CHAPTER 2

2.5K 200 24
                                    

      
    
   
Proses pembuatan film terasa cepat karena seluruh pelakunya adalah orang profesional dan sungguh-sungguh untuk pekerjaannya. Pengambilan gambar juga rasa dari alur yang diberi oleh tiap aktor sangat pas, karakter yang mereka tampilkan nampak seperti ya diri mereka aslinya.

Walau terjadi beberapa perubahan dalam dialog, gestur tubuh dan sudut pandang pengambilan video tapi hal tersebut diambil untuk hasil yang lebih baik dan alur cerita terasa lebih nyata.

Seperti saat ini, pengambilan gambar dari pemaparan tokoh yang akan dimunculkan diawal film dimana sang sutradara Heeseung ikut berlakon sebagai 'MadBlood' seorang broker narkoba dan senjata yang ingin merebut suatu 'rahasia' yang dimiliki oleh seorang mantan prajurit asal Australia.
Pihak sebrang jelas tidak bodoh dengan membiarkan orang penting itu sendirian.
Ia dijaga oleh banyak pihak kuat dari berbagai negara yaitu putra terkuat yakuza Jepang, ahli biologi muda yang kabarnya adalah anak terbaik dari salah universitas terkemuka juga seorang letnan muda Australia yang merupakan keponakannya.

Lawan yang menarik bukan?

Konflik pelik yang awalnya hanya dari beberapa individu bisa meluas jadi masalah antar negara.

'Rahasia' yang dimiliki lawan adalah sesuatu yang katanya bisa jadi senjata penghancur masal.

Madblood yang karakternya keras tanpa belas kasih siap tumbangkan setiap lawannya tanpa ampun. Dirinya kini perkuat diri dengan 2 orang yang namanya kini sekarang sedang banyak dicari para bos mafia. 'Sunny' si penghancur dalam kaca juga 'Benjamin' sang bayangan. Julukan yang sangat kuat.

Hebatnya para aktor ini bisa selesaikan satu adengan hanya dengan 1 kali take pengambilan gambar. Sangat efisien waktu dan tenaga.

Paling hanya dibeberapa scene yang harus menunjukan perkelahian yang harus sedikit dikontrol, karena semua pemeran menolak menggunakan pemeran pengganti. Tim jadi harus lebih hati-hati dan siaga karena dikhawatirkan membuat pemain luka hingga cedera serius.

Seperti Sunghoon yang harus betulan terpukul hingga ujung bibirnya sobek. Berdarah sedikit tapi ngilu buat pelafalan dialognya dibeberapa adengan selanjutnya terganggu karena kurang jelas, ringisan perih juga beberapa kali ia lakukan yang buat dalam peran terlihat baik tapi tetap saja sakitnya harus diperhitungkan.

Sunoo menatap Sunghoon terus ketika waktu istirahat. Ia ikut meringis ketika Sunghoon sepertinya lupa dengan lukanya hingga ketika minum linu membuka mulut ia kembali meringis.

Sunoo dasarnya pengasih dan perhatian pada tiap orang reflek mendekat mengelap luka itu pelan . Sunghoon kaget dengan gerakan itu juga Sunoo yang ikut kikuk sadar dirinya sentuh sang lawan main bukan dalam kepentingan adengan.

“E-Eh maaf. Luka nya berdarah lagi..” Sunoo membungkuk karena melihat wajah Sunghoon yang nampak tak suka.

“Iya lumayan perih” Sunghoon malah mendekatkan lagi jari lentik Sunoo ke lukanya, seperti anak kucing yang minta dielus. Wajah Sunghoon yang terlihat dingin jika dilihat dari jarak sedekat ini malah nampak polos.

“Sunbae tadi melakukannya dengan sangat baik, hingga harus terluka begini. Suatu kehormatan bisa saja projek denganmu” Ucap Sunoo sopan masih dengan wajah kikuk.

“Kak. Panggil aku dengan kak, kita beda 2 tahun bukan? Dan Sunoo maaf jika aku terlihat angkuh dan arogan. Sungguh, aku tidak bermaksud hanya saja aku tidak terbiasa banyak bicara bahkan dengan managerku. Aku iri lihat kamu mudah dekat dengan yang lain”

Ujar Sunghoon panjang. Sunoo memang seseorang yang sangat mudah berkomunikasi dengan orang banyak. Dengan Jake ia sudah seperti kenal lama, dengan para kru di lokasi juga ia nampak selalu bisa berbaur bergurau saling canda hangatkan tempat kerja hingga lelah tidak terlalu terasa.

SASAENG - KSN ft. EN- HyunglineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang