(multimed emang gak nyambung tapi gpp yg penting dia ganteng(ttd kris))
-
Aku mengantar Connor pulang terlebih dahulu. Perutku lapar bukan main. Sekarang baru jam 4 sore, dan sedihnya makan malam baru jam 6 nanti. Mau pesan deliveri, nggak punya uang. Seandainya aku punya pacar, pasti aku sudah minta tolong pada pacarku untuk membawakanku makanan.
Punya pacar itu memang berguna.... Sampai pada akhirnya kalian putus karena alasan bodoh. Seumur hidup aku cuma pernah pacaran dua kali-itupun pas aku masih SD. Mantanku yang pertama adalah Lauren Westphalen. Kami pasangan yang serasi sampai-sampai aku yakin kami akan menikah kapan-kapan.
Tapi Lauren meninggalkanku untuk cowok lain cuma karena waktu itu aku nggak kasih dia hadiah lipstick sewaktu ulang tahunnya. Waktu itu aku nggak tau apa-apa soal lipstick, dan yang aku tau lipstick itu berwarna dan rasanya pahit (kata mom). Trus aku kasih Lauren satu kotak krayon isi 24 biar dia bisa ngewarnain bibirnya merah kuning ijo biru ungu.
Eh tau-taunya aku diputusin.
Mantan keduaku, Morgan Nettleton. Putusnya kami malah lebih nggak jelas. Dia pindah ke Ohio, trus menghilang kabar gitu aja. Aku galau. Jelaslah galau.
Trus, ditengah-tengah kegalauan itu, di suatu hari saat musim hujan badai tornado melanda Oklahoma, aku mendapatkan kabar soal Morgan dari temanku yang juga temannya yang punya teman lain lagi yang punya teman jauh di Ohio dan dia kenal Morgan.
Katanya, Morgan sudah pacaran (nikung) dengan cowok tukang fotokopi dari Target. Namanya Alex. Alex From Target.
Berita yang lebih buruknya lagi, Alex From Target tau-tau aja terkenal di twitter. Sampai masuk Ellen Show lagi! Trus aku minta ke mom untuk membelikanku mesin fotokopi supaya aku bisa berlatih sebelum kerja di Target agar nanti aku bisa terkenal dan mendapatkan Morgan lagi, tapi mom selalu bilang tidak.
Love life-ku memang kelam. Semoga saja aku bisa berjalan mulus dengan Nicola. Tapi dia dua tahun lebih tua dariku, dan aku harus berusaha lebih keras supaya bisa memenangkan hatinya-well wish me luck.
-
Oke jadi aku mengantarkan Connor pulang dulu, lalu aku yang pulang. Rumah kami terletak di beda jalan tapi masih berada di satu kawasan. Sesampainya di rumah, begitu aku turun dari mobil, langit diatasku tiba-tiba berubah mendung dan angin berhembus kencang seperti mau badai.
Aku bengong. Apa seperti ini cara alam menyambut kedatangan orang ganteng? Entahlah, aku tidak tahu. Jadinya aku mengira "Oh pasti mau hujan."
Tapi, itu salah besar.
Salah besar ternyata kalau kau juga mengira langit mendung dan angin ini adalah pertanda akan hujan.
Sampai akhirnya aku benar-benar masuk ke dalam rumah-
"BAAAAAABBBBEEEE!!!!!!"
Refleks aku menutup hidung-eh telinga. Lalu aku terdiam.
Nggak, ini nggak mungkin banget!
Aku kenal betul siapa pemilik suara menggelegar ini.
Shit tapi ngapain juga dia disini?!
"MY BABE GEE UDAH PULANG YAAA?!!!"
Sial ternyata bener itu 'dia'. Sebelum terjadi apa-apa mending aku menyelamatkan diri-
"HAYO MAU KEMANA?!" seorang menangkapku yang tinggal sejengkal lagi dari gagang pintu. Parahnya, dia menggunakan tali rodeo yang melilit di badanku. Aku jatuh dan terseret di lantai, sementara orang itu tertawa gembira melihatku merana.
"AWAS HIDUNGKU NANTI DATAR AKIBAT KEGOSOK SAMA LANTAI!!" jeritku histeris tapi dia tidak mendengar. Sengaja. Orang itu berhenti menarik tali ketika aku akhirnya tiba dihadapannya, dan bersusah payah untuk duduk. Serius, susah lho buat duduk dalam posisi badan dan tangan keiket. Gak percaya? Coba saja sendiri.
"OH GREYSON MY BABE!!" dia menyambutku histeris (lagi) bahkan sampai bawa sebuah party popper, seolah-olah aku baru kembali dari petualangan berabad-abad mengarungi negeri antah berantah.
Baru juga tadi diomongin, orangnya udah nongol disini juga. Ew.
So my beautiful readers, dia adalah Morgan Nettleton, mantanku yang tadi aku bicarakan. Cewek satu-satunya yang pernah membuatku ngambek 13 hari 13 malamminta dibelikan mesin fotokopi. Terserah kalian sih mau manggil dia Morgan, Nettleton, Netflix, Morgan Nenteng Beton, terserah! Aku sudah tidak peduli lagi! Dia sudah benar-benar membuat aku sakit hati selama ini. #Drama
Tapi ngomong-ngomong kenapa cewek ini bisa tiba-tiba muncul?! Dan pantes aja langit diluar tiba-tiba mendung. Rupanya karena ada dia.
"Kukira kau pindah ke Ohio?"
"Aku kembali demi kelanjutan kisah cinta kita berdua, babe."
Hoek. Tolong kresek muntahnya ATAU TELWPON 911!
Eh maksudku *Telepon. Ugh tuh 'kan aku sampau typo.
AAAHHH maksunya *sampai.
Duh *tarik napas* maksudku *M-A-K-S-U-D-N-Y-A
AAAHHHH SIAL INI SALAH MORGAN BELUM ADA 5 MENIT AKU KETEMU DIA TAHU-TAHU AKU SUDAH TYPO 3X
"Ini kenapa pakai tali juga sih?" semprotku sewot. Morgan cuma terkikik lalu melepaskan tali dibadanku. Selama itu juga dia kedip-kedip manja. Dasar cewek genit. Tukang nyari kesempatan.
"Kamu tau gak aku kangen banget sama kamu, Grey?"
Ew, dasar labil. Perasaan seleranya dia tukang fotokopi deh? Kok tiba-tiba jadi aku?
"Jangan ganggu aku." setelah lepas dari tali aku melengos melewatinya dan berjalan menuju tangga. Tapi orang yang satu ini malah mengejarku trus nemplok di tanganku lengket-lengket seperti cicak kelebihan lem.
"Apasih?!" dengusku kesal. "Lepas!"
"Gamau!"
"Lepas!"
"Gamau!"
"Lepas!"
"Gamau!"
"Lep-" astaga bagian ini benar-benar membuang-buang napas. Tapi orang ganteng gaboleh nyerah! "Lepas atau aku telepon polisi!"
"Gapapa kok Gee! Biar kita bisa sekalian diborgol berdua, trus dipenjara berdua dan bisa lebih banyak menghabiskan waktu berdua."
Ya Tuhan entah cobaan apalagi yang Engkau berikan pada hambamu yang ganteng ini. Hamba sudah kurus kerempeng, dibully, trus dipertemukan lagi dengan mantan kayak keong beracun gini.
Yang tabah, Grey, yang tabah. Lagipula aku masih punya jurus andalan.
"Ya sudahlah kalau kau tidak mau melepaskan lenganku," aku menatapnya benci kemudian menarik napas dalam-dalam. Oke ini dia jurus andalanku disaat kepepet. Satu... Dua... Ti-
"MOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOMMMMMMMMMMMMM!!!!!"
-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daily Greyson//Greyson Chance
FanficDia Greyson Chance. Bukan si nerd, bukan juga si badass ketua geng penguasa sekolah. Dia cuma remaja biasa, dengan kehidupan membosankan namun memiliki obsesi besar untuk menjadi terkenal 'seperti' (atau kata sesungguhnya: "MELEBIHI") sahabatnya, Co...