07

6K 327 6
                                    

"Aku ingin bahagia, tapi sepertinya aku harus membayar mahal untuk itu. Sangat mahal sehingga orang seperti ku tidak mampu mendapatkan nya."

-Na Jaemin-
___________________________________________________

SEJAK hari dimana Jeno meyakin kan Jaemin waktu itu, keduanya menjadi semakin dekat hingga sekarang. Jaemin merasa jika ia pun sudah mulai mencintai Jeno, Jeno sendiri sudah beberapa kali mengungkapkan perasaan nya namun tak kunjung di jawab oleh si manis.

Jaemin masih menimbang nimbang, hingga akhir nya ia yakin bahwa Jeno benar benar tulus mencintainya. 3 bulan ini ia merasa bahagia meski tetap di bumbui luka dimana ia masih sering di perlakukan tidak baik disekolah terlebih lagi kedekatan nya dengan Jeno membuat murid murid tidak suka terutama para wanita dan pihak bawah.

Juga sang ayah yang tidak segan segan menghukum nya jika ia melakukan kesalahan baik itu besar atau kecil sekalipun.

Seperti sekarang, Jaemin tengah di kunci dikamar mandi oleh sang Ayah.

Yuta yang kesal dengan nilai ulangan Jaemin yang berada dibawah rata rata pun menghukum anak malang itu dan menguncinya di kamar mandi semalaman.

"Yuta, apa tidak keterlaluan mengunci nya di kamar mandi? Sekarang tengah hujan Yuta, hawa di luar sangat dingin apalagi di kamar mandi." Ujar Winwin yang duduk disamping Yuta yang fokus membaca majalah.

"Kau kasihan pada nya?"

Winwin menunduk, "Biar bagaimanapun dia putra ku." Winwin semakin menunduk kala mendapati sorot tajam dari Yuta yang seolah menusuk mata hingga hatinya.

"Kau menyayanginya?"

"B- bukan sep—"

"Aku tidak masalah jika anak itu adalah anakmu dari suami mu sebelum aku, aku akan berusaha menyayanginya. Tapi ini apa? Anak itu hasil dari laki laki yang sudah melecehkan mu Winwin. Benih si keparat yang sudah hampir menghancurkan keluarga kita."

"Apa anak itu pantas untuk di kasihani?!"

"Dia tidak bersalah Yuta!" Winwin memberanikan diri menatap mata elang Yuta serta membentaknya.

"Oh begitu? Kau sudah berani melawan ku hanya karena anak sialan itu?"

Winwin terdiam, ia menjadi was was jika Yuta Sudah berkata seperti itu. "Aku sudah muak dengan semua ini."

Yuta beranjak dari duduk nya, ia kemudian berjalan ke arah toilet. Winwin yang melihat itu ikut beranjak, "Yuta, apa kau ingin mengeluarkan nya?"

"Iya kau benar, aku akan mengeluarkan nya."

Cklk!

Keadaan Jaemin sangat mengkhawatirkan, bibir pucat, kulit kaki dan tangan yang sudah mengkerut. Mata nya terlihat sayu dan kosong, posisi nya juga meringkuk dan menggigil hebat.
Bagaimana tidak, Jaemin sudah 4 jam lamanya didalam.

Winwin menutup mulut nya tak kuat melihat anak malang nya tersebut, sementara Yuta. Ada sedikit perasaan iba namun dengan cepat ia tepis.

"A- ayah.." Lirih Jaemin yang tak begitu jelas terdengar.

Yuta mendengat, bukannya mengangkat tubuh Jaemin. Tangan kekar itu malah menyeret tubuh ringkih Jaemin dengan menarik tangan lemah yang meminta pertolongan tersebut.

Winwin yang melihat itu sudah berderai air mata, dari banyak nya siksaan yang Yuta beri. Ini yang paling berlebihan.

"Anak tak sialan! Sudah untung aku mau menaruh margaku di belakang nama mu, sudah untung aku mau menampung mu di rumah ku dan mau menyekolahkan mu. Tapi apa balasan mu? Kau justru mempermalukan ku dengan kebodohan mu itu!"

Uri Jaemin || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang