05

7 2 0
                                    

"Lo yang malam itu kan?"

Pemuda itu tak merespon, jelas ia tak merespon, telinganya saja di tutupi oleh earbuds.

Sudah sedari tadi ia mengunakannya, dari seawal guru masuk bahkan di mana orang yang di sampingnya ini mengenalkan diri yaitu Galan, ia bahkan tak mendengarkannya.
Bahkan di saat Galan duduk di sampingnya saja ia tak menyadarinya. Pemuda itu telah tengelam akan alunan musik yang ia dengarkan, itu sudah menjadi kebiasaan seorang Carfel.

Menurutnya tidak ada yang penting, lagi pula tidak akan ada yang bertanya padanya atau menyapanya pada akhirnya ia hanya akan tengelam dalam meelodi dan pikiranya saja.

Tetapi hari ini cukup berbeda, seorang Carfel yang tak pernah di sapa atau di tanya jika tidak ada maunya. Sekarang ini ia di tanyai? Walau ia tak merespon tapi jujur ini mengejutkan.

20 detik berlalu dan yang dilakukan Galan hanya menatap murid sebangkunya dengan tatapan aneh. Benar-benar tidak ada respon sama sekali. Cowok itu benar-benar tidak dianggap keberadaannya.

"Oke, mungkin Lo nggak dengar"
Galan mendadak menyambar ponsel yang tengah asyik dimainkan oleh pemuda itu, dengan kasar.

Reflek pemuda itu alias Carfel berdiri hingga kursi yang ia duduki yerdorong dan jatuh terjengkang. Carfel menatap Galan tanpa ekspresi, sebenarnya ia bukan marah karena ponselnya di rebut namun karena ia kaget.

Carfel menjulurkan tanganya meminta ponselnya kembali.

Tangan Galan gesit menghindari tangan Carfel yang hendak mengambilnya kembali.

"Ngga bisa semudah itu, wleee"
Galan menjulurkan lidahnya lalu berlari dengan tangannya kanannya yang masih membawa ponsel milik Carfel.

'merepotkan' Carfel ikut berlari mengejar Galan terjadilah kejar-kejaran tom and jerry.

"Balikin ponsel gue." Jarak antara Galan dan Carfel kini hanya 1 meter saja.

Galan memberhentikan langkah larinya, membuat Carfel berusaha untuk meraih ponsel yang selalu gagal ia tangkap.

Galan terus mundur dengan Carfel yabg semakin kesal. Bahkan murid yang berada ditempat melihat mereka dengan tatapan heran.

Brukk

Ups, Galan tidak sengaja menabrak seorang pria yang sedang membawa semangkuk bakso dan segelas es teh. Alhasil makanan tersebut tumpah dan mengenai baju pria yang kini emosinya hampir meledak.

"KAMU PUNYA MATA NGGAK SIH?! BAJU BAPAK JADI KOTOR KANN!"

Galan memasukkan ponsel Carfel kedalam saku celananya. Menatap guru itu bingung.

"Lah kan bapak yang nabrak saya"

Guru itu berdecak. "Lhoh! Udah salah tidak mau mengaku! Murid seperti-"

"Sstt, kuping saya alergi ceramah", Galan menutup bibir guru itu dengan jari telunjuknya.

Guru pria itu tercekat. Ia langsung menampis tangan Galan. Tatapan di kedua kornea nya sungguh menakutkan, melotot nyaris nylotot.

"Dimana letak attitude kamu?! Sudah salah tidak mau mengakui! Apa kamu tidak diajarkan sopan santun oleh orang tuamu?! Ha?!", emosinya yang sudah diujung ambang.

Wajar, ia belum pernah bertemu dan mendapati seorang murid yang berperilaku tidak pantas kepadanya.

Galan tertawa. "Terserah bapak deh"
Galan menatap Carfel kemudian pergi dari tempat.

Dada guru itu naik turun. Menatap punggung cowok itu penuh amarah. Ia menoleh ke Carfel.

"Kamu juga! Panggil teman kamu. Ikut saya ke ruang BK"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GangleadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang