"Aku ingin bahagia, tapi sepertinya aku harus membayar mahal untuk itu. Sangat mahal sehingga orang seperti ku tidak mampu mendapatkan nya."
-Na Jaemin-
___________________________________________________DISINILAH Jaemin sekarang, disebuah toko ponsel. Ia tengah memandangi ponsel lamanya hasil dari mencuci baju tetangganya. Sekarang ia harus menjual demi bisa menyewa tempat tinggal.
Uang hasil menjual ponsel tersebut hanya mampu menyewa kontrakan selama 4 bulan kedepan. Maka dari itu ia memilih untuk berhenti sekolah dan berkerja full untuk biaya hidupnya, bahkan ada nyawa lain yang juga harus ia biayai. Iya, anaknya begitu kuat dan tida berhasil ia gugurkan, ia juga bertekad untuk melahirkan dan merawat sang anak seorang diri.
Dengan ia berhenti sekolah juga akan membuatnya tidak bertemu dengan Jeno, ia sudah lelah menghindari ayah dari anak nya tersebut.
"Huftt~ baiklah, kau harus kuat yah sayang. Bantu Buna, jangan rewel agar Buna bisa berkerja dengan giat untuk biaya kehidupan kita dimasa yang akan datang."
Gumam Jaemin sebelum akhirnya memejamkan matanya untuk hari yang lebih melelahkan esok hari.
Keesokan harinya Jaemin mengambil orderan mencuci baju tetangga, ia senang dihari pertama sudah banyak yang memakai jasa nya.
Disore hari ia menggunakan tenaganya untuk menjadi kuli angkut barang di toko yang tak jauh dari kontrakan nya. Disana Jaemin sempat hampir pingsan karena kelelahan, namun kembali lagi, ia harus kuat dan tetap semangat untuk mengumpulkan biaya persalinan nanti. Jaemin juga masih berkerja ditempatkan semula pada malam hari, jadi ia hanya mempunyai sedikit waktu untuk istirahat malam.
"Na Jaemin?" Jaemin menoleh ketika mendengar suara seseorang memanggilnya.
Ia mengerutkan keningnya ketika melihat orang tersebut, Jaemin merasa tidak mengenali orang tersebut tapi mengapa orang itu seakan mengenalinya.
"Maaf.. Apa kita saling mengenal sebelumnya?" Orang itu tampak murung saat ditanya demikian namun kembali tersenyum lagi.
"Kau benar Na Jaemin?" Jaemin mengangguk ragu.
"Aku merasa sedih kau melupakanku Na, tapi aku berharap semoga Renjun tidak. Apa yang kau lakukan disini?"
"Kau juga mengenal Koko ku?"
"Astaga aku rasa kau benar benar melupakan ku, baiklah sekarang ku kenalkan kembali siapa diriku. Aku Guanlin, sahabat masa kecil Renjun."
Jaemin tampak masih mengingat ingat siapa sosok tersebut dan setelah ia mengingatnya, binar indah tampak tercipta dimatanya. "Koko Guan!!"
Guanlin tersenyum hangat saat Jaemin berhasil mengingatnya. Keduanya beralih duduk di sebuah kursi di bawah pohon. "Koko dari mana saja, mengapa baru kembali sekarang. Ko Guan membuat Koko ku menunggu lama."
Guanlin terkekeh "Koko hanya mengikuti kemana orang tua Koko pergi saja waktu itu Na, bagaimana kabar Renjun?"
"Koko baik baik saja, ia tumbuh menjadi seorang yang manis dan sangat di kagumi di sekolah." Saut Jaemin dengan antusias nya, ia merindukan Renjun jadi ia sangat bahagia ketika bertemu dan mengobrol dengan sahabat masa kecil Kakaknya.
"Benarkah? Kurasa ia sudah memiliki kekasih."
"Kalo itu aku tidak tau, tapi seperti nya Koko tidak tertarik dalam hubungan asmara sekarang. Koko sangat pintar dan terlihat fokus belajar dibanding pergi berkencan dengan seseorang."
"Aku tidak yakin, mendengar ceritamu tentang seberapa populer ia disekolah itu memungkinkan ia 99% sudah memiliki kekasih." Jaemin melihat wajah Guanlin yang tampak muram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Jaemin || NOMIN ✔️
DiversosJaemin, pria manis yang rapuh namun dituntut kuat oleh keadaan, entah apa tadir semesta untuknya. Diperlakukan tidak baik oleh teman teman nya, tidak diakui Kaka kandungnya, tidak diharapkan oleh keluarga nya. Akan kah ada saat dimana ia merasakan...