuat bunga menjadi pribadi yang bergantung pada orang disekitarnya, itu semua bukan tanpa alasan kejadian masa lalu yang membuat sanjaya sangat menjaga istri dan anak bungsunya.
Sesampainya di rumah sakit mereka segera ke ruang Information center untuk menanyakan kabar yang baru saja didapatnya "mamah dan adik tunggu disini ya, biarkan abang yang bertanya!" Ucap narendra yang meminta mamahnya untuk duduk di ruang tunggu.
Bunga tidak akan membiarkan anaknya mengerjakan sendiri, bunga pun menolaknya "ngga bang, mamah harus tanyakan sendiri karna mamah percaya kalau papah kalian sedang dikantor bukan disini"
"Permisi mba, kami dapat informasi kalau pagi ini ada korban kecelakaan bernama bapak Nicholas Sanjaya, apa benar ada dirumah sakit ini?" Tanya bunga di ruang Information center
"Tunggu sebentar ya ibu kami cek dulu" jawabnya
Susterpun melihat nama-nama pasien yang datang hari ini dan ternyata memang benar "Benar ibu pagi ini ada korban kecelakaan bernama bapak Nicholas Sanjaya saat ini sedang berada di ruang IGD"
"Ruang nya sebelah mana ya" tanya bunga
"Ibu lurus belok kiri lalu lurus sampai dipertigaan belok kekanan" jawabnya
"Trimakasih untuk infonya ya mba" ucap bunga, Setelah mendapatkan informasi merekapun pergi.
Sesampainya diruang IGD bunga segera menghampiri suaminya didalam bertapa kagetnya ketika ia masuk dan melihat suami nya "MAAASSSS JAAYYY...."Kira-kira apa yang terjadi dengan mas jay ya??? Mau tau kelanjutan ceritanya??🤔 Jangan lupa untuk selalu ikuti terus update terbarunya ya,,,, see you tomorrow👋👋👋
![](https://img.wattpad.com/cover/364104511-288-k278921.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Abang
Fiksi RemajaAbimana Narendra seorang pria yang memiliki kisah yang kelam, dimasa kecilnya dia harus dihadapkan oleh kenyataan yang pahit disaat seorang anak pada umumnya memiliki waktu bemain bersama dengan teman-temannya namun dia harus rela kehilangan itu se...