10 - Secret

203 25 4
                                    

Hallo readers/siders

Happy reading


Trista berjalan pelan menyusuri lorong rumah sakit untuk mengantarkan makan siang untuk Hangyeol, dirinya berjalan mengikuti tangga darurat karena ingin menghindari gosipan para pekerja karena ia yang tiba-tiba saja mengundurkan diri disebabkan menjadi pacar dan calon nyonya Baek.

Langkah Trista tenang dan hatinya yakin saat dia melintasi lorong rumah sakit. Dia telah membuat keputusan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai perawat, bukan karena cinta yang tumbuh di antara dia dan Hangyeol, tetapi karena dia ingin melanjutkan hidupnya dengan lebih baik.

Saat Trista tiba di ruang Hangyeol, dia melihatnya sedang duduk di kursi, terlihat lelah tapi tetap fokus pada pekerjaannya. Sebuah senyum tipis mengembang di bibirnya saat dia melihat Trista memasuki ruangan.

"Halo, sayang," sapa Trista dengan lembut, meletakkan kotak makan siang di atas meja kecil di dekat tempat duduk Hangyeol.

Hangyeol mengangkat pandangannya dari pekerjaannya dan senyumnya merona saat melihat Trista. "Hai, sayang. Terima kasih sudah membawa makan siang."

Trista tersenyum melihat Hangyeol yang tetap fokus pada pekerjaannya meskipun terlihat lelah. Dia melangkah mendekati Hangyeol dan mencium pipinya dengan lembut sebelum duduk di sebelahnya.

"Aku tahu kamu sibuk, jadi aku membawakanmu makanan favoritmu. Ayo makan bersama-sama," ajak Trista sambil membuka kotak makan siang dan menyajikan dihadapan Hangyeol.

"Oh ya Trista kau masuk dari tangga darurat?"

Trista mengangguk sembari mengambil sesendok makanan bermaksud untuk menyuapi Hangyeol. "Iya memangnya kenapa?"

"Lain kali jangan lewat sana. Kau bisa terjatuh dan tidak akan ada yang menolongmu nanti."

Hangyeol memberikan nasehat dengan suara lembut, menunjukkan perhatiannya terhadap keselamatan Trista. Meskipun terdengar seperti hal kecil, namun Hangyeol selalu memperhatikan keamanan Trista padahal bukan itu maksud lainnya. Hangyeol menyadari jika sampai Trista melihat apa yang ia lakukan ataupun bertemu dengan kakaknya yang sudah menjadi eksperimen maka semuanya akan jadi sangat berbahaya.

"Terima kasih, Hangyeol. Aku akan lebih berhati-hati," 


------------------------


Setelah selesai makan siang bersama, Trista mengamati ruangan Hangyeol karena pria itu tiba-tiba dipanggil untuk pemeriksaan selanjutnya. Maniknya menatap ruangan itu yang sedikit berbeda dari sebelumnya, ruangan ini tampak dipenuhi oleh buku-buku dan juga terlihat beberapa foto keduanya yang masih ada dimeja kerja. Namun, pandanganya teralihkan pada pintu diujung ruangan yang membuatnya sedikit penasaran karena ia baru saja melihat pintu itu.

Trista memperhatikan pintu itu dengan rasa penasaran yang tumbuh di benaknya. Dia tidak ingat pernah melihat pintu itu sebelumnya di ruangan Hangyeol. Dengan perasaan ingin tahu yang menggelora, dia mulai melangkah mendekati pintu itu, ingin mengetahui apa yang ada di baliknya.

Saat dia hampir sampai di pintu, Hangyeol kembali masuk ke dalam ruangan, memperhatikan langkah-langkah Trista dengan rasa penasaran.

"Ada yang menarik perhatianmu?" tanya Hangyeol dengan senyum yang terukir di bibirnya.

Trista sedikit terkejut oleh kedatangan Hangyeol, tetapi dia tersenyum sambil menunjuk pintu itu. "Ya, aku tidak pernah melihat pintu itu sebelumnya. Apa yang ada di balik sana?"

Hangyeol melangkah mendekati Trista, lalu dia tersenyum sambil menarik kunci dari gangang pintu itu perlahan. 

"Ini adalah ruang penyimpanan obat-obatan dan peralatan medis tambahan," jelas Hangyeol sambil menatap Trista. "Aku pikir kamu tidak akan tertarik untuk melihatnya."

Trista mengelengkan kepalanya, "Aku tidak pernah melihat ini sebelumnya jadi aku sedikit penasaraan."

Hangyeol tersenyum, memasukan kunci itu pada saku jasnya kemudian merangkul bahu Trista kedalam dekapannya. "Sudahlah. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."

"kemana?"

"Rahasia, sayang."

"Baiklah."

Hangyeol tersenyum, kemudian merangkul Trista untuk mengikuti langkahnya meninggalkan pintu itu dengan senyuman tipis dan lirikan tajam dimata Hangyeol. Ruangan itu akan menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas, namun  jika sampai Trista mengetahui itu maka ia bersumpah untuk melakukan suatu agar Trista tak mengingatnya kembali. 

Apapun yang ia lakukan hanya sebuah obsesi besar, melakukan eksperimen untuk mengubah sang kakak menjadi manusia titan dan tentu saja untuk memiliki kekasih sang kakak yang sangat ia cintai. Dia tahu bahwa apa yang dia lakukan bisa berbahaya, bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi Trista dan bahkan kakaknya. Namun, dorongan untuk mencapai tujuannya begitu kuat sehingga dia tidak bisa menghentikannya.

Sementara itu, Trista tidak menyadari rahasia gelap yang disembunyikan Hangyeol. Dia hanya merasa senang bisa bersama dengan orang yang dicintainya, meskipun kadang-kadang ada kekhawatiran yang mengganggu pikirannya. Namun, untuk saat ini, dia memilih untuk menikmati momen bersama Hangyeol dan tidak membiarkan kekhawatirannya mengganggu kebahagiaan mereka.

Memang gadis yang bodoh.

TR

3 3 24

TRAPPED [ T A M A T ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang