Hilir angin sejuk terhirup begitu segar dengan dedaunan yang sesekali saling berjatuhan. Embun tipis hampir sirna tergantikan dengan kedatangan sang surya.
Lampu-lampu jalan satu-persatu mati secara otomatis karena masanya telah digantikan oleh waktu.
Di salah satu bilik dengan cahaya remang-remang seorang remaja tersenyum di depan cermin melihat penampilannya yang begitu menawan.
" Ganteng banget sih anak ayah ini..." Pujinya pada diri sendiri.
Lalu langkah kecilnya membawa ke luar kamar dengan senyuman yang tidak pudar.
" Ayaaah..."
Suara cerianya bagaikan obat penyembuh rasa lelah. Yang terpanggil namanya pun langsung tersenyum lembut dan berbalik kebetulan ia sedang sibuk memasak di dapur.
" Pagi anaknya ayah... Ya ampun manis banget sih ini anak manjanya ayah..."
" Jangan panggil manis ayah... Senja itu ganteng..."
" Oh iya, ganteng dan manis..."
" Iihh ayah..."
" Udah,udah... Senja duduk aja dulu sana,ayah bentar lagi selesai kok masaknya..."
" Oke deh yah..."
Cup*
Tiba-tiba saja Senja mencium pipi ayah lalu berlari ke meja makan. Hal itu membuat ayahnya makin tersenyum dan melanjutkan kegiatan yang sempat terhenti.
" Kak Jovan belum bangun yah?"
" Kayaknya deh,coba kamu cek di kamar..."
" Gak mau ah yah,nanti Senja di lempar bantal lagi kayak kemarin..."
" Kan kak Jovan udah minta maaf,udah sama bangunin nanti kalo gak dibangunin tambah marah dia..."
" Yaudah deh Senja bangunin Kakak dulu ya yah..."
" Iya sayang..."
Senja berjalan menuju salah satu kamar. Sesekali ia berhenti dan bermain dengan kucing peliharaan keluarganya yang ia beri nama Cute. Padahal warna kucing itu dominan hitam tapi entah mengapa ia beri nama Cute.
Tibalah Senja di depan kamar Kakaknya yang masih tertutup rapat dan tak terdengar apapun.
" Kak Jovan,Senja masuk ya..."
Cklek*
Pintu kamar terbuka dan menampilkan gundukan selimut yang diduga Senja adalah Kakaknya.
" Kak,kak Jovan... Bangun..."
Senja menggoyang sedikit tubuh kakaknya namun masih tidak di respon.
" Ish,kakak bangun dong..."
" Apa sih Senja?"
Suara serak khas orang bangun tidur terdengar dari kakaknya,jangan lupa dialek kesalnya pun mengikut.
" Bangun kak,udah pagi..."
" Kakak lagi gak enak badan..."
Setelah itu Jovan menutup tubuhnya lagi dengan selimut. Hal itu tentu membuat Senja panik lalu pergi keluar kamar Jovan.
" Pasti ngadu ke ayah ck bodo ah,orang beneran sakit..." Keluh Jovan.
Di dapur Senja menghampiri ayah yang sedang sibuk memasak.
" Ayah kak Jovan sakit..."
" Beneran sakit kakak?"
" Iya ayah... Kakak gak mau keluar dari selimut berarti kakak sakit beneran..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepi dan Kesendirian
Teen FictionTerlalu takut untuk sendiri tapi lupa apa itu keramaian. Terlalu asing untuk saling mengenal walaupun dengan aliran darah yang sama.